Hadapi Cina, Amerika dan Taiwan Berencana Bikin Senjata Bersama

Reporter

Terjemahan

Editor

Sapto Yunus

Kamis, 20 Oktober 2022 14:05 WIB

Tentara Taiwan mendemonstrasikan senjata antipesawat GDF-006 kepada media di Hualien, Taiwan, 18 Agustus 2022. REUTERS/Ann Wang

TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat sedang mempertimbangkan rencana untuk memproduksi senjata bersama Taiwan. Produksi senjata itu bertujuan meningkatkan kapasitas produksi senjata yang dirancang Amerika, mempercepat transfernya, dan memperkuat pencegahan terhadap ancaman Cina.

Baca: Taiwan Tolak Gagasan 'Satu Negara Dua Sistem' seperti di Hong Kong

Presiden Joe Biden telah menyetujui penjualan senjata ke Taiwan senilai lebih dari US$ 20 miliar, yang telah berlangsung sejak 2017. Hal itu dilakukan karena Cina telah meningkatkan tekanan militer di pulau yang diklaim Beijing sebagai wilayahnya itu.

Namun Taiwan dan Kongres Amerika telah memperingatkan penundaan pengiriman karena kesulitan rantai pasokan dan simpanan yang disebabkan oleh meningkatnya permintaan untuk beberapa sistem persenjataan akibat perang Ukraina.

"Itu tepat di awal proses," kata Rupert Hammond-Chambers, presiden Dewan Bisnis AS-Taiwan yang beranggotakan banyak kontraktor pertahanan Amerika, mengenai rencana tersebut.

Advertising
Advertising

Hammond-Chambers mengatakan belum ditentukan senjata apa yang akan diproduksi secara bersama oleh kedua negara. Namun kemungkinan akan berfokus untuk menyediakan lebih banyak amunisi dan teknologi rudal yang sudah lama ada kepada Taiwan.

Kemungkinan lain adalah Amerika Serikat yang menyediakan teknologi untuk memproduksi senjata di Taiwan, atau memproduksi senjata di Amerika Serikat menggunakan suku cadang Taiwan.

Ia memperingatkan kerja sama itu akan membutuhkan pembuat senjata mendapatkan lisensi produksi bersama dari Departemen Luar Negeri dan Pertahanan. Hammond-Chambers menambahkan mungkin ada penolakan di dalam pemerintah Amerika untuk mengeluarkan lisensi produksi bersama teknologi penting untuk platform asing.

“Ini adalah bagian dari teka-teki, bukan pengubah permainan," kata Hammond-Chambers kepada Reuters, mengutip tiga sumber yang tidak disebutkan namanya.

Kementerian Luar Negeri Taiwan menolak berkomentar, tetapi menegaskan kembali bahwa hubungan Taiwan-Amerika dekat dan bersahabat.

Ditanya mengenai rencana itu, seorang juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika mengatakan Amerika Serikat sedang mencari semua opsi untuk memastikan transfer cepat kemampuan pertahanan ke Taiwan.

“Penyediaan cepat persenjataan pertahanan Taiwan dan dukungan Amerika Serikat melalui Penjualan Militer Asing dan Penjualan Komersial Langsung sangat penting untuk keamanan Taiwan. Kami akan terus bekerja dengan industri untuk mendukung tujuan itu," kata juru bicara itu.

Rencana itu mencuat setelah Menteri Luar Negeri Amerika Antony Blinken berbicara dalam sebuah forum di Universitas Stanford pada Senin lalu bahwa Beijing bertekad mengejar reunifikasi dengan Taiwan pada waktu yang jauh lebih cepat, meskipun Cina tidak menentukan tanggalnya.

Pada Ahad lalu, Presiden Cina Xi Jinping mengatakan negaranya tidak akan pernah melepaskan hak untuk menggunakan kekuatan atas Taiwan, tetapi akan berusaha mencari resolusi damai.

Kantor kepresidenan Taiwan menyatakan negara itu tidak akan mundur dari kedaulatannya. Taiwan tidak akan berkompromi dengan kebebasan dan demokrasi, tetapi pertemuan di medan perang juga bukan pilihan.

Para pejabat Amerika telah mendorong Taiwan untuk memodernisasi militernya sehingga dapat menjadi "landak" yang sulit diserang oleh Cina. Para pejabat Amerika telah mengkritik Beijing karena menggunakan kunjungan Ketua DPR Amerika Nancy Pelosi ke Taiwan pada Agustus lalu sebagai dalih untuk mengubah status quo di Selat Taiwan dengan meningkatkan latihan militer di dekatnya.

Baca: Presiden Taiwan: Perang dengan China Bukan Pilihan

REUTERS | CNA

Berita terkait

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

11 jam lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

12 jam lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

17 jam lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

1 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

IPW Sebut Polisi Mesti Telusuri Motif Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi, Jangan Berhenti Kesimpulan Bunuh Diri

1 hari lalu

IPW Sebut Polisi Mesti Telusuri Motif Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi, Jangan Berhenti Kesimpulan Bunuh Diri

IPW menilai proses pemeriksaan terhadap tewasnya Brigadir Ridhal Ali Tomi tak cukup berhenti di kesimpulan bunuh diri.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

1 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

1 hari lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

2 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

3 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

3 hari lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya