Serangan Bom Bunuh Diri di Pusat Pendidikan Afghanistan, 19 Tewas

Reporter

Tempo.co

Jumat, 30 September 2022 13:05 WIB

Sebuah bom bunuh diri di sebuah pusat pembelajaran di ibukota Afghanistan Kabul menewaskan sedikitnya 19 orang pada Jumat pagi, kata juru bicara polisi Khalid Zadran. (Twitter)

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah bom bunuh diri di sebuah pusat pendidikan di ibu kota Afghanistan, Kabul, menewaskan sedikitnya 19 orang pada Jumat 30 September 2022, kata juru bicara polisi Khalid Zadran.

“Siswa sedang mempersiapkan ujian ketika seorang pembom bunuh diri menyerang pusat pendidikan ini. Sayangnya, 19 orang telah menjadi martir dan 27 lainnya terluka,” kata Zadran seperti dilansir Al Arabiya.

Ledakan itu terjadi di lingkungan Dasht-e-Barchi di Kabul barat, rumah bagi komunitas minoritas Syiah Hazara, tempat beberapa serangan paling mematikan di Afghanistan. Video yang diposting online dan foto yang diterbitkan oleh media lokal menunjukkan korban berlumuran darah dibawa pergi dari tempat kejadian.

Kembalinya Taliban ke kekuasaan di Afghanistan tahun lalu mengakhiri perang dua dasawarsa dan pengurangan kekerasan yang signifikan. Namun, keamanan mulai memburuk dalam beberapa bulan terakhir di bawah kelompok Islam garis keras.

Syiah Hazara Afghanistan telah menghadapi penganiayaan selama beberapa dekade. Taliban dituduh melakukan pelanggaran terhadap kelompok itu ketika mereka pertama kali memerintah dari 1996 hingga 2001, dan bangkit lagi setelah mereka berkuasa tahun lalu.

Advertising
Advertising

Mereka juga sering menjadi sasaran serangan musuh Taliban, kelompok Negara Islam (ISIS). Kedua kelompo Sunni garis keras itu menganggap mereka sesat. Serangan yang tak terhitung jumlahnya telah menghancurkan daerah itu, dengan banyak menargetkan anak-anak, wanita dan sekolah.

Tahun lalu, sebelum kembalinya Taliban, sedikitnya 85 orang -- sebagian besar siswa perempuan -- tewas dan sekitar 300 terluka ketika tiga bom meledak di dekat sekolah mereka di Dasht-e-Barchi.

Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab. Namun, setahun sebelumnya ISIS mengklaim serangan bunuh diri di sebuah pusat pendidikan di daerah yang sama yang menewaskan 24 orang, termasuk pelajar.

Pada Mei 2020, kelompok itu disalahkan atas serangan senjata berdarah di bangsal bersalin sebuah rumah sakit di lingkungan itu yang menewaskan 25 orang, termasuk ibu baru.

Hanya beberapa bulan yang lalu pada April dua ledakan bom mematikan di pusat-pusat pendidikan terpisah di daerah itu, menewaskan enam orang dan melukai sedikitnya 20 lainnya.

Pendidikan adalah masalah utama di Afghanistan, dengan Taliban menghalangi banyak gadis untuk kembali ke pendidikan sekolah menengah. Sementara ISIS juga menentang pendidikan perempuan dan anak perempuan.

Baca juga: ISIS-K Klaim Pelaku Bom Bunuh Diri di Masjid Afghanistan, 46 Orang Tewas

AL ARABIYA

Berita terkait

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

56 menit lalu

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

Afganistan yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah menawarkan banyak hal untuk dijelajahi, misalnya situs bersejarah dan budaya.

Baca Selengkapnya

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

1 jam lalu

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Afganistan meningkat. Turis asing paling banyak berasal dari Cina.

Baca Selengkapnya

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

19 jam lalu

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

Psikolog menyebut pendidikan karakter perlu contoh nyata dari orang tua dan guru kepada anak karena beguna dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

20 jam lalu

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

Hasil riset Serikat Pekerja Kampus: sebagian besar dosen terpaksa kerja sampingan karena gaji dosen masih banyak yang di bawah Rp 3 juta.

Baca Selengkapnya

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

1 hari lalu

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.

Baca Selengkapnya

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

1 hari lalu

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

Makna mendalam dibalik logo pendidikan Indonesia, Tut Wuri Handayani

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

1 hari lalu

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

Modus penyalahgunaan dana BOS terbanyak adalah penggelembungan biaya penggunaan dana, yang mencapai 31 persen.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

2 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

6 hari lalu

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

Program USAID ini untuk mempertemukan pimpinan universitas, mitra industri, dan pejabat pemerintah

Baca Selengkapnya

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

6 hari lalu

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

Gibran mengatakan para penerima sepatu gratis itu sebagian besar memang penerima program Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta.

Baca Selengkapnya