Terlalu Mahal, Acara Pemakaman Kenegaraan Shinzo Abe Jadi Kontroversi

Reporter

magang_merdeka

Selasa, 27 September 2022 05:00 WIB

Warga memberi penghormatan pada mendiang mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe di Kuil Zojoji, Tokyo, Jepang 12 Juli 2022. Eks PM Jepang Shinzo Abe meninggal ditembak dua kali saat berpidato kampanye di kota selatan Nara oleh seorang pria bernama Tetsuya Yamagami. REUTERS/Kim Kyung-Hoon

TEMPO.CO, Jakarta - Pemakaman Kenegaraan mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe yang akan digelar pada hari Selasa, 27 September 2022 telah memicu reaksi publik terhadap partai berkuasa yang dipimpinnya selama bertahun-tahun, lantaran pemakaman tersebut dianggap mewah dan didanai uang pajak.

Beberapa anggota parlemen oposisi memboikot pemakaman Abe yang diselenggarkan secara kenegaraan. Seorang laki-laki sebelumnya nekat membakar diri sebagai bentuk protes terhadap acara senilai US$12 juta atau setara dengan Rp.181 miliar.

Presiden Prancis Emmanuel Macron menandatangani buku belasungkawa untuk mendiang Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe di kediaman duta besar Jepang untuk Prancis di Paris, Prancis, 11 Juli 2022. Michel Euler/Pool via REUTERS

Advertising
Advertising

Acara pemakaman Abe akan dihadiri para pejabat asing, di antaranya Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris dan Perdana Menteri India Narendra Modi. Abe adalah mantan Perdana Menteri Jepang dengan masa jabatan paling lama, namun acara pemakamannya yang secara kenegaraan memancing kemarahan publik.

Mayoritas kubu Oposisi marah dengan mendiang Abe setelah terbongkar hubungan antara Abe, Partai Demokrat Liberal (LDP) dengan Gereja Unifikasi. LDP adalah partainya Abe dan partai berkuasa di Jepang.

Abe tewas ditembak dalam kampanye pada Juli 2022. Tersangka dalam penembakan itu menuduh Abe telah mempromosikan Gereja Unifikasi, yang para kritikus menyebutnya aliran sesat karena pernikahan massal dan taktik penggalangan dana yang agresif.

Menurut polisi, tersangka mengatakan Gereja Unifikasi telah memiskinkan keluarganya. Sejak itu, penyelidikan oleh LDP telah menyimpulkan ada 179 dari 379 anggota parlemen telah berinteraksi dengan gereja tersebut.

Naiknya biaya pemakaman kenegaraan Abe, yang diperkirakan pemerintah sebesar $ 11,5 juta atau setara dengan Rp.174 miliar, seperti menyiram bensin ke api yang berkobar apalagi saat ini banyak warga Jepang menghadapi kesulitan ekonomi.

Pemerintah Jepang terakhir kalinya mendanai sepenuhnya pemakaman seorang perdana menteri adalah untuk Shigeru Yoshida pada 1967. Pemakaman berikutnya telah dibayar oleh negara dan LDP.

Perdana Menteri Fumio Kishida mengumumkan niatnya untuk menjadi tuan rumah pemakaman kenegaraan enam hari setelah Abe dibunuh. Pada saat itu berdasarkan jajak pendapat, publik terbelah. Ada yang mendukung acara tersebut, ada yang tidak.

Tetapi ketika bukti hubungan antara LDP dan Gereja Unifikasi meningkat dan perkiraan biaya pemakaman meningkat, pendapat masyarakat berubah lagi. Sekitar 62 persen responden dalam jajak pendapat baru-baru ini oleh surat kabar Mainichi menolak acara pemakaman Abe. Alasannya, Abe dianggap tidak layak mendapat acara kehormatan yang harganya mahal.

Masalah ini telah memukul peringkat dukungan pada Perdana Menteri Kishida. Dukungannya turun menjadi 29 persen dalam jajak pendapat Mainichi baru-baru ini. Peringkat itu bisa menjadi tanda bahaya yang berarti pemerintah mungkin mengalami kesulitan dalam menjalankan agenda politiknya.

Kishida telah meminta maaf dan berjanji untuk memenangkan kembali kepercayaan publik dengan meminta anggota parlemen LDP untuk memutuskan hubungan dengan Gereja Unifikasi. Dia telah mengakui pemakaman tersebut tidak memiliki dukungan publik yang luar biasa tetapi telah berulang kali berusaha untuk membenarkan keputusannya.

Kishida memuji kontribusi domestik dan diplomatik Abe serta warisan masa jabatannya yang panjang sebagai alasan mengapa pemakaman kenegaraan diperlukan. Selama dua masa jabatannya dari 2006 hingga 2007 dan 2012 hingga 2020, retorika nasionalis Abe dan kebijakan pertahanan yang kuat membuat banyak orang Jepang waspada terhadap perubahan apa pun pada konstitusi pasifis negara itu yang disusun setelah Perang Dunia Kedua.

REUTERS | NESA AQILA

Baca juga: Menelan Biaya Rp 179 M, Acara Pemakaman Shinzo Abe Mulai Diprotes

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

4 jam lalu

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi meresmikan pesantren pertama Nahdlatul Ulama (NU)

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

14 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

17 jam lalu

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

Mulai dari lokasi pembangunannya di pulau buatan sampai ancaman tenggelam, simak informasi menarik tentang Bandara Internasional Kansai Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

18 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Bandara di Jepang Ini Tak Pernah Kehilangan Bagasi Penumpang, Apa Rahasianya?

19 jam lalu

Bandara di Jepang Ini Tak Pernah Kehilangan Bagasi Penumpang, Apa Rahasianya?

Bandara Internasional Kansai Jepang pertama kali dibuka pada 1994, dan diperkirakan melayani 28 juta penumpang per tahun.

Baca Selengkapnya

Jepang Juara Piala Asia U-23 2024 Usai Kalahkan Uzbekistan 1-0

1 hari lalu

Jepang Juara Piala Asia U-23 2024 Usai Kalahkan Uzbekistan 1-0

Timnas U-23 Jepang keluar sebagai juara Piala Asia U-23 2024 setelah mengalahkan Uzbekistan pada partai final. Rekor sempurna Uzbekistan runtuh.

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

1 hari lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Resmi Pensiun, Kento Momota Nikmati Persaingan dengan Anthony Sinisuka Ginting hingga Viktor Axelsen

1 hari lalu

Resmi Pensiun, Kento Momota Nikmati Persaingan dengan Anthony Sinisuka Ginting hingga Viktor Axelsen

Kento Momota ingin membuat lebih banyak orang mencintai bulu tangkis lebih dari dia mencitainya usai resmi pensiun.

Baca Selengkapnya

Duel Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024, Simak Perjalanan Kedua Tim ke Laga Puncak

1 hari lalu

Duel Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024, Simak Perjalanan Kedua Tim ke Laga Puncak

Duel Timnas U-23 Jepang vs Uzbekistan akan tersaji pada babak final Piala Asia U-23 2024 di Stadion Jassim Bin Hamad. Bagaimana perjalanan kedua tim?

Baca Selengkapnya

Preview Timnas U-23 Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024 Malam Ini

1 hari lalu

Preview Timnas U-23 Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024 Malam Ini

Duel Timnas U-23 Jepang vs Uzbekistan akan tersaji pada babak final Piala Asia U-23 2024 di Stadion Jassim Bin Hamad pada Jumat, 3 Mei 2024.

Baca Selengkapnya