TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyatakan presidensi G20 yang diemban oleh Indonesia pada tahun ini adalah yang paling sulit. Penyebabnya adalah ketegangan geopolitik yang diakibatkan invasi Rusia ke Ukraina.
Retno mengatakan tantangan global sangat berat saat Indonesia mendapat kepercayaan sebagai pemegang presidensi G20, yakni pandemi Covid-19 dan keterpurukan ekonomi. Namun perang di Ukraina yang meletus pada Februari 2022 memberikan permasalahan baru.
"Perang Ukraina menambah kompleksitas permasalahan dunia, berdampak pada interaksi antar negara termasuk di antara negara-negara anggota G20 dan disitulah kita melihat bahwa dunia semakin terpecah belah," kata Retno di Seminar PPRA 64 Lemhannas RI pada Selasa, 11 Oktober 2022.
Baca juga: Volodymyr Zelensky Klaim Rebut Wilayah yang Dicaplok Rusia
Menlu Rusia Sergei Lavrov bersama Menlu Retno Marsudi di FMM G20 Bali, Jumat, 8 Juli 2022. (Tempo/Daniel Ahmad)
KTT G20 dengan format tatap muka akan diadakan di Bali, Indonesia, pada 15 dan 16 November 2022. Fokus presidensi Indonesia tahun ini adalah pemulihan ekonomi global paska-pandemi. Namun pertemuan kepala negara-negara anggota G20 kali ini dibayangi oleh krisis global di sektor pangan dan energi, yang dipicu oleh perang Ukraina.
Dalam sejumlah pertemuan tingkat menteri, beberapa negara Barat yang dipimpin Amerika Serikat mengecam dengan keras invasi Rusia ke Ukraina serta dampaknya terhadap krisis pangan dan energi. Presiden Amerika Serikat Joe Biden dalam sebuah kesempatan pernah mengusulkan Indonesia agar jangan mengundang Presiden Rusia Vladimir Putin ke Bali buntut dari agresi negaranya ke Ukraina.
Sebagai gantinya, Biden pernah mengusulkan kepada Indonesia agar mengundang Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Sebagai tuan rumah, Indonesia tetap mengundang Presiden Putin karena preseden keanggotan.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dalam pidatonya di Lemhannas mengatakan Indonesia masih yakin dapat meraih kerja sama konkret antara negara-negara G20 sebagai hasil presidensinya. Mengenai perbedaan yang ada, Indonesia masih terus menegosiasikannya.
"Dalam kondisi normal saja negosiasi G20 tidak pernah mudah, dan bisa dibayangkan dalam situasi seperti ini. Bagaimana negosiasinya, sangat sulit," kata Retno.
Ukraina bukan anggota G20, tapi isu invasi Moskow dan dampaknya ke ekonomi dunia memperlihatkan penting peran negara tersebut. Presiden Jokowi sudah mengundang langsung Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk hadir ke KTT G20 di Bali.
Baik pihak Biden, Putin, atau Zelensky belum ada yang mengkonfirmasi bentuk partisipasinya di KTT G20 nanti, apakah secara tatap muka atau daring. Kementerian Luar Negeri RI sebelumnya meyakinkan nama delegasi akan jelas menjelang penyelenggaraan KTT G20.
Kantor Kepresidenan Ukraina beberapa waktu lalu menyebut Presiden Zelensky akan datang langsung ke KTT G20 Bali kalau Putin juga hadir secara tatap muka. Kendati demikian, Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin ragu kalau Presiden Zelensky mau datang untuk berdamai.
Baca juga: Lagi, Volodymyr Zelensky Klaim Ukraina Menangi Pertempuran
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.