Zelensky: Rusia Sengaja Serang Warga Sipil dan Fasilitas Energi Ukraina
Reporter
Daniel Ahmad
Editor
Sita Planasari
Senin, 10 Oktober 2022 16:15 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Volodymyr Zelensky menanggapi serangan Rusia di sejumlah wilayah Ukraina pada Senin pagi waktu setempat, 10 Oktober 2022. Dia menyebut agresi tersebut adalah tantangan berat, namun pihak Ukraina percaya bisa kembali pulih.
Zelensky mengatakan Rusia telah melancarkan lusinan rudal 'Shaheds' buatan Iran. Pemimpin Ukraina itu menyebut Rusia sengaja menyerang Kyiv dengan dua target, yakni fasilitas energi dan warga sipil.
"Waktu dan tujuan seperti itu dipilih secara khusus untuk menyebabkan kerusakan sebanyak mungkin," kata Zelensky di video selfie yang menunjukkannya di Istana Ukraina, Senin.
Dengan menghancurkan semua fasilitas energi yang ada di sebagian wilayah Ukraina, menurut Zelensky, Rusia ingin kepanikan dan kekacauan. Zelensky sendiri menegaskan pihaknya tidak akan gentar dan bakal terus maju di medan perang.
"Kami adalah orang Ukraina. Kami saling membantu. Kami percaya pada diri kami sendiri. Kami mengembalikan semua yang hancur," kata Zelensky.
Kantor Presiden Ukraina sebelumnya mengkonfirmasi, serangan terjadi di banyak kota di Ukraina. Peristiwa itu terjadi sehari setelah Moskow menyalahkan Kyiv atas ledakan di jembatan yang menghubungkan Krimea ke Rusia.
“Ukraina berada di bawah serangan rudal. Ada informasi mengenai serangan di banyak kota di negara kita," kata Wakil Kepala Kantor Kepresidenan Kyrylo Tymoshenko di media sosial seperti dikutip Al Jazeera. Dia menyerukan penduduk untuk tinggal di tempat penampungan.
Gubernur Regional Maxim Kozytski melalui Telegram mengkonfirmasi, wilayah barat Lviv di Ukraina telah dilanda pemboman yang menargetkan infrastruktur penting, termasuk fasilitas energi. Dia meminta warga untuk tetap tinggal di dalam rumah setelah serangan itu.
Sebelumnya, Wali Kota Kyiv Vitali Klitschko mengkonfirmasi peristiwa di wilayahnya. Seorang saksi mata Reuters melaporkan kepulan asap hitam membubung dari gedung-gedung yang berada di Kyiv.
"Beberapa ledakan di distrik Shevchenskivskyi - di pusat ibu kota. Detailnya nanti," kata Klitschko di Telegram, dikutip Reuters.
The Independent, mengutip laporan lokal mengatakan bahwa setidaknya empat ledakan terdengar dari pusat kota. Belum jelas apakah serangan rudal itu telah menimbulkan korban.
Al Jazeera mengutip juru bicara layanan darurat di Kyiv mewartakan ada jumlah korban yang belum dikonfirmasi. Ledakan itu tampaknya merupakan hasil dari serangan rudal.
Baca juga: Rusia Ukraina Memanas, Kyiv Kembali Dibombardir
<!--more-->
Ketegangan di perang Ukraina meningkat setelah Presiden Rusia Vladimir Putin beberapa waktu lalu mengumumkan mobilisasi militer parsial untuk mendongkrak perang Ukraina. Warga Rusia banyak yang protes dan kabur dari tanah airnya karena menolak wajib militer.
Pertempuran baru-baru ini telah difokuskan di wilayah utara Krimea, termasuk Zaporizhzhia, tempat enam rudal diluncurkan Sabtu malam, 8 Oktober 2022, dari daerah yang diduduki Rusia di wilayah Zaporizhzhia.
Pada Minggu, 9 Oktober 2022, Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut serangan yang merusak jembatan besar yang menghubungkan Rusia ke Krimea adalah "tindakan teroris" yang didalangi oleh dinas khusus Ukraina.
Setelah penyerangan Zaporizhzhia, Zelensky menyoroti teror terus-menerus terhadap penduduk sipil adalah penolakan Rusia untuk terlibat dalam negosiasi nyata. "Apakah negara teroris menginginkan perdamaian? Tentu saja tidak. Ini membuktikan bahwa setiap hari dan setiap malam," katanya di pidato harian pada Minggu, 9 Oktober 2022.
Deklarasi pencaplokan empat wilayah Ukraina oleh Rusia pekan lalu memanaskan ketegangan dua negara yang sama-sama bekas Uni Soviet itu. Tak lama setelahnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengumumkan pengajuan jalur cepat keanggotaan blok militer Barat, NATO.
Putin meresmikan aneksasi empat wilayah Ukraina pada Rabu, 5 Oktober 2022. Penandatanganan oleh Putin itu merupakan tahap akhir dari proses legislatif; dua kamar parlemen Rusia yang telah meratifikasi rencana tersebut.
Reuters mewartakan, Presiden Putin mengesahkan undang-undang yang memungkinkan pencaplokan empat wilayah Ukraina - Donetsk dan Luhansk di timur serta Zaporizhzhia dan Kherson di selatan, memiliki dasar hukum untuk bergabung dengan Rusia.
Aneksasi itu ditolak mentah-mentah oleh Ukraina dan negara-negara Barat, yang menilainya sebagai tindakan ilegal. Amerika Serikat, Inggris dan Kanada pun mengumumkan sanksi baru ke Rusia.
Baca juga: Rusia Ukraina Memanas, Sejumlah Kota Ukraina Dihantam Ledakan
PESIDENT.GOV.UA | REUTERS, | AL JAZEERA | THE INDEPENDENT