Mengenal Grup Wagner Rusia, Tentara Bayaran Swasta?

Minggu, 6 November 2022 15:40 WIB

Pengunjung berkumpul di luar PMC Wagner Centre, yang merupakan proyek yang dilaksanakan oleh pengusaha dan pendiri kelompok militer swasta Wagner Yevgeny Prigozhin, saat pembukaan resmi blok kantor di Saint Petersburg, Rusia, 4 November 2022. REUTERS/Igor Russak

TEMPO.CO, Jakarta - Grup Wagner pasukan tentara bayaran swasta telah membuka markas resmi pertama di kota Saint Petersburg, Rusia, pada Jumat, 4 November 2022.

Kelompok yang dikendalikan Yevgeny Prigozhin rekanan Presiden Rusia Vladimir Putin, membuka mendapat markasnya di gedung bertingkat. Pembukaan Wagner Center itu dipandang sebagai langkah lain Prigozhin untuk mengumumkan mandat militernya dan mengambil peran membentuk kebijakan pertahanan Rusia.

Apa itu Grup Wagner?

Pada 2014, ketika Rusia mengambil paksa Krimea, Grup Wagner pertama kali beroperasi. Grup itu dikirim ke Donbas untuk mendukung kelompok separatis memerangi pasukan nasional Ukraina. Sekitar sepuluh ribu tentara laki-laki pernah bekerja untuk grup itu, kemudian mendukung milisi pro-Rusia dalam menguasai Luhansk dan Donetsk. Biasanya yang direkrut dari kalangan ahli perang, pengangguran, atau orang yang ingin mengabdi untuk negara.

Advertising
Advertising

Berbagai laporan menyebut Wagner berdiri dan dipimpin Dmitry Utkin, mantan perwira militer dan veteran perang Chechnya yang bekerja untuk Direktorat Intelijen Utama atau GRU Rusia sampai 2013.

Baca: Tentara Bayaran Rusia, Grup Wagner, Membuka Markas Pertamanya

Belum ada kesimpulan pasti Utkin memang orang yang mengatur Wagner. Sebab, tidak menutup kemungkinan Utkin sengaja dijadikan umpan oleh pihak lain yang lebih berkuasa di pemerintahan, seperti dilansir Bellingcat.

Pada 2016, Utkin terakhir kali terlihat di publik ketika menerima penghargaan Order of Courage bersama wakilnya Andrei Troshev. Pemberitaan itu dilaporkan jurnalis Novaya Gazeta, Denis Korotkov yang berupaya menelusuri hubungan Wagner dengan miliuner pengusaha Yevgeny Prigozhin. Prigozhin dijuluki kokinya Putin karena pernah terikat kontrak katering acara besar di Kremlin.

Prigozhin pernah disinggung dalam kesepakatan minyak dan gas antara perusahaan Rusia, Evro Polis dan pemerintah Suriah. Kerja sama itu telah disepakati tidak lama sebelum Grup Wagner dikirim untuk berperang melawan pasukan Amerika Serikat di Deir ez-Zor, pada 2018. Prigozhin kena sanksi karena mengintervensi politik domestik dan diyakini sebagai manajer juga penyandang dana kerja Wagner di luar negeri sambil meraup kekayaan dari operasi grup itu.

Merujuk The German Council on Foreign Relations (DGAP). markas grup Wagner dikelola oleh GRU. Sebagian operasi Wagner juga menggunakan pesawat milik Kementerian Pertahanan. Para tentara Wagner yang terluka dievakuasi di rumah sakit militer Rusia. Paspor tentara Wagner pun diterbitkan dari kantor cabang khusus yang sudah biasa mengurus dokumen Kementerian Pertahanan.

Alih-alih perusahaan swasta menyediakan jasa keamanan biasa, Wagner lebih tepat dianggap sebagai organisasi proksi yang menopang kepentingan pemerintah Rusia. Mengutip dari The Intercept.com, tujuan sekunder Grup Wagner tidak lain untuk membuat kesan, Rusia bisa memproyeksikan dirinya secara militer di mana saja di seluruh dunia.

Baca: 4 Tentara Bayaran Grup Wagner di Mali Tewas

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

4 jam lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

21 jam lalu

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

Pameran sekaligus seminar Industri Pertahanan ini dalam rangka peringatan 75 tahun hubungan diplomatik India-Indonesia.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

22 jam lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

1 hari lalu

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

Rusia melonggarkan aturan permohonan WNA menjadi warga Rusia dengan membolehkan pemohon perempuan menggunakan jilbab atau kerudung di foto paspor

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

2 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

3 hari lalu

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS merupakan pesawat luar angkasa raksasa yang mengorbit mengelilingi bumi demi tujuan-tujuan ilmiah.

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

3 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

3 hari lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

4 hari lalu

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

Kementerian Pertahanan Spanyol tidak mengungkap berapa banyak rudal patriot untuk Ukraina. Hanya menyebut rudal tiba beberapa hari ke depan.

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

4 hari lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya