Pangeran Saudi Punya Saham di Twitter, Biden Singgung Hubungan Musk dengan Negara Asing

Reporter

Terjemahan

Editor

Sapto Yunus

Kamis, 10 November 2022 12:00 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan hubungan Elon Musk dengan negara-negara asing layak diperhatikan secara serius di tengah pengawasan ketat terhadap arah masa depan Twitter di bawah kepemimpinan orang terkaya Dunia itu.

Baca: Elon Musk Jual Saham Tesla Rp 61,7 Triliun Usai Akuisisi Twitter

Biden membuat pernyataan itu pada Rabu, 9 November 2002, ketika ditanya apakah dia yakin Musk adalah ancaman bagi keamanan nasional dan apakah pembelian Twitter dengan bantuan anggota keluarga Kerajaan Arab Saudi harus diselidiki oleh pemerintah Amerika.

Musk menyelesaikan pembelian Twitter senilai US$ 44 miliar bulan lalu dengan bantuan dana dari sumber asing, termasuk Pangeran Alwaleed bin Talal dari Arab Saudi, investor lama di jaringan media sosial, dan perusahaan investasi dana kekayaan negara milik Qatar.

“Saya pikir kerja sama dan/atau hubungan teknis Elon Musk dengan negara lain layak untuk diperhatikan,” kata Biden saat konferensi pers di Gedung Putih.

Advertising
Advertising

“Apakah dia melakukan sesuatu yang tidak pantas, saya tidak memikirkan itu. Saya menyarankan mereka layak dilihat.”

Ditanya bagaimana hubungan luar negeri CEO Tesla dapat diselidiki, Biden berkata, "Ada banyak cara.”

Pernyataan Biden memicu reaksi keras dari kaum konservatif Amerika, karena banyak dari mereka menyambut baik pembelian Twitter oleh Musk.

Tom Fitton, presiden kelompok aktivis Judicial Watch, di Twitter menuduh Biden secara pribadi menargetkan “lawan politiknya”.

Gedung Putih bulan lalu membantah laporan bahwa pemerintahan Biden sedang membahas peluncuran tinjauan keamanan nasional ke dalam usaha Musk.

Chris Murphy, senator Demokrat dari Connecticut, telah menyerukan penyelidikan atas saham Arab Saudi dalam kesepakatan itu. Ia mengungkapkan keprihatinannya tentang platform yang sebagian dimiliki oleh sebuah negara dengan kepentingan yang jelas dalam menekan pembicaraan politik dan berdampak pada politik Amerika.

Akuisisi Twitter oleh Musk telah memicu kekhawatiran miliarder itu mungkin menghadapi tekanan di negara-negara otoriter untuk menekan pernyataan pembangkang dan mengungkapkan identitas kritikus pemerintah.

Musk memiliki kepentingan bisnis yang luas di China, di mana para kritikus pemerintah menghadapi hukuman berat, termasuk fasilitas produksi Tesla yang besar di Shanghai dan ruang pamer Tesla di Xinjiang.

Musk juga telah memicu kontroversi dengan komentar yang dianggap ramah terhadap pemerintah China dan Rusia.

Bulan lalu, Musk menyarankan ketegangan antara China dan Taiwan dapat diselesaikan dengan memberi Beijing kendali atas pulau yang memiliki pemerintahan sendiri dan mengusulkan kesepakatan damai Rusia-Ukraina yang secara resmi akan menyerahkan Krimea ke Moskow.

Ian Bremmer, seorang konsultan dan analis risiko politik, mengklaim Musk mengatakan kepadanya bahwa dia telah berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin secara langsung tentang Ukraina, yang dibantah oleh Musk.

Musk juga mengatakan tidak masuk akal mengharapkan perusahaannya, SpaceX, yang ia jalankan bersama dengan Tesla dan startup chip otak Neuralink, untuk mendanai layanan Internet satelit Starlink tanpa batas waktu dan menyediakan lebih banyak sambungan di Ukraina.

Baca: Meta Pecat 11 Ribu Karyawan, Berfokus ke Metaverse

AL JAZEERA

Berita terkait

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

9 jam lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Izin Operasi Starlink Rampung, Kominfo: Kecil Peluang Masuk Jakarta

10 jam lalu

Izin Operasi Starlink Rampung, Kominfo: Kecil Peluang Masuk Jakarta

Kominfo akhirnya mengizinkan masuknya layanan Starlink ke Indonesia. Bukan untuk kota besar, Starlink didorong masuk ke wilayah terisolir.

Baca Selengkapnya

Media AS Sebut Arab Saudi Tangkap Warganya yang Kritik Israel soal Gaza

13 jam lalu

Media AS Sebut Arab Saudi Tangkap Warganya yang Kritik Israel soal Gaza

Menurut media asal AS, Arab Saudi menangkap warganya karena mengkritik Israel di media sosial terkait perang di Gaza.

Baca Selengkapnya

Luhut Sebut Starlink Milik Elon Musk Diluncurkan di RI Dua Pekan Lagi, Akan Diumumkan di Bali

15 jam lalu

Luhut Sebut Starlink Milik Elon Musk Diluncurkan di RI Dua Pekan Lagi, Akan Diumumkan di Bali

Menteri Luhut menyebutkan layanan internet berbasis satelit Starlink bakal diluncurkan dalam dua pekan ke depan atau pertengahan Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Kronologi Perkemahan Pro-Palestina di Universitas-universitas AS

16 jam lalu

Kronologi Perkemahan Pro-Palestina di Universitas-universitas AS

Protes pro-Palestina yang menuntut gencatan senjata di Gaza dan divestasi perusahaan-perusahaan terkait Israel menyebar ke seluruh universitas AS.

Baca Selengkapnya

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

16 jam lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya

Bidik Peziarah di Luar Ibadah Haji dan Umrah, Arab Saudi Kenalkan Platform Nusuk

1 hari lalu

Bidik Peziarah di Luar Ibadah Haji dan Umrah, Arab Saudi Kenalkan Platform Nusuk

Arab Saudi mengundang pelancong menjelajahi budaya, sejarah, dan petualangan di luar perjalanan keagamaan seperti haji dan umrah.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

1 hari lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

1 hari lalu

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

Hari ini, 2 Mei 2011, Osama bin Laden ditembak mati oleh pasukan Amerika. Berikut fakta-fakta Osama bin Laden.

Baca Selengkapnya

DPR AS Loloskan RUU Kontroversial soal Definisi Anti-Semitisme, Apa Maksudnya?

1 hari lalu

DPR AS Loloskan RUU Kontroversial soal Definisi Anti-Semitisme, Apa Maksudnya?

Kelompok HAM memperingatkan bahwa definisi baru Anti-Semitisme tersebut dapat semakin membatasi kebebasan berpendapat.

Baca Selengkapnya