Emmanuel Macron Optimis Akan Terwujud Perdamaian di Ukraina

Reporter

Tempo.co

Senin, 24 Oktober 2022 21:30 WIB

Presiden Prancis Emmanuel Macron menyampaikan pidato selama kunjungan untuk pameran peringatan pembukaan Masjid Agung Paris, di Paris, Prancis pada 19 Oktober 2022. Masjid terbesar di Prancis ini dibuka pada 1926. Ludovic MARIN/Pool via REUTERS

Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Minggu, 23 Oktober 2022, mengutarakan keyakinan adanya kemungkinan perdamaian di Ukraina meskipun Rusia memperingatkan konflik di sana bisa saja meningkat.

“Ada prospek bagi perdamaian. Itu akan terjadi dalam beberapa saat lagi,” kata Macron, dalam sebuah konferensi di Roma, Italia yang ditujukan untuk mengupayakan perdamaian dunia.

Asap mengepul setelah serangan pesawat tak berawak Rusia, yang oleh otoritas setempat dianggap sebagai kendaraan udara tak berawak (UAV) Shahed-136 buatan Iran, di tengah serangan Rusia ke Ukraina, di Kyiv, Ukraina, Senin, 17 Oktober 2022. REUTERS/Gleb Garanich

Advertising
Advertising

Baca juga:Jokowi Bicara Ukraina dengan Emmanuel Macron di KTT G7: Situasi Kompleks

Menurut Macron, berkaca pada hal-hal yang berkembang saat ini dan ketika warga Ukraina serta para pemimpin di negara itu mencapai kata sepakat, maka kesepakatan damai bisa terwujud dikedua belah pihak yang bertikai.

Prancis berulangkali menekankan pentingnya menjaga saluran diplomatik negara-negara Barat dengan Moskow sejak militer Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022. Pada Minggu, 23 Oktober 2022, Rusia menembakkan rudal dan mengerahkan drone ke Mykolaiv, Ukraina. Moskow mengatakan konflik cenderung ke arah, yang tak bisa terkendali.

Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu sebelumnya pada hari Minggu lalu telah mendiskusikan situasi di Ukraina lewat telepon dengan Menteri Pertahanan Prancis Sebastien Lecornu, Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin, Menteri Pertahanan Inggris dan Menteri Pertahanan Turki.

Tanpa memberikan bukti, Shoigu mengatakan Ukraina bisa membuat ketegangan memburuk dengan mengerahkan sebuah bom kotor, yakni alat peledak yang dicampur dengan bahan radio aktif. Ukraina tidak memiliki senjata nuklir, namun Rusia berkeras perlu melindungi teritorialnya dari senjata nuklir.

Selain Rusia, Inggris juga berkeinginan meredakan konflik. Inggris siap membantu Ukraina dan Rusia dalam mencari resolusi untuk perang yang berlangsung hampir delapan bulan.

Ukraina adalah negara bekas pecahan Uni Soviet, yang ingin menjadi negara anggota NATO dan Uni Eropa. Tindakan Ukraina itu, dipandang Moskow bisa mengancam keamanan dan pengaruh Rusia.

Sumber: Reuters

Baca juga: Menteri Pertahanan Inggris Klarifikasi soal Penggunaan Bom Kotor di Perang Ukraina

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

21 jam lalu

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

Kementerian Dalam Negeri Rusia mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

1 hari lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

2 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

2 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

3 hari lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Prabowo Pakai Baret Merah Saat Hadiri HUT ke-72 Kopassus, Ini Arti Baret Merah

3 hari lalu

Prabowo Pakai Baret Merah Saat Hadiri HUT ke-72 Kopassus, Ini Arti Baret Merah

Prabowo mengenakan baret merah saat menghadiri peringatan HUT Kopassus ke-72. Apa arti baret merah?

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

4 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

5 hari lalu

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

Rusia melonggarkan aturan permohonan WNA menjadi warga Rusia dengan membolehkan pemohon perempuan menggunakan jilbab atau kerudung di foto paspor

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

5 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

5 hari lalu

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

Presiden Dewan Eropa mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan memberi dorongan bagi upaya Uni Eropa untuk menerima lebih banyak anggota.

Baca Selengkapnya