Putin Caplok Ukraina, Zelensky Yakin Masih Bisa Dihentikan

Jumat, 30 September 2022 15:03 WIB

Spanduk dan konstruksi untuk panggung menjelang acara yang didedikasikan untuk hasil referendum tentang bergabungnya empat wilayah Ukraina ke Rusia, dekat Katedral St. Basil di Lapangan Merah di Moskow, Rusia 28 September 2022. Spanduk bertuliskan: "Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, Kherson - Rusia!" REUTERS/Evgenia Novozhenina

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin akan mengesahkan aneksasi empat wilayah Ukraina di Kremlin pada Jumat, 30 September 2022. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut, langkah Putin itu harus dihentikan jika Rusia mau menghindari konsekuensi perang yang paling merusak.

"Biaya satu orang di Rusia yang ingin melanjutkan perang ini adalah bahwa masyarakat Rusia akan dibiarkan tanpa ekonomi normal, kehidupan yang berharga, atau rasa hormat terhadap nilai-nilai kemanusiaan," kata Zelensky dalam pidato rutin pada Kamis, 29 September 2022.

"Itu (pencaplokan wilayah Ukraina) masih bisa dihentikan. Tapi untuk menghentikannya kita harus menghentikan orang di Rusia yang menginginkan perang lebih dari nyawa. Nyawa Anda, warga Rusia," ujar Zelensky.

Wilayah Ukraina yang diduduki Rusia -Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia dan Kherson, menyetujui proposal untuk menjadi bagian dari Rusia. Referendum dilakukan selama empat hari sampai Selasa, 27 September 2022. Total wilayah tersebut sekitar 15 persen dari teritorial Ukraina.

Rusia mengatakan pemungutan suara tersebut bersifat sukarela, sejalan dengan hukum internasional, dan jumlah pemilih itu tinggi. Referendum dan gagasan aneksasi telah ditolak secara global khususnya negara-negara Barat, seperti pengambilalihan Krimea dari Ukraina oleh Rusia pada 2014.

Advertising
Advertising

Putin mengambil langkah perantara dengan menandatangani dekrit pada Kamis, 29 September 2022, yang membuka jalan bagi wilayah Kherson dan Zaporizhzhia yang diduduki untuk secara resmi dianeksasi ke Rusia. Keputusan tersebut diumumkan oleh Kremlin.

Zelensky mengatakan, Ukraina akan memberikan reaksi "sangat keras" terhadap Pengakuan Rusia atas apa yang disebut hasil referendum. Pejabat Ukraina seperti dilansir Reuters membocorkan, Zelensky memanggil kepala pertahanan dan keamanannya untuk pertemuan darurat pada Jumat, 30 September 2022, di mana "keputusan mendasar" akan diambil.

Pada acara pengesahan referendum, Putin akan memberikan pidato dan bertemu dengan para pemimpin Republik Rakyat Donetsk (DNR) yang didukung Rusia dan Republik Rakyat Luhansk (LNR) serta para pemimpin bagian Kherson dan Zaporizhzhia yang diangkat Rusia.

Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov menyebut upacara akan berlangsung pada pukul 3 sore waktu setempat di Aula St George (Georgievsky), Istana Grand Kremlin. Ia menyebut Putin akan menandatangani "perjanjian tentang aksesi wilayah baru ke dalam Federasi Rusia".

Konser perayaan di Lapangan Merah direncanakan akan dihelat pada Jumat malam. Peskov mengatakan media akan diberitahu nanti apakah Putin akan hadir atau tidak ke pesta itu.

Di Lapangan Merah Moskow, sebuah tribun dengan layar video raksasa telah didirikan. Papan iklan bertuliskan "Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, Kherson- Russia!" terbentang di situs bersejarah di ibu kota itu.

Kecaman Internasional

Sekjen PBB Antonio Guterres menyatakan, aneksasi yang direncanakan adalah "eskalasi berbahaya" dan mengancam prospek perdamaian. Dia menyebut referendum itu tak mempunyai dasar hukum dan layak dikutuk.

Nada yang sama juga diambil oleh Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Dia menegaskan gedung putih sama sekali tidak akan mengakui referendum yang diproduksi Moskow. Sementara Presiden Turki Tayyip Erdogan mendesak Putin untuk mengambil langkah-langkah guna mengurangi ketegangan di Ukraina.

Saat dihubungi Tempo, Kementerian Luar Negeri RI belum berkomentar mengenai referendum empat wilayah Ukraina yang mau bergabung dengan Rusia ini.

Sebelumnya Putin telah menggandakan invasi ke Ukraina dengan mobilisasi militer parsial setelah mengalami kemunduran di medan perang. Warga Rusia berbondong-bondong untuk kabur ke luar negeri dan protes menolak wajib militer tersebut.

Baca: Sah, Putin Terbitkan Dekrit Dua Wilayah Ukraina Resmi Gabung Rusia

PRESIDENT.GOV.UA | REUTERS

Berita terkait

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

15 jam lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

1 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

2 hari lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

3 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

4 hari lalu

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

Rusia melonggarkan aturan permohonan WNA menjadi warga Rusia dengan membolehkan pemohon perempuan menggunakan jilbab atau kerudung di foto paspor

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

4 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

4 hari lalu

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

Presiden Dewan Eropa mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan memberi dorongan bagi upaya Uni Eropa untuk menerima lebih banyak anggota.

Baca Selengkapnya

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

5 hari lalu

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menjanjikan aliran senjata dan amunisi yang meningkat kepada Ukraina.

Baca Selengkapnya

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

5 hari lalu

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS merupakan pesawat luar angkasa raksasa yang mengorbit mengelilingi bumi demi tujuan-tujuan ilmiah.

Baca Selengkapnya