Miliarder Yuri Milner Melepaskan Kewarganegaraan Rusia, Ini Profilnya

Reporter

Tempo.co

Selasa, 11 Oktober 2022 18:15 WIB

Miliarder Yuri Milner. Sumber: Reuters

TEMPO.CO, Jakarta - Yuri Milner, miliarder berdarah Rusia-Israel, pada Senin, 10 Oktober 2022, mengumumkan telah melepaskan status kewarganegaraan Rusia. Milner sudah tidak tinggal di Rusia sejak 2014.

Milner, 60 than, adalah pendiri perusahaan invstasi bidang internet DTS Global. Dia juga menambah pundi-pundi uangnya dengan menanamkan investasi di sejumlah perusahaan asal Cina, seperti platform e-commerce Alibaba dan JD.com.

“Saya dan keluarga telah meninggalkan Rusia untuk selama-lamanya pada 2014 atau setelah Rusia menganeksasi Krimea,” kata Milner di Twitter.

Advertising
Advertising

Milner mengatakan pada musim panas ini, dia dan keluarganya secara resmi menuntaskan proses melepaskan kewarga-negaraan Rusia. Forbes menyebut Milner memiliki harta kekayaan sebesar 7,3 miliar (Rp 112 triliun).

Menurut website DTS Global, Milner telah menjadi warga negara Isreal sejak 1999. Dia tak pernah lagi menginjakkan kaki ke Rusia sejak 2014.

Baca juga: Terdampak Perang Ukraina, Retno Marsudi Sebut G20 Tahun Ini Paling Sulit

Milner juga diketahui tak punya lagi aset di Negeri Beruang Merah. Sebanyak 97 persen kekayaan pribadinya dihasilkan dari luar Rusia. Website DTS Global menjelaskan Milner tak pernah bertatap muka dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, baik itu secara individu maupun dalam sebuah rombongan.

Milner lahir di Moskow pada 11 November 1961 dari pasangan Bentsion Zakharovitch Milner, yang menjabat sebagai Wakil Kepala di Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia divisi Institute Ekonomi dan ibunya Betty Iosifovna Milner, yang bekerja di labolatorium virological untuk pengendalian penyakit. Milner punya satu kakak perempuan yang berprofesi sebagai arsitek.

Milner kuliah S1 di Universitas Negeri Moskow, lalu melanjutkan studinya ke Universitas Pennsylvania, Amerika Serikat.

Milner memulai karirnya dengan berjualan computer DOS di pasar gelap saat Rusia masih bagian dari Uni Soviet. Ketika Uni Soviet runtuh, dia berhenti dari pekerjaan itu dengan melanjutkan pendidikan ke Amerika Serikat.

Setelah lulus, Milner sempat bekerja di Bank Dunia di Washington D.C. Setelah mengundurkan diri dari Bank Dunia pada 1995 Milner ditunjuk dipercaya menduduki jabatan CEO Alliance-Menatep, yakni sebuah perusahaan pialang saham milik oligarki asal Rusia Mikhail Khodorkovsky.

Sumber: Reuters

Baca juga: Putin Beri Kewarganegaraan Rusia pada Edward Snowden

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

4 jam lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

4 jam lalu

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.

Baca Selengkapnya

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

5 jam lalu

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

Kelompok bersenjata Perlawanan Islam di Irak mengaku bertanggung jawab atas serangan rudal terhadap kota Tel Aviv dan Be'er Sheva di Israel.

Baca Selengkapnya

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

5 jam lalu

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

Kepala UNESCO menyerukan penghargaan atas keberanian jurnalis Palestina menghadapi kondisi 'sulit dan berbahaya' di Gaza.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

6 jam lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

6 jam lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

6 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

8 Personel Militer Suriah Terluka dalam Serangan Israel di Damaskus

6 jam lalu

8 Personel Militer Suriah Terluka dalam Serangan Israel di Damaskus

Suriah mengatakan delapan personel militernya terluka akibat serangan Israel di sekitar ibu kota Damaskus.

Baca Selengkapnya

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

7 jam lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

7 jam lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya