Tentara Bayaran Rusia, Grup Wagner, Membuka Markas Pertamanya

Reporter

Terjemahan

Editor

Sapto Yunus

Sabtu, 5 November 2022 14:47 WIB

Pengunjung berkumpul di luar PMC Wagner Centre, yang merupakan proyek yang dilaksanakan oleh pengusaha dan pendiri kelompok militer swasta Wagner Yevgeny Prigozhin, saat pembukaan resmi blok kantor di Saint Petersburg, Rusia, 4 November 2022. REUTERS/Igor Russak

TEMPO.CO, Jakarta - Grup Wagner Rusia, pasukan tentara bayaran swasta yang sebelumnya tertutup, telah membuka markas resmi pertamanya di kota Saint Petersburg, Rusia, pada Jumat, 4 November 2022.

Baca: Amerika Kembali Beri Bantuan Militer ke Ukraina, Termasuk HAWK

Kelompok yang dikendalikan oleh Yevgeny Prigozhin, sekutu dekat Presiden Vladimir Putin, membuka gedung bertingkat kaca yang mengilap. Di bagian atas Gedung terdapat tanda “Wagner” putih berukuran besar.

Pembukaan Wagner Center itu dipandang sebagai langkah lain oleh Prigozhin, yaitu mengumumkan mandat militernya dan mengambil peran yang lebih publik dalam membentuk kebijakan pertahanan Rusia.

Markas besar Wagner yang menghadap ke publik mengikuti langkah-langkah Prigozhin baru-baru ini untuk meningkatkan profil publiknya, dibandingkan dengan tahun-tahun ketika pengusaha Rusia itu menghabiskan operasi kekuatan militernya dalam bayang-bayang.

Advertising
Advertising

Prigozhin telah membuat serangkaian intervensi blak-blakan tentang kemunduran Rusia dalam perangnya di Ukraina, bergabung dengan pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov dalam menertawakan kinerja para jenderal Moskow.

Dia telah lama membantah berada di belakang Wagner, yang tentara bayarannya mendukung tentara Rusia di Ukraina dan telah beroperasi di Afrika, Suriah, dan Libya. Prigozhin bulan lalu secara terbuka mengonfirmasi untuk pertama kalinya bahwa dia adalah pendiri Wagner.

Uni Eropa menuduh Grup Wagner, yang sebagian besar anggotanya adalah mantan personel militer, melanggar hak asasi manusia (HAM), dan telah melakukan operasi rahasia atas nama Moskow. Amerika Serikat dan Uni Eropa telah memberikan sanksi kepada Prigozhin atas perannya dalam kelompok tersebut.

Pada 2021, Uni Eropa menyatakan Grup Wagner bertanggung jawab atas pelanggaran, termasuk penyiksaan dan pembunuhan di luar hukum, di Ukraina, Suriah, Libya, Republik Afrika Tengah, Sudan, dan Mozambik.

“Misi PMC Wagner Center adalah untuk menyediakan lingkungan yang nyaman untuk menghasilkan ide-ide baru untuk meningkatkan kemampuan pertahanan Rusia,” kata Prigozhin dalam sebuah pernyataan pada peluncuran tersebut.

Tidak ada tanda-tanda kehadiran Prigozhin pada pembukaan kantornya. Ia kadang-kadang dijuluki "Koki Putin" karena bisnis kateringnya yang luas yang telah menguasai kontrak dengan pemerintah.

Pembukaan gedung perkantoran baja dan kaca yang besar itu dihadiri oleh para veteran berseragam militer dan profesional muda teknologi dan budaya, dengan ceramah dari tokoh nasionalis dan pro-Kremlin yang mengatakan markas besar Wagner akan membantu “membuat negara besar kita malah lebih baik".

Orang-orang dengan pakaian kamuflase berkeliaran di koridor abu-abu gedung itu untuk melihat pameran drone militer. Sebuah truk bertulisan simbol "Z" yang digunakan oleh pasukan Rusia di Ukraina diparkir di luar gedung.

“Kami mengundang start-up yang terlibat di bidang TI, teknologi industri, dan mereka yang mengembangkan ide-ide baru yang siap mereka terapkan di bidang pertahanan nasional,” kata Anastasia Vasilevskaya, sekretaris pers kantor pusat itu.

“Kami tentu tertarik dengan proyek-proyek yang bisa menjadi substitusi impor,” ujar dia.

Sanksi Barat terhadap Moskow sejak invasi ke Ukraina telah mempersulit Rusia untuk membeli teknologi senjata asing.

“Pembangunan kantor pusat seperti ini sudah lama terjadi. Satu-satunya hal adalah itu muncul sangat terlambat,” kata sukarelawan Wagner, Alexey Savinsky, yang mengenakan kamuflase militer.

“Pusat ini seharusnya dibuka setahun sebelum operasi militer khusus. Jadi, ini dua tahun terlambat dari jadwal,” kata dia, yang menggunakan istilah resmi Rusia “operasi militer khusus” untuk invasi ke Ukraina.

Baca: Twitter Menyatakan Telah Memecat 50 Persen Karyawan

AL JAZEERA

Berita terkait

Tentara AS Ditahan di Rusia, Dituduh Mencuri Uang Kekasihnya

1 jam lalu

Tentara AS Ditahan di Rusia, Dituduh Mencuri Uang Kekasihnya

Rusia menuduh tentara AS terlibat pencurian dengan mengambil uang kekasihnya.

Baca Selengkapnya

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

2 jam lalu

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan tidak ada dasar hukum untuk mengakui Vladimir Putin sebagai presiden Rusia yang sah.

Baca Selengkapnya

Zelensky Masuk Daftar Buronan Rusia, Dubes Ukraina: Upaya Putus Asa dari Negara yang Kalah

11 jam lalu

Zelensky Masuk Daftar Buronan Rusia, Dubes Ukraina: Upaya Putus Asa dari Negara yang Kalah

Duta Besar Ukraina untuk Indonesia menanggapi laporan media bahwa Rusia memasukkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ke dalam daftar buronan.

Baca Selengkapnya

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

23 jam lalu

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

Dubes Ukraina mengatakan pemerintah Indonesia belum mengonfirmasi kehadiran di KTT Perdamaian, yang akan berlangsung di Swiss bulan depan.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

1 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

Volodymyr Zelensky disebut Kementerian Luar Negeri Rusia sedang hilang akal karena membawa-bawa Tuhan dalam konflik dengan Moskow.

Baca Selengkapnya

Zelensky Masuk dalam Daftar Buron Rusia, Ukraina Sebut Moskow Putus Asa

1 hari lalu

Zelensky Masuk dalam Daftar Buron Rusia, Ukraina Sebut Moskow Putus Asa

Ukraina menyebut Rusia mencari perhatian karena menetapkan Presiden Zelensky sebagai buronan.

Baca Selengkapnya

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

2 hari lalu

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

Kementerian Dalam Negeri Rusia mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

3 hari lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

4 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

4 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya