Raja Malaysia akan Bertemu Muhyiddin Yassin dan Anwar Ibrahim, Dua Koalisi Jadi Satu Kongsi?

Reporter

Daniel Ahmad

Selasa, 22 November 2022 16:20 WIB

Anwar Ibrahim, Muhyiddin Yasin, Ismail Sabri Yaakob (Reuters)

TEMPO.CO, Jakarta - Raja Malaysia atau Yang di-Pertuan Agong Tengku Abdullah dari Pahang memanggil ketua Perikatan Nasional Muhyiddin Yassin dan pemimpin Pakatan Harapan Anwar Ibrahim pada pukul 16.30 waktu setempat, Selasa, 22 November 2022. Spekulasi kedua kubu berseberangan untuk menjadi satu kongsi muncul, di tengah hasil pemilu Malaysia yang belum pasti.

Baca juga: Raja Malaysia Panggil Anwar Ibrahim dan Muhyiddin Yassin ke Istana

Dalam sebuah pernyataan, Istana Negara mengatakan tidak ada satu pun anggota parlemen yang memiliki mayoritas sederhana untuk diangkat menjadi perdana menteri.

"Yang di-Pertuan Agong mengimbau masyarakat untuk tenang dan bersabar sampai pemerintahan baru terbentuk dan perdana menteri ke-10 negara dinominasikan," kata Staf Istana bidang Pengawas Rumah Tangga Kerajaan, Ahmad Fadil Shamsuddin, dalam keterangannya.

Berbicara kepada wartawan di luar Gerbang 2 Istana Negara pada pukul 14.20 waktu setempat, Raja Abdullah meyakinkan akan membuat keputusan rasional. Sebelum masuk istana, Raja Abdullah juga meminta warga Malaysia menerima keputusan akhir dan terus melangkah usai pemilu ini berlangsung – apapun itu.

Advertising
Advertising

Fadil mengatakan, Istana Negara menerima informasi tentang koalisi partai politik yang bekerja sama untuk membentuk pemerintahan baru setelah pemilihan umum.

“Setelah nama calon perdana menteri diterima, Yang di-Pertuan Agong, Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah, memverifikasi calon yang diyakini mendapat dukungan mayoritas di Dewan Rakyat untuk menunjuk Perdana Menteri baru sesuai dengan Pasal 43(2 )(a) dari Konstitusi Federal,” kata pernyataan itu..

Politik Malaysia masih terancam tidak stabil setelah pemilu dilangsungkan pada Sabtu, 19 November 2022.

Dua koalisi besar yang memenangkan mayoritas dalam pemilu Malaysia pada Sabtu, 19 November 2022 — Pakatan Harapan di bawah pimpinan Anwar Ibrahim dan Perikatan Nasional Muhyiddin Yassin, belum mendapat dukungan dari setidaknya 112 anggota parlemen yang diperlukan untuk membentuk 'simple majority'.

Negosiasi antara berbagai pihak disebut masih berlangsung sampai tenggat yang ditentukan Kerajaan Malaysia pada Selasa pukul 14.00 waktu setempat, 22 November 2022.

Reuters mewartakan, koalisi Anwar yang mengedepankan multi-etnis, memenangkan jumlah kursi terbanyak dalam pemilu pada Sabtu, 19 November 2022, dengan 82 kursi. Sementara Aliansi Muslim Melayu Muhyiddin yang cenderung konservatif, mendapatkan 73 kursi.

Koalisi Muhyiddin mendapatkan dukungan dari dua kubu politik yang lebih kecil pada Minggu, 20 November 2022, yang memberikannya kendali atas 101 kursi. Namun, jumlah itu masih kurang dari 112 kursi yang dibutuhkan untuk menjadi mayoritas di parlemen. Kubu Muhyiddin termasuk di antaranya partai Islam yang menyerukan hukum syariah.

Media di Malaysia mewartakan koalisi Anwar bertemu dengan aliansi petahana Barisan Nasional pada Senin pagi, 21 November 2022. Meskipun Muhyiddin telah menjadi mitra junior dalam pemerintahan saat ini dan telah menjadi pemimpin senior UMNO hingga beberapa tahun lalu.

Namun pada Selasa, 22 November 2022, Barisan mengumumkan tidak akan masuk ke dalam pemerintahan dan akan menjadi oposisi.

Pengamat konstitusi Malaysia menyebut, sebuah pemerintahan persatuan yang melibatkan dua partai atau koalisi dengan jumlah kursi terbanyak dapat dibentuk jika tidak ada yang berhasil menguasai mayoritas yang jelas.

Profesor Datuk Dr Shamrahayu Ab Aziz mengatakan, secara tradisional, partai atau koalisi dengan jumlah kursi tertinggi untuk membentuk pemerintahan.

Namun, secara teoritis ada kemungkinan (dan) praktik bahwa dua partai atau koalisi yang memiliki jumlah kursi tertinggi dan kedua bergabung untuk membentuk pemerintahan.

Opsi lain semua partai politik bersaing untuk mengamankan kepercayaan mayoritas. Bisa juga, pemerintahan lama membentuk pemerintahan baru.

"Tapi opsi terakhir - yaitu (mantan) perdana menteri atau pemerintahan sebelumnya diberi kesempatan untuk membentuk pemerintahan baru tidak cocok, karena ini tidak dapat diterima oleh rakyat," katanya.

Baca juga: Anwar Ibrahim Minta Suku Melayu, India, China Tak Terpecah Usai Pemilu Malaysia

THE STAR | FREE MALAYSIA TODAY | REUTERS

Berita terkait

Malaysia Tangkap 20 Anggota Jamaah Islamiyah Pascaserangan Kantor Polisi di Johor Bahru

13 menit lalu

Malaysia Tangkap 20 Anggota Jamaah Islamiyah Pascaserangan Kantor Polisi di Johor Bahru

Lebih dari 20 orang yang diyakini anggota kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI) telah ditangkap polisi Malaysia.

Baca Selengkapnya

Daftar Negara yang Mendukung Palestina, Ada Indonesia

48 menit lalu

Daftar Negara yang Mendukung Palestina, Ada Indonesia

Mulai dari Indonesia hingga Afrika Selatan, berikut ini adalah negara yang mendukung Palestina melawan agresi Israel

Baca Selengkapnya

Alasan Bea Cukai Tahan 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Kenneth Koh

3 jam lalu

Alasan Bea Cukai Tahan 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Kenneth Koh

Alasan Bea Cukai menahan 9 supercar milik pengusaha Malaysia, Kenneth Koh

Baca Selengkapnya

Hari Pertama Menjabat, PM Singapura Lawrence Wong Rapat Kabinet Hingga Telepon Prabowo

3 jam lalu

Hari Pertama Menjabat, PM Singapura Lawrence Wong Rapat Kabinet Hingga Telepon Prabowo

PM Lawrence Wong pada Kamis mulai bekerja, sehari setelah dilantik sebagai perdana menteri keempat Singapura.

Baca Selengkapnya

Kronologi Bea Cukai Dituduh Gelapkan 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Kenneth Koh

3 jam lalu

Kronologi Bea Cukai Dituduh Gelapkan 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Kenneth Koh

Pengusaha Malaysia merasa kehilangan 9 mobil mewahnya yang ditahan Bea Cukai di Gudang Soewarna, Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Soekarno-Hatta

Baca Selengkapnya

Malaysia Sempat Mengutuk Facebook yang Hapus Berita PM Anwar Ibrahim Bertemu Pemimpin Hamas

15 jam lalu

Malaysia Sempat Mengutuk Facebook yang Hapus Berita PM Anwar Ibrahim Bertemu Pemimpin Hamas

Sebelumnya Oktober lalu, Fahmi memperingatkan tindakan tegas terhadap Meta dan Facebook dan medsos jika mereka memblokir kontennya

Baca Selengkapnya

Bea Cukai Minta Pengusaha Malaysia Kenneth Koh Lunasi Denda Rp11,8 M Bila Mau 9 Mobil Mewahnya Kembali

20 jam lalu

Bea Cukai Minta Pengusaha Malaysia Kenneth Koh Lunasi Denda Rp11,8 M Bila Mau 9 Mobil Mewahnya Kembali

Bea Cukai menyatakan pengusaha asal Malaysia, Kenneth Koh. cukup melunasi denda yang kini mencapai Rp11,8 miliar bila ingin 9 mobil mewahnya kembali.

Baca Selengkapnya

Meta Naikkan Kembali Unggahan Facebook Pertemuan PM Anwar Ibrahim dengan Hamas

1 hari lalu

Meta Naikkan Kembali Unggahan Facebook Pertemuan PM Anwar Ibrahim dengan Hamas

Meta Platforms kembali menaikkan unggahan Facebook dari media Malaysia tentang pertemuan PM Anwar Ibrahim dengan petinggi Hamas.

Baca Selengkapnya

Facebook Hapus Unggahan Pertemuan Anwar Ibrahim dengan Hamas

1 hari lalu

Facebook Hapus Unggahan Pertemuan Anwar Ibrahim dengan Hamas

Anwar Ibrahim melakukan pertemuan dengan para pemimpin Hamas di Qatar. Unggahannya soal pertemuan itu dihapus oleh Facebook.

Baca Selengkapnya

Aksi Orangutan di Sabah Malaysia Kepanasan, Mampir ke Kafe Cari Minuman Dingin

3 hari lalu

Aksi Orangutan di Sabah Malaysia Kepanasan, Mampir ke Kafe Cari Minuman Dingin

Orangutan dari Pusat Rehabilitasi Orangutan Sabah juga pernah datang ke kafe itu untuk menghabiskan makanan sisa pengunjung.

Baca Selengkapnya