Anwar Ibrahim: Para Menteri Setuju Potong Gaji 20 Persen
Reporter
Daniel Ahmad
Editor
Sita Planasari
Senin, 5 Desember 2022 17:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim memastikan kabinetnya telah menyetujui pemotongan gaji bagi para menteri sebesar 20 persen. Dia menyebut keputusan ini mencerminkan kepedulian dewan menteri terhadap persoalan yang dihadapi rakyat saat ini.
Baca juga: Kabinet Baru Pimpinan Anwar Ibrahim Resmi Dilantik Sore Ini
“Kalau ekonomi pulih dalam waktu tiga tahun, kami akan meninjau. Pemotongan gaji ini sudah tepat. Namun, saya ingin berterima kasih kepada mereka (para menteri) atas kesediaan mereka untuk berkorban sedikit," kata Anwar usai memimpin rapat kabinet khusus pertama DPR Pemerintah Persatuan di Putrajaya, Senin, 5 Desember 2022.
"Ada yang bilang Anwar rela membatakalan gaji Perdana Menteri karena mendapat gaji Menteri Keuangan. Itu tidak benar, gajinya hanya satu," ujar Anwar.
Anwar menambahkan, pemotongan gaji akan tetap berlaku sampai perekonomian negara pulih.
Kabinet baru Malaysia yang dipimpin oleh Perdana Menteri Anwar Ibrahim resmi dilantik pada Sabtu sore, 3 Desember 2022. Dewan menteri itu terdiri dari 28 menteri, lebih sedikit dari tim kabinet sebelumnya yang dipimpin oleh Ismail Sabri Yaakob dan Muhyiddin Yassin, yang mencakup 31 menteri dan 38 deputi.
Dalam kabinet tersebut, Anwar Ibrahim menunjuk dua wakil perdana menteri, yakni Ahmad Zahid Hamidi dari Barisan Nasional dan Fadillah Yusof dari Gabungan Parti Sarawak.
Anwar juga akan merangkap jabatan sebagai menteri keuangan, sementara Tengku Zafrul Abdul Aziz dari BN akan menjabat sebagai menteri perdagangan.
Portofolio pertahanan dan ekonomi masing-masing akan dipegang oleh Mohamad Hasan dari Barisan Nasional dan Rafizi Ramli dari Pakatan Harapan.
Anthony Loke dari Pakatan Harapan akan menjadi menteri transportasi, sedangkan Mohamad Sabu akan menjabat sebagai menteri pertanian. Ahmad Zahid dan Fadillah juga akan merangkap sebagai Menteri Pembangunan Desa serta Menteri Industri Perkebunan dan Komoditas.
Dalam menjalankan pemerintahannya, Anwar Ibrahim menyatakan akan fokus mengatasi krisis biaya hidup di tengah laju ekonomi yang melambat. Pada Ahad lalu, Anwar menyebutkan sedang mengevaluasi program subsidi pemerintahnya agar mengarahkan aliran uang ke kelompok masyarakat berpenghasilan rendah.
Selain masalah keuangan, Malaysia juga menghadapi ancaman perpecahan pasca-pemilu akibat adu saing dua kubu yang secara ekstrim berbeda pandangan politik. Para relawan mengharapkan pemerintah Anwar akan mencegah kembalinya ketegangan bersejarah antara etnis Melayu, mayoritas Muslim, dan minoritas etnis China serta India.
Baca juga: Top 3 Dunia: Jumlah Gaji PM Malaysia Anwar Ibrahim, Biden Ogah Bertemu Putin
ASTROAWANI | REUTERS | CNA