Xi Jinping Diprediksi Akan Lebih Menekan Taiwan Jika Terpilih Jadi Presiden

Reporter

magang_merdeka

Kamis, 6 Oktober 2022 20:00 WIB

Presiden Cina, Xi Jiping, menginspeksi latihan perang Angkatan Laut PLA di Laut Cina Selatan, Kamis, 12 April 2018. CNN -- Xinhua

TEMPO.CO, Jakarta - Taiwan memprediksi pemaksaan dan intimidasi dari Cina akan meningkat begitu Presiden Cina Xi Jinping mengambil masa jabatan ketiganya. Berbicara kepada anggota parlemen, Chiu Tai-san, kepala Dewan Urusan Daratan Taiwan yang membuat kebijakan China, mengatakan Xi akan lebih mengkonsolidasikan kekuasaannya di kongres Partai Komunis Cina.

Perombakan kepemimpinan Beijing yang terjadi sekali dalam lima tahun sekali akan ditetapkan lewat kongres Partai Komunis yang akan dimulai pada 16 Oktober. Presiden Xi siap memecahkan rekor dan mengamankan masa kepemimpinannya untuk ketiga kali.

Presiden China Xi Jinping, mengunjungi sebuah kawasan industri yang memproduksi cetakan dan suku cadang otomotif kelas atas di Ningbo, Provinsi Zhejiang, China timur, 29 Maret 2020. Presiden Xi melakukan inspeksi terhadap proses pelanjutan kembali pekerjaan dan produksi di Zhejiang. Xinhua/Yan Yan

Advertising
Advertising

Cina memandang Taiwan yang diperintah secara demokratis sebagai wilayah kesatuan Cina. Negeri Tirai Bambu itu telah meningkatkan tekanan militer dan politik di Taiwan untuk menegaskan klaim kedaulatan, termasuk mengadakan latihan perang di dekat Taiean pada Agustus 2022, setelah Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi kunjungan kerja ke Taipei.

"Setelah itu, kekuatan Partai Komunis Cina akan berkembang secara bertahap, seiring dengan penekanan terus-menerus untuk mendorong proses reunifikasi dalam strategi pengembangannya. Kami percaya bahwa pekerjaan otoritas Beijing di Taiwan telah memasuki tahap memperkuat praktik yang disebut 'anti-kemerdekaan dan mempromosikan reunifikasi," kata Chiu.

Chiu menambahkan Cina akan menggunakan pemaksaan dan intimidasi, zona abu-abu, dan hukum internasional untuk mengganggu dan menghalangi interaksi dan kerja sama Taiwan dengan komunitas internasional agar Taiwan tak lepas dari Cina.

Baca juga: AS Keluarkan Visa Menlu Sergei Lavrov di Hari Pembukaan Sidang PBB

Berbicara pada sesi paralel di parlemen, Direktur Jenderal Biro Keamanan Nasional Taiwan Chen Ming-tong mengatakan Xi menggunakan Taiwan sebagai cara untuk tetap berkuasa.

"Sudah menjadi posisinya bahwa masalah Taiwan tidak dapat diteruskan ke generasi berikutnya lagi, jadi dia menggunakan masalah Taiwan sebagai alasan untuk memperpanjang masa jabatannya. Akibatnya dia tidak bisa berbuat apa-apa tentang Taiwan. Namun, jika dia menyelesaikan masalah Taiwan maka dia tidak punya alasan untuk masa jabatan lain," kata Chen.

Cina tidak pernah menggunaan kekuatan militer untuk membawa Taiwan di bawah kendalinya, tetapi berjanji akan berusaha melakukan penyatuan kembali secara damai dengan Taiwan di bawah model "satu negara, dua sistem".

Jajak pendapat mengungkap semua partai politik utama di Taiwan menolak proposal itu dan hampir tidak ada dukungan publik.

Kantor Urusan Taiwan-Cina tidak mau berkomentar perihal ini. Cina sedang libur nasional selama seminggu saat berita ini diturunkan.

Cina menolak untuk berbicara dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen yang terpilih kembali pada 2020 setelah Tsai berjanji melawan Beijing. Cina percaya bahwa Tsai adalah seorang separatis. Tsai telah berulang kali menawarkan pembicaraan berdasarkan kesetaraan dan saling menghormati.

REUTERS | NESA AQILA

Baca juga: CSIS Yakin Kasus TNI Mutilasi Warga Papua Tak Ganggu KTT G20

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

5 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

10 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

11 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

11 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

15 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

18 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Mampir ke Jakarta Tzuyu TWICE Bagi Makna Kecantikan hingga Pose di Jalur Evakuasi

1 hari lalu

Mampir ke Jakarta Tzuyu TWICE Bagi Makna Kecantikan hingga Pose di Jalur Evakuasi

Tzuyu membagikan beberapa momen saat di Jakarta

Baca Selengkapnya

Taiwan Beri Subsidi untuk Turis yang Traveling ke Kota Bekas Gempa Hualien dan Taitung

1 hari lalu

Taiwan Beri Subsidi untuk Turis yang Traveling ke Kota Bekas Gempa Hualien dan Taitung

Wisatawan yang melakukan tur mandiri di Hualien dan Taitung Taiwan dapat menerima subsidi hingga Rp 494 ribu.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya