Terungkap, Ada 11 Telepon ke Panggilan Darurat sebelum Tragedi Itaewon

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Rabu, 2 November 2022 09:30 WIB

Sebuah jalan di distrik Itaewon dipadati sekitar 100.000 orang saat perayaan pesta Halloween yang berujung tragedi pada Sabtu malam, 29 Oktober 2022. Sebanyak 154 orang dikabarkan tewas dan ratusan lainnya terluka karena saling berhimpitan di jalanan yang sempit. Yonhap via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Transkrip dari 11 panggilan darurat yang dilakukan pada beberapa jam dan menit sebelum tragedi dalam pesta Halloween yang menewaskan lebih dari 150 orang di Itaewon, mengungkapkan kekhawatiran terhadap kerumunan tak beraturan dan bagaimana mereka mendesak polisi untuk campur tangan.

Transkrip panggilan darurat yang dikeluarkan oleh polisi menunjukkan peringatan pertama tentang kemungkinan lonjakan mematikan dilakukan pada pukul 6:34 malam, kira-kira empat jam sebelum pesta itu berubah menjadi mematikan.

Komisaris Polisi Nasional Jenderal Yoon Hee-Keun pada Selasa, 1 November 2022, mengakui kontrol kerumunan di tempat kejadian "tidak memadai", mencatat bahwa polisi telah menerima beberapa laporan peringatan kemungkinan kecelakaan pada malam bencana.

Menteri Dalam Negeri dan wali kota juga telah meminta maaf. Kontrol kerumunan dan lalu lintas yang tepat oleh pihak berwenang dapat mencegah atau setidaknya mengurangi lonjakan pengunjung pesta, kata para ahli keselamatan.

Transkrip, dirilis ke media, memberikan prediksi mengerikan tentang bagaimana tragedi itu terjadi.

"Sepertinya Anda bisa dihancurkan sampai mati dengan orang-orang terus datang ke sini sementara tidak ada ruang bagi orang untuk keluar," kata seorang warga dalam panggilan pertama itu.

Advertising
Advertising

"Aku hampir tidak berhasil pergi karena ada terlalu banyak orang, sepertinya Anda harus datang dan mengendalikan."

Kekacauan pada Sabtu malam itu menewaskan 156 orang, dengan korban kebanyakan remaja dan orang muda berumur 20-an, serta melukai 157 lainnya ketika orang-orang yang bersuka ria membanjiri lorong-lorong sempit distrik Itaewon yang populer untuk perayaan Halloween pertama tanpa pembatasan dalam tiga tahun.

Polisi menerima 10 panggilan serupa lainnya sebelum kekacauan berubah menjadi fatal.

Transkrip tampaknya mengkonfirmasi pernyataan saksi, yang mengatakan kepada Reuters bahwa mereka melihat beberapa polisi mengarahkan lalu lintas di jalan utama tetapi sedikit atau tidak ada petugas di gang pejalan kaki yang ramai.

Sekitar 100.000 orang diperkirakan berada di itaewon pada hari Sabtu, sebuah daerah yang dikenal dengan perbukitan dan lorong-lorong sempit. Ada 137 petugas polisi di sana pada saat itu, kata pihak berwenang.

Sangat Berbahaya

"Orang -orang jatuh di jalanan, sepertinya ada kecelakaan, terlihat sangat berbahaya," kata penelepon lain pada pukul 8:33 malam, menurut transkrip polisi.

Panggilan terbaru yang dirilis oleh polisi datang pada pukul 10:11, beberapa menit sebelum orang-orang berjatuhan di dalam satu gang sangat sempit dan miring, sehingga saling tindih sesaat sebelum pukul 10:30 malam.

"(Orang -orang) akan dihancurkan sampai mati di sini. Ini kacau," transkrip panggilan itu, mencatat bahwa teriakan terdengar melalui telepon.

Polisi pergi ke tempat kejadian untuk empat dari 11 panggilan, seorang pejabat polisi mengatakan kepada wartawan. Tidak segera jelas mengapa mereka tidak mengerahkan pejabat pada panggilan lain atau tindakan keselamatan apa yang mereka ambil setelah tiba.

"Hal-hal itu semuanya sedang diperiksa sekarang, jadi sulit bagi saya untuk menjawab pada saat ini," kata seorang pejabat Badan Kepolisian Nasional ketika ditanya oleh Reuters tentang menanggapi empat panggilan.

Pejabat itu tidak menguraikan isi transkrip.

"Polisi akan dengan cepat dan keras melakukan inspeksi intensif dan investigasi pada semua aspek tanpa kecuali untuk menjelaskan kebenaran kecelakaan ini," kata Komisaris Polisi Yoon kepada konferensi pers sebelumnya.

Ketika polisi mulai menyelidiki berapa banyak orang yang tewas, Perdana Menteri Han Duck-Soo mengatakan penyelidikan juga akan mencakup apakah tanggapan pemerintah sesuai.

Presiden Yoon Suk-Yeol menyatakan seminggu berkabung nasional, dan menyerukan langkah-langkah keamanan yang lebih baik untuk mengelola kerumunan bahkan ketika tidak ada entitas pengorganisasian sentral.

Perayaan di Itaewon tidak memiliki penyelenggara pusat, yang berarti otoritas pemerintah tidak diharuskan untuk menetapkan atau menegakkan protokol keselamatan.

Bencana ini adalah yang paling mematikan di Korea Selatan sejak kecelakaan feri 2014 yang menewaskan 304 orang, kebanyakan siswa sekolah menengah.

Reuters

Berita terkait

Belajar Teknologi Drone, 10 Mahasiswa STIK Polri Kursus Singkat di Universitas Kepolisian Korea Selatan

1 hari lalu

Belajar Teknologi Drone, 10 Mahasiswa STIK Polri Kursus Singkat di Universitas Kepolisian Korea Selatan

Selain teknologi drone, mahasiswa STIK Polri juga mempelajari forensik untuk mencari barang bukti penyebab terjadinya pembunuhan.

Baca Selengkapnya

Anggota Parlemen Korea Selatan Puji Jokowi: Sosok Revolusioner!

2 hari lalu

Anggota Parlemen Korea Selatan Puji Jokowi: Sosok Revolusioner!

Anggota Majelis Nasional Korea Selatan Kim Gi-Hyeon menilai Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) adalah sosok revolusioner

Baca Selengkapnya

Jaksa Interogasi Pendeta Pemberi Hadiah Tas Mewah Ibu Negara Korea Selatan

2 hari lalu

Jaksa Interogasi Pendeta Pemberi Hadiah Tas Mewah Ibu Negara Korea Selatan

Kejaksaan Korea Selatan menginterogasi pendeta yang diam-diam merekam dirinya menyerahkan tas tangan mewah merk Dior kepada Ibu Negara Kim Keon Hee

Baca Selengkapnya

Mengenal Iroha Member Termuda Girl Group ILLIT Asal Jepang

3 hari lalu

Mengenal Iroha Member Termuda Girl Group ILLIT Asal Jepang

Grup idol ILLIT sedang naik daun setelah merilis debut pertama mereka lewat lagu berjudul Magnetic. Membernya tak semua asal Korea Selatan.

Baca Selengkapnya

Begini Cara Reroll di Game Solo Leveling: Arise

5 hari lalu

Begini Cara Reroll di Game Solo Leveling: Arise

Pemain Solo Leveling: Arise mengambil peran Sung Jinwoo dan banyak pemburu lainnya, bertarung melawan makhluk-makhluk yang berkeliaran di kota.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Kepala UPBU di Sulawesi Tenggara Dipecat Gara-gara Ajak Youtuber ke Hotel, Apindo Angkat Bicara soal Maraknya PHK di Awal 2024

5 hari lalu

Terpopuler: Kepala UPBU di Sulawesi Tenggara Dipecat Gara-gara Ajak Youtuber ke Hotel, Apindo Angkat Bicara soal Maraknya PHK di Awal 2024

Kemenhub membebastugaskan Kepala UPBU di Sulawesi Tenggara, Asri Damuna, imbas video viral mendatangi Youtuber perempuan untuk diajak ke hotelnya.

Baca Selengkapnya

Menhub Pecat Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara di Sulawesi Tenggara, Buntut Ajak Youtuber Korea Selatan ke Hotel

5 hari lalu

Menhub Pecat Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara di Sulawesi Tenggara, Buntut Ajak Youtuber Korea Selatan ke Hotel

Kemenhub membebastugaskan Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Sangua Nibandera Kolaka, Sulawesi Tenggara Asri Damuna imbas dia mendatangi YouTuber perempuan dan ajak ke hotel.

Baca Selengkapnya

Viral Ajak Youtuber Korea Selatan ke Hotel, Kepala Kantor UPBU Sangia Nibandera Kolaka Dibebastugaskan

5 hari lalu

Viral Ajak Youtuber Korea Selatan ke Hotel, Kepala Kantor UPBU Sangia Nibandera Kolaka Dibebastugaskan

Video yang memperlihatkan pria diduga Asri Damuna menggoda seorang Youtuber asal Korea Selatan itu viral di media sosial.

Baca Selengkapnya

Dokter Masih Mogok Kerja, Korea Selatan Izinkan Dokter Asing Berpraktik

5 hari lalu

Dokter Masih Mogok Kerja, Korea Selatan Izinkan Dokter Asing Berpraktik

Korea Selatan akan mengizinkan dokter asing bekerja di rumah sakit, untuk mengatasi pemogokan massal dokter

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Asia Putri U-17: Korea Selatan Hajar Timnas Indonesia 12-0

6 hari lalu

Hasil Piala Asia Putri U-17: Korea Selatan Hajar Timnas Indonesia 12-0

Timnas Indonesia Putri U-17 mengakui ketangguhan timnas putri Korea Selatan dengan skor 0-12 pada pertandingan kedua Grup A Piala Asia Putri U-17.

Baca Selengkapnya