Bertemu Blinken, Menlu China: AS Kirim Sinyal Berbahaya Soal Taiwan
Reporter
Tempo.co
Editor
Sita Planasari
Sabtu, 24 September 2022 10:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - China menuduh Amerika Serikat mengirimkan "sinyal yang sangat salah dan berbahaya" ke Taiwan. Seperti dilansir Reuters, Sabtu 24 September 2022, hal ini diungkapkan setelah menteri luar negeri AS mengatakan kepada mitranya dari China pada Jumat bahwa pemeliharaan perdamaian dan stabilitas di Taiwan sangat penting.
Taiwan menjadi fokus pembicaraan 90 menit, "langsung dan jujur" antara Menteri Luar Negeri Antony Blinken dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi di sela-sela Sidang Umum PBB di New York, kata seorang pejabat AS kepada wartawan.
“Menteri Blinken memperjelas sesuai dengan kebijakan lama kami, satu-China, yang sekali lagi tidak berubah. Ia menekankan pemeliharaan perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan sangat, sangat penting,” kata pejabat administrasi senior AS.
Kementerian luar negeri China, dalam sebuah pernyataan pada pertemuan itu, mengatakan Amerika Serikat mengirimkan "sinyal yang sangat salah dan berbahaya" ke Taiwan. Beijing merujuk pada semakin merajalelanya aktivitas kemerdekaan Taiwan, semakin kecil kemungkinan akan ada penyelesaian damai.
"Masalah Taiwan adalah masalah internal China, dan Amerika Serikat tidak berhak ikut campur dalam metode apa yang akan digunakan untuk menyelesaikannya," kata kementerian mengutip Wang.
Ketegangan atas Taiwan telah meningkat setelah kunjungan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi ke sana pada Agustus - yang diikuti oleh latihan militer China skala besar.
Ketegangan semakin meningkat setelah Presiden AS Joe Biden berjanji untuk mempertahankan Taiwan dari invasi China. Pernyataan Biden adalah pernyataannya yang paling eksplisit tentang mengerahkan pasukan AS untuk mempertahankan pulau itu.
Meski Gedung Putih bersikeras bahwa kebijakan atas Taiwan tidak berubah, tetapi China mengatakan pernyataan Biden mengirim sinyal yang salah kepada mereka yang mencari kemerdekaan Taiwan. Dalam panggilan telepon dengan Biden pada Juli, pemimpin China Xi Jinping memperingatkan tentang Taiwan, dengan mengatakan "mereka yang bermain api akan binasa karenanya."
Daniel Russel, diplomat top AS untuk Asia di bawah Presiden Barack Obama, mengatakan fakta pertemuan Blinken dan Wang penting setelah turbulensi yang dibawa oleh kunjungan Pelosi. Ia berharap beberapa kemajuan akan dibuat untuk mengatur pertemuan antara Xi dan Biden di di sela-sela pertemuan G-20 pada November di Bali, yang akan menjadi pertemuan pertama mereka sebagai pemimpin.
"Keputusan Wang dan Blinken untuk bertemu di New York tidak menjamin KTT G20 November akan berjalan lancar atau bahkan akan terjadi. Tetapi jika mereka tidak dapat bertemu, itu berarti prospek KTT pada November buruk," kata Russell.
China melihat Taiwan sebagai salah satu provinsinya dan telah lama berjanji untuk membawa pulau itu di bawah kendalinya dan tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk melakukannya. Pemerintah Taiwan sangat menentang klaim kedaulatan China dan mengatakan hanya 23 juta penduduk pulau itu yang dapat memutuskan masa depannya.
Kementerian luar negeri Taiwan, menanggapi pertemuan antara Blinken dan Wang, mengatakan "tindakan provokatif baru-baru ini" China telah menjadikan Selat Taiwan sebagai fokus diskusi. Taipei menuding China berusaha "membingungkan audiens internasional dengan argumen dan kritik yang bertentangan dengan kenyataan."
Baca juga: Biden Menyatakan Siap Bela Taiwan jika Diserang, China Meradang
REUTERS