Putin Puji Arab Saudi Berani Tantang AS: Pangeran MbS Pantas Dihormati

Sabtu, 29 Oktober 2022 13:16 WIB

Putra Mahkota Arab Saudi Mohammad bin Salman bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin selama pembukaan KTT G20 di Buenos Aires, Argentina 30 November 2018. [Twitter @spagov]

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) merupakan sosok yang pantas dihormati. Di tengah ketegangan relasi Arab Saudi dan Amerika Serikat, Putin menyatakan, Rusia bertekad meningkatkan hubungan dengan negara petro dollar tersebut.

Baca: AS-Arab Saudi Panas, Presiden China Xi Jinping Akan Bertemu Raja Salman

Keputusan kelompok produsen minyak OPEC+ yang dipimpin oleh Arab Saudi bulan ini untuk memangkas target produksi minyak memicu perang kata-kata antara Gedung Putih dan Riyadh.

Berbicara di acara Valdai Discussion Club pada Kamis, 27 Oktober 2022, Putin mengakui Pangeran MBS telah mendukung keseimbangan pasar minyak. Dia menyebut, meskipun harga minyak tidak begitu krusial, prediktabilitas dan stabilitas penting di pasar minyak.

Dalam kesempatan yang sama, Putin juga menyatakan dukungannya agar Arab Saudi bergabung dengan grup BRICS yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.

Amerika Serikat telah mengkritik Pangeran MBS dan aliansi minyak OPEC+ karena setuju untuk memangkas produksi minyak. Langkah itu dianggap sebagai dorongan bagi upaya Rusia untuk melindungi ekonominya dalam menghadapi sanksi Barat.

Advertising
Advertising

Hubungan erat Saudi-AS sebelumnya telah renggang oleh sikap pemerintahan Presiden Joe Biden atas pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi pada 2018 dan perang Yaman. Hubungan Riyadh yang berkembang dengan China dan Rusia juga memicu perhatian AS.

Pemotongan OPEC+ juga telah menimbulkan kekhawatiran di Washington tentang kemungkinan harga bensin yang lebih tinggi menjelang pemilihan paruh waktu di Amerika Serikat pada November. Demokrat berusaha mempertahankan kendali mereka atas Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat.

Biden berjanji bahwa "akan ada konsekuensi" untuk hubungan Amerika Serikat dengan Arab Saudi setelah langkah OPEC+ itu.

Menteri Energi Kerajaan Arab Saudi, Pangeran Abdulaziz bin Salman, telah mengomentari hubungan negaranya dengan Amerika Serikat yang berselisih karena tidak sepakat mengenai pasokan minyak. Dia menyebut pihaknya lebih dewasa dalam menghadapi masalah ini.

"Saya pikir kami karena Arab Saudi memutuskan untuk menjadi orang yang lebih dewasa dan membiarkan dadu jatuh. Kami terus mendengar Anda 'bersama kami atau melawan kami', apakah ada ruang untuk 'kami bersama rakyat Arab Saudi'?" kata Pangeran Abdulaziz di forum Future Investment Initiative (FII), dikutip dari Reuters, Rabu, 26 Oktober 2022.

Sementara Menteri Investasi Saudi Khalid al-Falih mengatakan sebelumnya bahwa Riyadh dan Washington akan mengatasi pertengkaran "tidak beralasan" mereka. Dia menyoroti hubungan perusahaan dan institusional yang sudah berlangsung lama.

"Jika Anda melihat hubungan dengan sisi masyarakat, sisi perusahaan, sistem pendidikan, Anda melihat institusi kami bekerja sama, kami sangat dekat dan kami akan mengatasi pertengkaran baru-baru ini yang menurut saya tidak beralasan," katanya.

Putri Reema binti Bandar Al Saud, duta besar kerajaan untuk Washington, mengatakan dalam sebuah wawancara CNN bahwa Arab Saudi tidak berpihak pada Rusia dan terlibat dengan "semua orang di seluruh dunia".

"Tidak apa-apa jika tidak setuju. Kami pernah tidak setuju di masa lalu, dan kami pernah setuju di masa lalu, tetapi yang penting adalah mengakui nilai dari hubungan ini," katanya.

Reema menambahkan, banyak orang berbicara mengenai mereformasi atau meninjau hubungan kedua negara. Menurutnya itu adalah "hal yang positif" karena Arab Saudi "bukan kerajaan seperti lima tahun yang lalu."

Simak: Berselisih Soal Minyak, Pangeran: Arab Saudi dan Amerika Sekutu Solid

REUTERS | ARAB NEWS

Berita terkait

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

10 jam lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

22 jam lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

1 hari lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

1 hari lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

1 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

1 hari lalu

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Baca Selengkapnya

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

1 hari lalu

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

1 hari lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya