Kisah Warga Palestina di Kuburan Gaza dan 'Bau Kematian' Menyengat

Reporter

magang_merdeka

Editor

Yudono Yanuar

Rabu, 5 Oktober 2022 08:00 WIB

Kamilia Kuhail merawat putranya yang berusia 2 bulan, Ahmed, di pemakaman Sheikh Shaban tempat dia tinggal bersama keluarganya, di Kota Gaza, 27 Agustus 2022. REUTERS/Mohammed Salem

TEMPO.CO, Jakarta - Warga Palestina di Jalur Gaza yang tinggal di pemakaman semakin banyak karena tak sanggup membayar sewa rumah.

Di pemakaman Sheikh Shaban, yang tertua di daerah Gaza, Kamilia Kuhail tinggal di sebuah rumah yang dibangun oleh suaminya di atas dua kuburan milik orang tak dikenal.

“Jika orang mati bisa berbicara, mereka akan menyuruh kami pergi dari sini,” kata Kuhail seperti dikutip Reuters, Selasa, 4 Oktober 2022. Ia tinggal di pemakaman di pusat kota Gaza itu selama 13 tahun bersama suaminya dan enam anaknya.

Orang harus menuruni tiga anak tangga untuk masuk ke rumah dengan perabotan seadanya di mana bau yang disebut Kuhail sebagai 'bau kematian' terasa menyengat.

Anak-anaknya, yang mencari uang dengan membawa air ke upacara pemakaman, terus bertanya kepada orang tua mereka kapan bisa pindah dari kuburan.

Advertising
Advertising

“Saya kadang-kadang diundang oleh teman-teman sekolah, tetapi saya tidak dapat mengundang mereka ke sini, saya terlalu malu untuk melakukannya,” kata Lamis, putrinya yang berusia 12 tahun.

Wilayah Gaza, sebuah bidang sempit antara Mesir dan Israel yang diblokade dari kedua sisi, menghadapi krisis demografis dan meningkat selama bertahun-tahun. Populasinya akan menjadi lebih dari dua kali lipat dalam 30 tahun ke depan menjadi 4,8 juta dan lahan sudah hampir habis.

Persaingan untuk mendapatkan rumah yang langka sangat ketat, dengan permintaan terus meningkat baik untuk perumahan maupun lahan pertanian. Kebutuhan rumah 14.000 per tahun, menurut wakil Menteri Perumahan Naji Sarhan.

Bahkan orang mati pun terancam. “Kami menghadapi dilema, menemukan lahan untuk membangun kuburan karena realitas Gaza dan pertumbuhan penduduknya,” kata Mazen An-Najar, pejabat Kementerian Wakaf dan Urusan Agama Gaza, yang mengawasi 64 kuburan di daerah tersebut.

"Kebutuhan semakin besar setiap tahun. Kami membutuhkan konstruksi dan kami membutuhkan area pemakaman," katanya.

Kementerian Wakaf menutup 24 kuburan yang telah mencapai kapasitas meskipun banyak keluarga terus menguburkan orang mati mereka di kuburan tua yang dekat dengan rumah mereka.

“Dilarang mengubur di sini dan sulit mencari tempat, tetapi orang-orang tidak mendengarkan,” kata Khaled Hejazi, penjaga pemakaman Sheikh Radwan di Gaza.

"Saya mencoba menghentikan mereka tapi tidak bisa."

Najar mengatakan mereka telah mengalokasikan kuburan baru di empat kota lain di wilayah itu, tetapi sekarang harus segera menemukan pengganti kuburan terbesar yang terletak di kota Gaza utara, rumah bagi sekitar 750.000 orang.

"Ini akan penuh, dan mungkin dalam tiga atau empat tahun kita tidak akan menemukan tanah yang digunakan untuk pemakaman," katanya.

REUTERS | NESA AQILA

Berita terkait

Kolombia Putuskan Hubungan dengan Israel karena Genosida di Gaza

13 menit lalu

Kolombia Putuskan Hubungan dengan Israel karena Genosida di Gaza

Presiden Gustavo Petro mengumumkan Kolombia akan memutus hubungan diplomatik dengan Israel atas genosida di Gaza.

Baca Selengkapnya

Filmografi Gal Gadot Tak Hanya Wonder Woman, Bikin Film Kontroversi Bearing Witness To the October 7th Massacre

55 menit lalu

Filmografi Gal Gadot Tak Hanya Wonder Woman, Bikin Film Kontroversi Bearing Witness To the October 7th Massacre

Gal Gadot aktor asal Israel yang sukses berkiprah dalam dunia industri hiburan Hollywood. Berikut beberapa filmnya, bukan hanya Wonder Woman.

Baca Selengkapnya

39 Tahun Gal Gadot, Pemeran Film Wonder Woman yang Bela Israel Asal Negaranya

1 jam lalu

39 Tahun Gal Gadot, Pemeran Film Wonder Woman yang Bela Israel Asal Negaranya

Artis Hollywood Gal Gadot belakangan menuai banyak sorotan karena aksi bela Israel yang dilakukannya. Ini perjalanan karier pemeran film Wonder Woman.

Baca Selengkapnya

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

2 jam lalu

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

Menlu AS Antony Blinken mengunjungi pintu masuk bantuan ke Gaza didampingi para pejabat Israel.

Baca Selengkapnya

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

14 jam lalu

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

Mahasiswa pindah dari tenda dan duduki Hamilton Hall. Kampus mulai menskors sebagian pengunjuk rasa pro Palestina dan mengancam memecat yang lain.

Baca Selengkapnya

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

20 jam lalu

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

Serangan darat Israel ke Rafah berpotensi memperparah penderitaan ratusan ribu warga Palestina yang terpaksa mengungsi ke kota tersebut

Baca Selengkapnya

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

20 jam lalu

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

Universitas Columbia mengancam akan mengeluarkan mahasiswa pro-Palestina yang menduduki gedung administrasi Hamilton Hall.

Baca Selengkapnya

Sekjen PBB Serukan Dunia Cegah Israel Jalani Operasi Militer di Rafah

23 jam lalu

Sekjen PBB Serukan Dunia Cegah Israel Jalani Operasi Militer di Rafah

Sekjen PBB Antonio Guterres menyeru kepada "mereka yang memiliki pengaruh atas Israel" untuk mencegah jatuhnya korban sipil di Rafah

Baca Selengkapnya

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

1 hari lalu

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

Ratusan polisi Kota New York menyerbu Universitas Columbia untuk membubarkan pengunjuk rasa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

1 hari lalu

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

McDonald's Corporation gagal mencapai perkiraan laba kuartalannya untuk pertama kalinya dalam dua tahun karena boikot Gaza

Baca Selengkapnya