TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, mendesak agar pembunuhan warga Palestina dengan senjata buatan Amerika Serikat dihentikan. Dalam pidatonya di Majelis Umum PBB di New York, Sergey Lavrov mengatakan hukuman kolektif massal terhadap warga Palestina oleh Israel tidak dapat diterima.
"Setiap orang yang masih memiliki rasa iba merasa marah karena tragedi Oktober digunakan untuk hukuman kolektif massal terhadap warga Palestina, yang berubah menjadi bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pembunuhan warga sipil Palestina dengan senjata Amerika harus segera dihentikan," ujar Menlu Rusia.
Israel telah menewaskan lebih dari 41 ribu orang, yang sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak, di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Lavrov mendesak pengiriman bantuan kemanusiaan dan pemulihan infrastruktur di wilayah Palestina, dengan menekankan bahwa hal yang paling penting adalah pembentukan negara Palestina yang layak berdasarkan perbatasan tahun 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota nya.
Beralih ke situasi di Lebanon, di mana Israel telah melancarkan serangan udara besar-besaran dan telah menewaskan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, Menlu Rusia itu mengatakan bahwa peledakan pager (penyeranta) dan perangkat komunikasi baru-baru ini adalah "tidak manusiawi".
Lavrov juga menyerukan agar segera dilaksanakannya penyelidikan terkait peristiwa tersebut.
"Tidak mungkin untuk mengabaikan banyak publikasi di media, termasuk di Eropa dan di AS, yang menunjukkan semacam keterlibatan dan setidaknya kesadaran Washington mengenai persiapan serangan teroris ini," katanya.