Serangan Drone Kembali Menghantam Kyiv, Sejumlah Bangunan Rusak

Reporter

Terjemahan

Editor

Sapto Yunus

Senin, 17 Oktober 2022 15:56 WIB

Suasana setelah serangan pesawat tak berawak Rusia (UAV) Shahed-136 buatan Iran, di Kyiv, Ukraina 17 Oktober 2022. REUTERS/Gleb Garanich

TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Kyiv, Vitali Klitschko, mengatakan terjadi beberapa ledakan di ibu kota Ukraina itu pada Senin pagi, 17 Oktober 2002. Ledakan itu menghantam distrik Shevchenkivskyi di Kyiv yang merusak sejumlah bangunan tempat tinggal.

“Regu penyelamat ada di lokasi,” kata Klitschko di layanan perpesanan Telegram. Ia menambahkan kebakaran terjadi di sebuah bangunan non-perumahan akibat serangan pesawat tak berawak (drone) tersebut. Belum ada informasi detail mengenai korban jiwa.

Baca: Tentara Rusia dan Ukraina Bertempur Sengit di Wilayah Donetsk

Saksi mata mengatakan kepada kantor berita Reuters terjadi dua ledakan tak lama setelah sirene serangan udara berbunyi. Ledakan tersebut terjadi sekitar pukul 06.35 dan 06.45 waktu setempat.

Kepala Staf Presiden Ukraina, Andriy Yermak, mengatakan serangan di Kyiv yang menggunakan “drone kamikaze” itu adalah tanda keputusasaan Rusia.

Advertising
Advertising

Shevchenkivskyi adalah daerah sibuk di Kyiv, terdapat universitas, bar mahasiswa, dan restoran. Daerah itu menjadi salah satu sasaran pengeboman Rusia ke kota-kota besar Ukraina setelah serangan di jembatan Kerch yang menghubungkan Rusia dengan wilayah Krimea yang dicaplok Rusia.

Serangan tersebut merupakan yang paling parah Rusia mengabaikan upaya untuk merebut kota itu pada pekan-pekan awal perang yang dimulai pada 24 Februari lalu. Serangan terbaru terjadi di tengah pertempuran sengit di Kherson selatan dan wilayah Donetsk timur.

Dalam pidato yang disiarkan melalui video, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan sementara ini tidak ada perubahan signifikan di garis depan. “Titik panas utama di Donbas adalah (kota-kota tetangga) Soledar dan Bakhmut, di mana pertempuran yang sangat sengit terus berlanjut,” ujarnya.

Zelensky menuduh Rusia menempatkan 2.000 “narapidana”—beberapa menjalani hukuman yang lama untuk kejahatan berat—di medan perang. “Mereka ditugaskan di garis depan tidak hanya dengan uang tetapi juga dengan janji amnesti,” kata dia.

Baca: Pelaku Penembakan di Tempat Pelatihan Militer Rusia Sempat Bertengkar Soal Agama

AL JAZEERA

Berita terkait

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

13 jam lalu

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

Ketua parlemen Rusia mengecam Uni Eropa yang melarang distribusi empat media Rusia. Hal itu sama dengan menolak menerima sudut pandang alternatif

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

3 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

3 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

3 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

3 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

4 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

4 hari lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

Belajar Teknologi Drone, 10 Mahasiswa STIK Polri Kursus Singkat di Universitas Kepolisian Korea Selatan

4 hari lalu

Belajar Teknologi Drone, 10 Mahasiswa STIK Polri Kursus Singkat di Universitas Kepolisian Korea Selatan

Selain teknologi drone, mahasiswa STIK Polri juga mempelajari forensik untuk mencari barang bukti penyebab terjadinya pembunuhan.

Baca Selengkapnya

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

6 hari lalu

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

Calon menhan Rusia yang ditunjuk oleh Presiden Vladimir Putin menekankan perlunya kesejahteraan yang lebih baik bagi personel militer.

Baca Selengkapnya

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

6 hari lalu

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

Presiden Rusia Vladimir Putin secara mengejutkan mengusulkan Andrei Belousov, seorang sipil ekonom menjadi menteri pertahanan.

Baca Selengkapnya