Partai Republik - Demokrat Bersaing Ketat di Pemilu Sela AS

Reporter

Tempo.co

Kamis, 10 November 2022 17:44 WIB

Penyanyi Katy Perry yang baru melahirkan menggunakan sweater dress yang dilengkapi dengan kostum bertuliskan 'vote' saat menyemarakkan Pemilu di Amerika Serikat. Instagram/@katyperry

TEMPO.CO, Jakarta - Partai Republik bersaing ketat dengan Partai Demokrat dalam pemilu sela AS. Hingga Kamis pagi, 10 November 2022, Partai Republik telah merebut 210 kursi DPR, menurut proyeksi Edison Research. Hanya butuh 8 kursi lagi dari 218 untuk merebut suara mayoritas dari Partai Demokrat.

Baca: Pemilu Sela AS, Pemilih Muda Padati Tempat Pemungutan Suara

Presiden AS Joe Biden mengakui ketatnya persaingan antara Partai Demokrat dengan Republik. Pada Rabu, 9 November 2022, dia mengatakan siap bekerja sama dengan Partai Republik.

Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan Biden berbicara melalui telepon dengan pemimpin DPR dari Partai Republik Kevin McCarthy. Pada hari sebelumnya, McCarthy mengumumkan untuk mencalonkan diri sebagai ketua DPR jika Partai Republik mendapatkan suara mayoritas.

"Rakyat Amerika telah menjelaskan, saya pikir, bahwa mereka mengharapkan Partai Republik siap bekerja dengan saya juga," kata Biden pada konferensi pers Gedung Putih.

Jika McCarthy adalah ketua DPR berikutnya, dia mungkin merasa sulit untuk menyatukan kaukusnya yang terpecah-pecah. Sayap kanan hanya memiliki sedikit minat untuk berkompromi.

Advertising
Advertising

Partai Republik diperkirakan akan menuntut pemotongan pengeluaran dengan imbalan menaikkan batas pinjaman negara tahun depan. Permintaan ini merupakan sebuah pertikaian yang dapat menakuti pasar.

Partai yang berkuasa secara historis sering kali kalah dalam pemilihan paruh waktu pertama presiden. Tetapi Demokrat mampu menghindari kekalahan besar yang telah diantisipasi oleh Partai Republik.

Pada Selasa lalu, hasil pemilu sela AS menunjukkan kekecewaan rakyat terhadap pemerintahan Biden karena melonjaknya inflasi ke rekor tertinggi sejak 40 tahun terakhir. Pemilih juga mengecam upaya Partai Republik melarang aborsi dan meragukan proses penghitungan suara negara.

Adapun Donald Trump, yang berperan aktif dalam merekrut kandidat Partai Republik, hasilnya beragam. Dia meraih kemenangan di Ohio, di mana penulis "Hillbilly Elegy" JD Vance memenangkan kursi Senat dan mempertahankannya di tangan Partai Republik.

Tetapi beberapa kandidat lain yang didukung Donald Trump mengalami kekalahan, seperti pensiunan ahli bedah selebriti Mehmet Oz, yang kalah dalam pemilihan Senat penting di Pennsylvania dari Demokrat John Fetterman. Sementara itu, Gubernur Florida dari Partai Republik Ron DeSantis, yang menantang Trump pada 2024, memenangkan pemilihan ulang.

Simak: Eks Juru Bicara Trump di Gedung Putih Jadi Gubernur Arkansas

REUTERS

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

8 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

9 jam lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

13 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

15 jam lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

15 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

17 jam lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

18 jam lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

18 jam lalu

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Baca Selengkapnya

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

19 jam lalu

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

19 jam lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya