Mendeportasi Pengungsi Myanmar, Malaysia Dianggap Melanggar Hukum Internasional

Reporter

Terjemahan

Editor

Sapto Yunus

Rabu, 26 Oktober 2022 09:30 WIB

Pengungsi Rohingya yang mengenakan masker pelindung menjaga jarak sosial sambil menunggu untuk menerima barang dari sukarelawan, selama perintah pengendalian pergerakan karena wabah penyakit coronavirus (COVID-19), di Kuala Lumpur, Malaysia 7 April, 2020. REUTERS/Lim Huey Teng/File Photo/File Photo

TEMPO.CO, Jakarta - Badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR) pada Selasa, 25 Oktober 2022, mendesak Malaysia berhenti mendeportasi pengungsi Myanmar. UNHCR menyatakan telah menerima laporan ratusan kasus deportasi selama dua bulan terakhir.

Baca: Korban Tewas Akibat Topan Sitrang di Bangladesh Bertambah Jadi 24 Orang

Tindakan deportasi, termasuk terhadap mantan perwira angkatan laut Myanmar yang mencari suaka, yang mengekspose pengungsi ke dalam bahaya merupakan pelanggaran hukum internasional tentang praktik tidak memaksa pengungsi atau pencari suaka kembali ke negara di mana mereka dapat menjadi sasaran penganiayaan.

Menurut UNHCR, hal itu mengacu pada undang-undang yang melindungi pengungsi atau pencari suaka agar tidak dideportasi.

“Dalam dua bulan terakhir saja, ratusan warga negara Myanmar dilaporkan telah dikirim kembali di luar kehendak mereka oleh pihak berwenang,” kata juru bicara UNHCR Shabia Mantoo dalam jumpa pers di Jenewa.

Advertising
Advertising

“Orang-orang tidak dapat dikembalikan ke tempat di mana mereka menghadapi ancaman terhadap kehidupan dan kebebasan mereka dan menghadapi kejahatan dan bahaya,” Mantoo menambahkan.

Menurut dia, insiden terbaru adalah seorang pencari suaka dikirim kembali ke Myanmar yang dilanda konflik pada 21 Oktober lalu, meskipun ada intervensi oleh UNHCR terhadap pihak berwenang. Ia tidak memiliki informasi lebih lanjut soal apa yang terjadi pada orang-orang yang dideportasi pada saat tiba di Malaysia.

Juru bicara junta Myanmar, Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Luar Negeri Malaysia tidak segera menanggapi permintaan konfirmasi.

Sebelumnya, dalam sebuah unggahan di Facebook, Kedutaan Myanmar di Malaysia menyatakan 150 warga negara Myanmar dideportasi dengan pesawat pada 6 Oktober lalu bekerja sama dengan otoritas imigrasi Malaysia. Tidak disebutkan apakah yang dideportasi tersebut termasuk mantan perwira angkatan laut.

Myanmar dicengkeram pertempuran sejak militer menggulingkan pemerintah terpilih pada awal 2021. Gerakan perlawanan, beberapa bersenjata, telah muncul di seluruh negeri, yang telah dilawan oleh militer dengan kekuatan mematikan.

Junta Myanmar telah menangkap ribuan orang, termasuk peraih Hadiah Nobel Perdamaian dan pemimpin terguling Aung San Suu Kyi, bersama dengan banyak birokrat, mahasiswa, jurnalis, dan lainnya dalam upaya meredam perbedaan pendapat.

Sejauh ini, lebih dari 150 ribu pengungsi dan pencari suaka, termasuk banyak etnis muslim Rohingya, telah melarikan diri ke Malaysia.

Baca: Saudi Sudah Mendukung Ukraina, Joe Biden Tetap Dendam

REUTERS

Berita terkait

Microsoft Tanamkan Investasi 2,2 Milyar Dolar AS di Malaysia, Apa yang Dibidik?

4 jam lalu

Microsoft Tanamkan Investasi 2,2 Milyar Dolar AS di Malaysia, Apa yang Dibidik?

Microsoft juga akan bekerja sama dengan pemerintah Malaysia untuk mendirikan Pusat Keunggulan AI Nasional dan meningkatkan kemampuan keamanan siber.

Baca Selengkapnya

BNPB Salurkan Dana Bantuan Rp 2,25 Miliar untuk Penanganan Erupsi Gunung Ruang

1 hari lalu

BNPB Salurkan Dana Bantuan Rp 2,25 Miliar untuk Penanganan Erupsi Gunung Ruang

BNPB meminta semua kebutuhan dasar masyarakat terdampak erupsi Gunung Ruang dapat segera dipenuhi.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

2 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Perusahaan Malaysia dan Jermat Minat Investasi di IKN, OIKN Sebut 3 LoI, Rencana Kantor Kedubes Pindah hingga..

2 hari lalu

Perusahaan Malaysia dan Jermat Minat Investasi di IKN, OIKN Sebut 3 LoI, Rencana Kantor Kedubes Pindah hingga..

Deputi Otorita IKN Agung Wicaksono menyatakan beberapa perusahaan dari Malaysia dan Jerman telah menyatakan minatnya untuk berinvestasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

3 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

KFC Malaysia Tutup 100 Gerai di Tengah Marak Aksi Boikot Pro-Israel

4 hari lalu

KFC Malaysia Tutup 100 Gerai di Tengah Marak Aksi Boikot Pro-Israel

KFC menutup 100 gerainya di Malaysia. Perusahaan mengaku karena ekonomi sulit. Media lokal menyebut karena terdampak boikot pro-Israel.

Baca Selengkapnya

Cerita Korban Gempa Garut Bertahan di Rumahnya yang Rawan Roboh

5 hari lalu

Cerita Korban Gempa Garut Bertahan di Rumahnya yang Rawan Roboh

Korban gempa Garut bertahan di rumah mereka yang rawan roboh karena tidak ada tempat pengungsian.

Baca Selengkapnya

8 Makanan Oleh-Oleh Khas Malaysia yang Kekinian dan Murah

5 hari lalu

8 Makanan Oleh-Oleh Khas Malaysia yang Kekinian dan Murah

Saat melancong ke Malaysia, jangan lupa membeli oleh-oleh khas Malaysia yang kekinian dan murah. Berikut ini rekomendasinya.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

5 hari lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

Kapolda Papua Barat Minta Warga Distrik Aifat yang Mengungsi Kembali Pulang, Klaim Keamanan Kondusif

5 hari lalu

Kapolda Papua Barat Minta Warga Distrik Aifat yang Mengungsi Kembali Pulang, Klaim Keamanan Kondusif

Kapolda Papua Barat Irjen Johnny Eddizon Isir mengajak masyarakat Distrik Aifat, Maybrat, yang masih mengungsi kembali pulang

Baca Selengkapnya