Dmitry Medvedev Ingatkan Serangan Senjata Nuklir ke Ukraina Bukan Mustahil

Reporter

Daniel Ahmad

Selasa, 27 September 2022 20:00 WIB

Presiden Russia Dmitry Medvedev saat sedang rapat di Moskow, 17-04, 2012. REUTERS/Maxim Shemetov.

TEMPO.CO, Jakarta - Dmitry Medvedev, Wakil Kepala Dewan Keamanan Rusia, yang juga sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin secara eksplisit memperingatkan serangan nuklir ke Ukraina semakin mungkin dilakukan. Dia menyebut, aliansi militer yang dipimpin Amerika Serikat semestinya tetap berada di luar konflik kalau tidak mau ada kiamat nuklir.

Medvedev pernah menjabat sebagai mantan Presiden Rusia. Ia menyatakan Rusia sama sekali tidak menggertak dan memiliki hak untuk mempertahankan diri dengan senjata nuklir jika ditekan sampai melewati batas.

"Mari kita bayangkan bahwa Rusia dipaksa menggunakan senjata paling menakutkan melawan rezim Ukraina yang telah melakukan tindakan agresi skala besar yang berbahaya bagi keberadaan negara kita," kata Medvedev dalam sebuah unggahan di Telegram.

Advertising
Advertising

Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev. AP/RIA Novosti, Dmitry Astakhov, Government Press Service

Putin pada Rabu, 21 September 2022, memerintahkan mobilisasi militer pertama Rusia sejak Perang Dunia II. Orang nomor satu di Rusia itu, juga mendukung rencana untuk mencaplok sebagian besar Ukraina. Ia mengultimatum Barat bahwa dia tidak sedang main-main mengenai senjata nuklir.

Menurut doktrin nuklir Rusia, seorang presiden Rusia dapat menggunakan senjata nuklir jika negara menghadapi ancaman dari luar, termasuk dari senjata konvensional.

"Saya percaya bahwa NATO tidak akan secara langsung ikut campur dalam konflik bahkan dalam skenario ini. Para demagog di seberang lautan dan di Eropa tidak mau mati dalam kiamat nuklir," kata Medvedev.

Sekitar 90 persen dari hulu ledak nuklir dunia dimiliki Rusia dan Amerika Serikat. Sejauh ini dua negara itu masih menjadi kekuatan nuklir terbesar di dunia.

Medvedev menambahkan, penggunaan nuklir akan dilakukan Rusia dalam kasus tertentu atau sesuai dengan kebijakan negara. .

Ucapan Medvedev itu tercetus saat Rusia bersiap mencaplok sebagian besar wilayah Ukraina setelah referendum di wilayah Ukraina yang dikuasai Rusia. Ukraina dan negara-negara Barat mencela pemungutan suara sebagai palsu ilegal.

Pertempuran sengit di berbagai bagian di Ukraina masih terjadi pada Selasa, 27 September 2022 atau ketika referendum di empat wilayah yang akan dicaplok Moskow, yakni Luhansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporizhzhia hampir berakhir.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yakin kalau Presiden Rusia Vladimir Putin bersungguh-sungguh mengenai penggunaan senjata nuklir dalam perang Ukraina demi membela Rusia.

"Dengar, kemarin itu mungkin hanya gertakan. Sekarang, itu bisa menjadi kenyataan. Saya tidak berpikir dia menggertak," kata Zelensky saat wawancara dengan CBS, seperti dikutip dari Reuters, Senin, 26 September 2022.

REUTERS

Baca juga: Vladimir Putin Peringatkan Barat Nuklir Bukan Sekadar Gertakan

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Berita terkait

Rusia Kerahkan Tim Penyelamat dan Pesawat untuk Bantu Cari Helikopter Ebrahim Raisi

3 jam lalu

Rusia Kerahkan Tim Penyelamat dan Pesawat untuk Bantu Cari Helikopter Ebrahim Raisi

Ajudan Vladimir Putin mengatakan Putin memerintahkan pengiriman 50 orang penyelamat untuk membantu pencarian helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi.

Baca Selengkapnya

Ajudan Klaim Pembicaraan Vladimir Putin dan Xi Jinping Sangat Sukses

1 hari lalu

Ajudan Klaim Pembicaraan Vladimir Putin dan Xi Jinping Sangat Sukses

Seorang ajudan dari Pemerintah Rusia mengklaim Vladimir Putin dan Xi Jinping bertemu dalam "suasana hati yang sedang baik" di Beijing.

Baca Selengkapnya

DPR Amerika Serikat Minta Joe Biden Kirim Senjata ke Israel

2 hari lalu

DPR Amerika Serikat Minta Joe Biden Kirim Senjata ke Israel

DPR AS meloloskan RUU yang akan mendesak Joe Biden untuk memulai lagi pengiriman senjata ke Isreal.

Baca Selengkapnya

Adik Kim Jong Un Pastikan Tak ada Transfer Senjata dengan Rusia

2 hari lalu

Adik Kim Jong Un Pastikan Tak ada Transfer Senjata dengan Rusia

Kim Yo Jong adik Kim Jong Un menyangkal tuduhan Amerika Serikat dan Korea Selatan kalau senjata Korea Utara digunakan dalam perang Ukraina

Baca Selengkapnya

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

3 hari lalu

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

RUU tersebut diperkirakan tidak akan menjadi undang-undang, tetapi lolosnya beleid itu di DPR AS menunjukkan kesenjangan pada tahun pemilu soal Israel

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

4 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

4 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Minta Kongres Evaluasi Bantuan Senjata Rp16 T ke Israel

4 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Minta Kongres Evaluasi Bantuan Senjata Rp16 T ke Israel

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat menyerahkan paket bantuan senjata untuk Israel senilai USD1 miliar (Rp16 triliun)

Baca Selengkapnya

Perwira Angkatan Darat AS Mundur, Protes Dukungan terhadap Israel untuk Serang Gaza

5 hari lalu

Perwira Angkatan Darat AS Mundur, Protes Dukungan terhadap Israel untuk Serang Gaza

Harrison Mann, perwira Angkatan Darat Amerika Serikat mengumumkan mundur sebagai protes atas dukungan Washington terhadap perang Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kepala Operasi Damai Cartenz Akui Ada Jual-Beli Amunisi Anggota TNI-Polri dan KKB Sepanjang 2021-2023

6 hari lalu

Kepala Operasi Damai Cartenz Akui Ada Jual-Beli Amunisi Anggota TNI-Polri dan KKB Sepanjang 2021-2023

Kepala Operasi Damai Cartenz, Kombes Faizal Ramadhani, mengakui banyak menangani kasus anggota TNI-Polri yang berjual-beli amunisi dengan TPNPB-OPM.

Baca Selengkapnya