Protes Besar Covid-19 Meletus di China setelah Kebakaran di Wilayah Muslim Uighur

Reporter

Terjemahan

Editor

Sapto Yunus

Sabtu, 26 November 2022 19:29 WIB

Sejumlah warga melakukan aksi protes tehadap COVID-19 di kota Urumqi, Xinjiang, Uygur, Cina, 25 November 2022. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Protes yang jarang terjadi berlangsung di wilayah Xinjiang, China. Warga yang berkerumun meneriaki penjaga yang mengenakan pakaian hazmat setelah kebakaran mematikan memicu kemarahan atas penguncian wilayah akibat wabah Covid-19 yang berkepanjangan.

Baca: Kebakaran Apartemen di Xinjiang China, 10 Tewas dan 9 Terluka

Rekaman video yang beredar di media sosial pada Jumat malam, 25 November 2022, memperlihatkan orang-orang meneriakkan "Akhiri penguncian!” dengan mengacungkan tinju mereka ke udara. Reuters memverifikasi rekaman itu diterbitkan dari ibu kota Xinjiang, Urumqi.

Video menunjukkan orang-orang di alun-alun menyanyikan lagu kebangsaan China dengan liriknya, "Bangkitlah, mereka yang menolak menjadi budak!" sementara yang lain berteriak ingin dibebaskan dari lockdown.

China telah mengunci wilayah Xinjiang yang luas dalam waktu lama. Banyak dari 4 juta penduduk Urumqi dilarang meninggalkan rumah mereka selama 100 hari. Kota itu melaporkan sekitar 100 kasus baru masing-masing dalam dua hari terakhir.

Advertising
Advertising

Xinjiang adalah rumah bagi 10 juta warga muslim Uighur. Kelompok hak asasi manusia dan pemerintah Barat telah lama menuduh Beijing melanggar hak etnis minoritas yang sebagian besar muslim, termasuk kerja paksa di kamp-kamp interniran. China dengan keras menolak klaim semacam itu.

Protes di Urumqi pecah menyusul kebakaran di gedung bertingkat tinggi di sana yang menewaskan 10 orang pada Kamis malam lalu.

Pihak berwenang mengatakan penghuni gedung itu bisa turun, tetapi video memperlihatkan upaya keras regu penyelamat yang membuat banyak warganet menduga penghuni tidak dapat melarikan diri tepat waktu karena sebagian bangunan itu dikunci.

Pejabat Urumqi tiba-tiba mengadakan konferensi pers pada Sabtu dini hari, menyangkal bahwa tindakan Covid-19 telah menghambat upaya penyelamatan, termasuk menghambat penghuni gedung menyelamatkan diri. Namun pemerintah setempat menyatakan akan menyelidiki lebih lanjut kebakaran itu.

<!--more-->Dali Yang, seorang ilmuwan politik di Universitas Chicago, Amerika Serikat, mengatakan sikap menyalahkan korban seperti itu akan membuat orang semakin marah. "Kepercayaan publik hanya akan merosot lebih rendah," katanya kepada Reuters.

Pengguna platform Weibo menggambarkan insiden itu sebagai tragedi yang muncul dari desakan China untuk tetap berpegang pada kebijakan nol Covid19 dan sesuatu yang bisa terjadi pada siapa saja. Beberapa orang menyesali kemiripannya dengan kecelakaan mematikan pada bus karantina Covid-19 pada September lalu.

"Apakah tidak ada sesuatu yang dapat kita renungkan untuk membuat beberapa perubahan," kata sebuah esai yang menjadi viral di WeChat pada hari Jumat, mempertanyakan narasi resmi tentang kebakaran apartemen Urumqi.

China membela kebijakan nol Covid-19 Presiden Xi Jinping sebagai penyelamat jiwa dan diperlukan untuk mencegah sistem perawatan kesehatan yang kewalahan. China mencatat 34.909 kasus lokal setiap hari dengan infeksi menyebar ke banyak kota, yang mendorong penguncian meluas dan pembatasan lain pada pergerakan penduduk dan bisnis.

Baca: Elon Musk Menyebut Penangguhan Akun Twitter Donald Trump adalah Kesalahan Besar

REUTERS

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Berapa Jumlah Penduduk Bumi Saat Ini? Berikut Penjelasannya

5 hari lalu

Berapa Jumlah Penduduk Bumi Saat Ini? Berikut Penjelasannya

Berapa jumlah penduduk bumi saat ini? Hingga tahun 2024, penduduk bumi mencapai hampir 10 miliar. Berikut ini daftar negara dengan populasi terbanyak.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

7 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

8 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

9 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

9 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya