Isu Uyghur, Aktivis Tolak Umat Islam Indonesia Dijadikan Bagian Perang Proksi AS-Cina

Reporter

Tempo.co

Rabu, 12 Oktober 2022 00:07 WIB

Koalisi Indonesia Save Uyghur mengenakan topeng saat menggelar aksi di Taman Dukuh Atas, Jakarta, Selasa, 4 Januari 2022. Aksi tersebut dalam rangka mendesak pemerintah Indonesia untuk berhenti diam dan berbicara menentang genosida yang terjadi pada Muslim Uighur di Xinjiang. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Indonesia Muslim Crisis Centre (IMCC) Robi Sugara mendesak pemerintah Amerika Serikat dan Cina tidak menjadikan umat Islam di Indonesia bagian dalam perang proksi kedua negara. Ia pun memuji sikap Kementerian Luar Negeri Indonesia yang menolak usulan AS untuk menggelar debat tentang kondisi muslim Uyghur di Xinjiang.

“Jangan ada lagi kita masyarakat muslim dijadikan proxy war. Sebenarnya ketegangan antara dua negara super power, Cina yang sangat baik dari segi perekonomiannya kemudian AS status quo yang berkuasa di dunia ini, semakin berkuasa,” kata Robi dalam seminar "Politisasi Xinjiang: Kasus Propaganda Hitam Amerika di Negara-negara Muslim dalam Menekan Cina" dikutip dari keterangan tertulisnya, Rabu, 12 Oktober 2022.

Robi menilai politisasi kondisi muslim Uyghur di Xinjiang, misalnya narasi umat Islam di sana dizalimi pemerintah Cina, berpengaruh pada bagaimana pandangan umat Islam terhadap segala hal yang berkaitan dengan Cina. Termasuk di Indonesia.

"Ancaman kekerasan dan teror di Indonesia terhadap yang berkaitan dengan Cina dipengaruhi oleh isu-isu kesenjangan sosial ekonomi, kasus penistaan agama Ahok, investasi Cina dan komunis, politisasi Xinjiang dan konspirasi (asal virus) Corona,” katanya.

Sebelumnya Kementerian Luar Negeri RI menolak usulan Amerika Serikat (AS) untuk menggelar debat terkait perilaku Cina terhadap muslim Uyghur di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), pada Kamis, 6 Oktober 2022.

Advertising
Advertising

Dalam jumpa pers secara virtual Jumat, 7 Oktober 2022, Direktur HAM dan Kemanusiaan Kemlu RI Achsanul Habib menerangkan RI tak ingin terjadi politisasi Dewan HAM yang digunakan untuk tujuan-tujuan terkait, seperti rivalitas politik AS versus Cina.

Keputusan Kemlu RI itu dinilai oleh IMCC paling tidak menjadi bukti bahwa Indonesia merupakan negara moderat serta terukur sebagai bentuk politik bebas aktif.

Baca di sini: RI Tolak Bahas Uyghur di PBB, Kemlu Sebut Tak Mau Ada Politisasi

Pakar politik Internasional yang juga Direktur Sino-Nusantara Institute, Ahmad Syaifudin Zuhri, menjelaskan dari 47 negara anggota PBB, 17 di antaranya setuju diadakan debat tentang perilaku pemerintah Cina terhadap muslim Uyghur.

"Sedangkan yang menolak, pada dasarnya bukan negara Barat berjumlah 19 negara. Kemudian, 11 negara lainnya menyatakan abstain,” katanya.

Dalam materinya, Zuhri memetakan kemungkinan yang menjadi sumber konflik antara Cina dan Amerika Serikat. Beberapa topik yang kemungkinan menjadi pemicunya antara lain terkait isu demokrasi dan teritori/wilayah, persoalan perang dagang AS-Cina, problem keamanan di Laut Cina Selatan, hingga teknologi.

Sementara akademikus Hubungan Internasional UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Mutiara Dewi, menyebut isu Uyghur ini dimainkan oleh Amerika Serikat untuk menekan pengaruh Cina. "Cina yang komunis saat ini sedang menguat, maka Amerika kemudian memainkan kartu Uyghur untuk membendung powershift", kata dia.

Baca juga: Laporan PBB: Cina Melanggar HAM Muslim Uyghur di Xinjiang

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

3 jam lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

14 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

15 jam lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

18 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

19 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

20 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

20 jam lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

21 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

22 jam lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

23 jam lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya