Rusia Tarik Tentara dari Kherson, Ukraina: Mungkin Jebakan

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Jumat, 4 November 2022 01:34 WIB

Jalanan di Kota Kherson, Ukraina terlihat lengang dengan spanduk bertuliskan "Pilihan telah dibuat. Kherson adalah Rusia" di kota yang dikuasai Rusia pada 31 Oktober 2022. REUTERS/Alexander Ermochenko

TEMPO.CO, Jakarta - Ukraina mewaspadai bentuk serangan baru Rusia ketika ada tanda-tanda Moskow menarik pasukannya dari sisi barat Sungai Dnipro.

Kemungkinan Rusia menarik tentaranya di wilayah selatan Ukraina itu, dibenarkan seorang pejabat yang ditunjuk Moskow. Jika benar, ini menandakan mundur besar-besaran yang menjadi titik balik utama dalam perang.

Kyiv mengatakan pihaknya masih berperang di daerah itu dan waspada bahwa Moskow dapat membuat jebakan dengan berpura-pura mundur.

“Kemungkinan besar unit kami, tentara kami, akan bergeser ke tepi kiri (timur),” kata Kirill Stremousov, wakil administrator sipil wilayah Kherson yang dilantik Rusia, dalam sebuah wawancara dengan Solovyov Live, outlet media online pro-Kremlin. .

Daerah itu termasuk kota Kherson, ibu kota wilayah dengan nama yang sama, dan satu-satunya kota besar yang direbut Rusia secara utuh sejak invasinya pada Februari. Ini juga mencakup satu sisi bendungan besar di seberang Dnipro yang mengontrol pasokan air untuk mengairi Krimea, semenanjung yang diduduki Rusia sejak 2014.

Advertising
Advertising

Sebelumnya, Rusia dengan keras membantah bahwa pasukannya berencana untuk menarik diri dari daerah itu, salah satu penaklukan baru paling penting yang diklaim oleh Presiden Vladimir Putin telah dianeksasi ke Rusia pada akhir September.

Spekulasi muncul pada Kamis, 3 November 2022, mengenai apakah Rusia memang menarik diri, setelah foto-foto yang beredar di internet menunjukkan bendera Rusia tidak lagi berkibar di gedung administrasi utama di kota Kherson. Ukraina mengatakan gambar-gambar itu bisa jadi disinformasi Rusia.

Natalia Humeniuk, juru bicara komando militer selatan Ukraina, mengatakan itu bisa jadi jebakan Rusia.

"Ini bisa menjadi manifestasi dari provokasi tertentu, untuk menciptakan kesan bahwa pemukiman ditinggalkan, aman untuk memasukinya, sementara mereka bersiap untuk pertempuran jalanan," katanya dalam komentar yang disiarkan televisi.

"Kami terus berjuang, juga ke arah Kherson, terlepas dari kenyataan bahwa musuh berusaha meyakinkan kami bahwa mereka meninggalkan kota dan menciptakan efek evakuasi total," katanya.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan dia yakin pasukan Ukraina dapat merebut kembali Kherson, mungkin dalam komentarnya yang paling optimis sejauh ini

Rusia telah berjuang selama berbulan-bulan untuk mempertahankan wilayah sisi barat sungai yang membelah Ukraina itu. Moskow telah mengirim puluhan ribu tentara untuk memperkuat daerah itu, salah satu prioritas medan perang terbesarnya.

Ukraina menyerang jembatan utama selama berbulan-bulan, sehingga menyulitkan Rusia memasok kekuatan besarnya di tepi barat. Pasukan Ukraina telah maju di sepanjang sungai sejak menerobos garis depan Rusia di sana pada awal Oktober, meskipun kemajuan mereka melambat dalam beberapa hari terakhir.

Rusia Ungsikan Penduduk

Rusia sebelumnya memerintahkan warga sipil untuk mengungsi dari daerah yang diduduki di sisi barat sungai, dan minggu ini juga memerintahkan mereka keluar dari zona penyangga 15 km di sisi timur. Kyiv mengatakan perintah evakuasi itu sama dengan deportasi paksa dan merupakan kejahatan perang.

Stremousov mendesak warga sipil yang masih berada di kota Kherson untuk segera pergi, dengan mengatakan nyawa mereka terancam.

Ukraina menjaga kerahasiaan ketat tentang kemajuan pasukannya di garis depan di Kherson tetapi sejauh ini secara terbuka berhati-hati menyikapi kabar Rusia mengosongkan wilayah barat kali.

Michael Kofman, pakar militer Rusia terkemuka AS yang baru saja kembali dari front Kherson sisi Ukraina, mengatakan dia ragu Rusia akan meninggalkan tepi barat sungai "tanpa dipaksa keluar", tetapi dia juga "bisa salah tentang ini".

“Pasukan Rusia tampaknya mundur dari beberapa bagian, dievakuasi, dan ditarik, tetapi juga diperkuat dengan personel wajib militer. Pertempuran di sana sulit. Meskipun pasokan terbatas, pasukan Rusia tampaknya tidak kehabisan amunisi,” katanya.

Perang Rusia Ukraina telah memasuki bulan kesembilan, namun belum ada tanda-tanda akan segera berakhir.

Reuters

Berita terkait

Warga Negara Rusia di Israel Disarankan Segera Keluar Selagi Penerbangan Masih Ada

1 hari lalu

Warga Negara Rusia di Israel Disarankan Segera Keluar Selagi Penerbangan Masih Ada

Duta Besar Rusia untuk Israel Anatoly Viktorov mendesak warga negara Rusia yang ada di Israel agar angkat kaki dari sana menyusul naiknya ketegangan

Baca Selengkapnya

Sukses di Rusia, CIA Perluas Perekrutan Informan ke Cina, Iran dan Korea Utara

2 hari lalu

Sukses di Rusia, CIA Perluas Perekrutan Informan ke Cina, Iran dan Korea Utara

CIA meluncurkan upaya baru untuk merekrut informan di Cina, Iran, dan Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Mark Rutte Kunjungan Kerja Pertama Kali ke Ukraina sebagai Sekjen NATO

2 hari lalu

Mark Rutte Kunjungan Kerja Pertama Kali ke Ukraina sebagai Sekjen NATO

Mark Rutte dalam kunjungan kerjanya ke Ukraina rapat dengan Volodymyr Zelenksy membahas rencana kemenangan.

Baca Selengkapnya

Kecuali AS, Dewan Keamanan PBB Deklarasi Dukungan kepada Sekjen PBB setelah Larangan Masuk Israel

3 hari lalu

Kecuali AS, Dewan Keamanan PBB Deklarasi Dukungan kepada Sekjen PBB setelah Larangan Masuk Israel

Rusia, Cina, Prancis, dan negara-negara anggota Dewan Keamanan PBB lainnya menyuarakan dukungan untuk Antonio Guterres dan mengecam keputusan Israel y

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Masuk Negara Terdepan dalam Pengembangan Kecerdasan Buatan

3 hari lalu

Rusia Klaim Masuk Negara Terdepan dalam Pengembangan Kecerdasan Buatan

Perdana Menteri Mikhail Mishustin mengklaim Rusia masuk negara-negara terdepan dalam mengembangkan kecerdasan buatan.

Baca Selengkapnya

Megawati ke Rusia Pesan Perdamaian dan Kerja Sama Ilmu Pengetahuan

5 hari lalu

Megawati ke Rusia Pesan Perdamaian dan Kerja Sama Ilmu Pengetahuan

Megawati Soekarnoputri memberikan kuliah umum di Universitas St. Petersburg, Rusia. Menyampaikan pesan perdamaian dan mengajak bertukar ilmu pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Deretan Negara yang Memiliki Senjata Nuklir Terbanyak

6 hari lalu

Deretan Negara yang Memiliki Senjata Nuklir Terbanyak

Rusia memperingatkan Barat bahwa mereka bisa menggunakan senjata nuklir jika diserang. Selain Rusia, deretan negara yang memiliki senjata nuklir terbanyak.

Baca Selengkapnya

Rusia Minta Israel Hentikan Pembunuhan Warga Palestina dengan Senjata AS

6 hari lalu

Rusia Minta Israel Hentikan Pembunuhan Warga Palestina dengan Senjata AS

Menlu Rusia meminta agar pembunuhan warga Palestina dengan senjata AS dihentikan oleh Israel. Hukuman kolektif massal tak bisa diterima.

Baca Selengkapnya

Respons Kematian Hassan Nasrallah, Milisi Irak Serang Pelabuhan Israel

6 hari lalu

Respons Kematian Hassan Nasrallah, Milisi Irak Serang Pelabuhan Israel

Kelompok bersenjata Perlawanan Islam di Irak menyerang Pelabuhan Eilat, Israel sebagai respons atas pembunuhan Hassan Nasrallah, pemimpin Hizbullah.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Hassan Nasrallah, Rusia: Picu Konsekuensi Dramatis di Timur Tengah

6 hari lalu

Pembunuhan Hassan Nasrallah, Rusia: Picu Konsekuensi Dramatis di Timur Tengah

Kementerian Luar Negeri Rusia mengecam pembunuhan Hassan Nasrallah, pemimpin Hizbullah oleh militer Israel.

Baca Selengkapnya