Krisis Myanmar Semakin Runyam, Utusan PBB Peringatkan Bencana Korban

Reporter

magang_merdeka

Rabu, 26 Oktober 2022 21:30 WIB

Warga merawat korban yang terluka setelah ledakan pada 31 Mei di pusat kota Yangon (Myanmarnow/CJ)

TEMPO.CO, Jakarta -Utusan khusus PBB Noeleen Heyzer mengutuk serangan udara oleh militer Myanmar di negara bagian Kachin utara yang menewaskan sebanyak 80 orang.

Heyzer mengatakan kepada komite HAM Majelis Umum PBB pada Selasa, 25 Oktober 2022 bahwa lebih dari 13,2 juta orang tidak memiliki cukup makanan di Myanmar, 1,3 juta mengungsi, dan militer terus mengebom tanpa pandang bulu, membakar rumah dan bangunan, dan membunuh warga sipil.

Baca juga: Uni Eropa: Myanmar Salah Satu Krisis Paling Urgen di Dunia

Heyzer mengunjungi Myanmar pada Agustus lalu dan bertemu dengan kepala junta militer, Jenderal Senior Min Aung Hlaing. Heyzer mengungkapkan perlawanan terhadap kekuasaan militer terus berlanjut di negara itu.

“Ada realitas politik baru di Myanmar, rakyat menuntut perubahan, tidak lagi mau menerima kekuasaan militer,” katanya.

Advertising
Advertising

Heyzer telah membuat beberapa permintaan selama pertemuannya dengan panglima tertinggi Myanmar, termasuk mengakhiri pemboman udara dan pembakaran infrastruktur sipil.

Dia juga meminta jenderal untuk membebaskan semua tahanan anak dan politik, memastikan kesejahteraan mantan pemimpin negara yang dipenjara Aung San Suu Kyi, dan memungkinkan kembalinya lebih dari satu juta pengungsi Rohingya yang telah melarikan diri ke Bangladesh.

Sebagian besar komunitas internasional, termasuk sesama anggota di Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), telah menyatakan frustrasi atas sikap militer Myanmar yang menolak seruan untuk mengakhiri kekerasan.

Dalam sebuah pernyataan pada Rabu, 26 Oktober 2022, ketua ASEAN, yang saat ini dijabat oleh Kamboja, mengutip pemboman baru-baru ini di penjara terbesar Myanmar dan serangan udara di kotapraja Hpakant negara bagian Kachin pada Minggu malam, yang dilaporkan telah menewaskan 80 orang.

“Kami sangat sedih dengan meningkatnya korban, dan penderitaan besar yang dialami rakyat biasa di Myanmar,” kata ketua blok itu, seraya menambahkan bahwa kekerasan itu merusak upaya untuk menerapkan “konsensus” perdamaian yang disepakati antara ASEAN dan jenderal Myanmar tahun lalu.

“Oleh karena itu, kami sangat mendesak untuk menahan diri sepenuhnya dan segera menghentikan kekerasan,” kata pernyataan itu.

Para menteri luar negeri ASEAN akan bertemu pada Kamis, 27 Oktober 2022 untuk membahas krisis tersebut.

Sekelompok 457 organisasi masyarakat sipil Myanmar telah meminta para pemimpin ASEAN dalam sebuah surat terbuka untuk membatalkan rencana perdamaian yang telah disepakati penguasa militer negara itu.

Sebagai gantinya, mereka bekerja dengan para pemimpin sipil dan bayangan Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) negara itu.

NUG mencakup anggota parlemen dalam pemilu November 2020, sebelum kudeta militer pada Februari 2021.

Human Rights Watch yang berbasis di New York mengatakan pada Selasa bahwa serangan udara militer Myanmar pada pertemuan Kachin pada Minggu merupakan "kejahatan terhadap kemanusiaan" dan harus dirujuk ke Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).

Dikatakan sekitar 300 hingga 500 orang menghadiri perayaan berdirinya Organisasi Kemerdekaan Kachin ketika jet militer Myanmar menjatuhkan empat bom pada pertemuan itu. Korban tewas termasuk perwira, tentara militer Kachin, musisi, pemilik bisnis, dan banyak warga sipil lainnya.

“Kami benar-benar perlu melihat langkah Dewan Keamanan PBB,” kata Manny Maung dari HRW.

Maung meminta badan internasional untuk mengeluarkan resolusi yang memberlakukan embargo senjata ke Myanmar dan mengatakan bahwa paling tidak kekejaman tersebut harus dirujuk ke ICC, mengingat bahwa kejahatan perang sedang terjadi.

Baca juga: Junta Myanmar Serang Konser Musik dengan Pesawat, Ini Reaksi ASEAN

AL JAZEERA (NESA AQILA)

Berita terkait

Di World Water Forum ke-10, RI Akan Usul Penetapan Hari Danau Sedunia

8 jam lalu

Di World Water Forum ke-10, RI Akan Usul Penetapan Hari Danau Sedunia

Pemerintah Indonesia akan mengusulkan penetapan Hari Danau Sedunia dalam acara World Water Forum ke-10 yang dihelat di Bali pada 18-25 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

1 hari lalu

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

Pengiriman bantuan pangan ke Gaza dari Siprus melalui jalur laut dilanjutkan pada Jumat malam

Baca Selengkapnya

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

1 hari lalu

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB

Baca Selengkapnya

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

2 hari lalu

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

Pemblokiran Israel terhadap penyelidik internasional memasuki Jalur Gaza menghambat penyelidikan independen atas kuburan massal yang baru ditemukan

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

2 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

2 hari lalu

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

ActionAid mencatat setidaknya 70 persen dari ribuan korban jiwa di Gaza adalah perempuan dan anak perempuan.

Baca Selengkapnya

Jamaika secara Resmi Mengakui Palestina sebagai Negara

3 hari lalu

Jamaika secara Resmi Mengakui Palestina sebagai Negara

Jamaika secara resmi mengumumkan pengakuan Palestina sebagai sebuah negara setelah musyawarah kabinet.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

4 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Ratusan Mayat Ditemukan di Dua RS di Gaza, PBB Serukan Penyelidikan

4 hari lalu

Ratusan Mayat Ditemukan di Dua RS di Gaza, PBB Serukan Penyelidikan

PBB menyerukan dilakukannya penyelidikan atas temuan ratusan mayat di dua rumah sakit di Gaza.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

4 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya