Vladimir Putin Peringatkan Barat Nuklir Bukan Sekadar Gertakan

Reporter

Daniel Ahmad

Rabu, 21 September 2022 21:30 WIB

Presiden Rusia Vladimir Putin memimpin pertemuan dengan anggota Dewan Keamanan melalui panggilan konferensi video di Moskow, Rusia, 9 September 2022. Sputnik/Gavriil Grigorov/Pool via REUTERS/File Photo

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin pada Rabu, 21 September 2022, memerintahkan mobilisasi militer untuk perang Ukraina. Putin memperingatkan negara-negara Barat bahwa dia tidak hanya menggertak dan siap menggunakan senjata nuklir demi membela Rusia.

"Jika integritas teritorial negara kami terancam, kami tanpa ragu akan menggunakan semua cara yang tersedia untuk melindungi Rusia dan rakyat kami - ini bukan gertakan," kata Putin dalam pidato yang disiarkan televisi Rusia.

Merujuk pada ekspansi NATO menuju perbatasan Rusia, Putin menyebut Barat sedang merencanakan untuk menghancurkan negaranya. Pemimpin Rusia itu menganggap Barat sedang melakukan "pemerasan nuklir" dengan potensi penggunaan senjata tersebut terhadap Moskow. Ia menganggap Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Eropa memaksa Rusia melakukan operasi militer di Ukraina.

Advertising
Advertising

"Dalam kebijakan anti-Rusia yang agresif, Barat telah melewati setiap garis. Ini bukan gertakan. Mereka yang mencoba memeras kita dengan senjata nuklir harus tahu bahwa baling-baling cuaca dapat berputar dan menunjuk ke arah mereka," tutur Putin.

Prajurit Ukraina menembak dengan sistem peluncur roket multiple Bureviy saat melancarkan serangan ke Rusia, di Kharkiv, Ukraina, 4 Agustus 2022. REUTERS/Sofiia Gatilova

Secara terpisah, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu pada Rabu 21 September 2022 mengumumkan Rusia tengah menargetkan 300 ribu pasukan cadangan untuk mendukung kampanye militernya di Ukraina.

Itu akan menjadi mobilisasi militer pertama Rusia sejak Perang Dunia II yang dilakukan Presiden Putin. Melalui pidato televisi pagi hari, Putin menyatakan, tenaga tambahan diperlukan untuk memenangkan perang, yang tidak hanya melawan Ukraina tetapi juga para pendukung Baratnya.

Untuk pertama kali sejak 6 bulan lalu, Shoigu memberikan update mengenai jumlah korban akibat perang Ukraina dari pihak Rusia. Menurutnya, ada 5.397 tentara Rusia yang gugur sejak awal konflik. Adapun angka kematian resmi yang dia umumkan pada 25 Maret 2022 menyebutkan 1.351 prajurit tewas.

Pasukan Rusia menyerbu Ukraina sejak 24 Februari 2022. Titik-titik pertempuran bergeser sesuai dengan strategi militer kedua negara. Setelah gagal menggapai Kyiv di awal invasi, Rusia memfokuskan serangan di Donbas, wilayah timur Ukraina.

Sebelum pengumuman Putin memicu eskalasi konflik, Ukraina melancarkan serangan balasan di wilayah timur dan selatan. Ukraina mengklaim pasukannya telah menembus lebih jauh ke timur, wilayah yang baru-baru ini ditinggalkan oleh Rusia. Manuver militer ini membuka jalan bagi kemungkinan serangan terhadap pasukan pendudukan Moskow di wilayah Donbas.

Negara-negara seperti Amerika Serikat dan Inggris, mengecam invasi Rusia ke Ukraina. Aliansi Barat menghukum Rusia dengan sanksi ekonomi dan isolasi di forum internasional.

Pencaplokan

Pengumuman Putin memobilisasi militer ini menandai eskalasi terbesar perang Ukraina sejak invasi Februari lalu. Selain secara eksplisit mengangkat ancaman nuklir, Putin juga menyinggung dukungan referendum sebagian wilayah Ukraina.

Donetsk (DPR) gadungan dan Republik Rakyat Luhansk (LPR) diakui Putin sebagai wilayah independen sebelum invasi. Selain dua wilayah itu, pejabat Rusia di Kherson dan Zaporizhzhia telah meminta suara yang sama. Referendum membuka jalan bagi pencaplokan formal sekitar 15 persen wilayah Ukraina.

"Kami tidak bisa - tidak memiliki hak moral untuk menyerahkan orang-orang yang dekat dengan kami kepada para algojo, kami tidak bisa tidak menanggapi keinginan tulus mereka untuk menentukan nasib mereka sendiri," kata Putin.

Sebelumnya Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menegaskan posisi negaranya di tengah kabar referendum dua wilayah di timur Ukraina yang mau mengintegrasikan diri dengan Rusia. Ia menyerukan tekanan lebih besar ada pada Moskow.

"Posisi kami tidak berubah karena kebisingan atau pengumuman di suatu tempat. Kami mendapat dukungan penuh dari mitra kami dalam hal ini," kata Zelensky dalam pidato rutin Selasa, 20 September 2022, tanpa menyinggung langsung referendum tersebut.

Zelensky mengaku telah menginformasikan semua subjek hubungan internasional mengenai apa yang terjadi di Ukraina. Ia menyebut dukungan dari komunitas dunia akan terus mengalir ke Kyiv dalam kondisi apa pun.

"Jadi mari kita terus menekan (Rusia). Mari menjaga persatuan. Mari kita bela Ukraina. Kami membebaskan tanah kami. Kami tidak melemah," ujar Zelensky.


REUTERS

Baca juga: Jokowi Minta Pemda Beri Beri Subsidi Angkutan, Berikut Komentar Ekonom

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

9 jam lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya

Ketua Partai Patriot dari Prancis Curiga Bantuan untuk Ukraina Dikorupsi

9 jam lalu

Ketua Partai Patriot dari Prancis Curiga Bantuan untuk Ukraina Dikorupsi

Florian Philippot Ketua Partai Patriot dari Prancis menyebut sebagian besar bantuan dari negara - negara Barat digelapkan oleh pejabat-pejabat Ukraina

Baca Selengkapnya

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

14 jam lalu

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

Kementerian Pertahanan Spanyol tidak mengungkap berapa banyak rudal patriot untuk Ukraina. Hanya menyebut rudal tiba beberapa hari ke depan.

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

1 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

4 Fakta Lanud Soewondo yang Jadi Lokasi Konser Sheila on 7 di Medan

1 hari lalu

4 Fakta Lanud Soewondo yang Jadi Lokasi Konser Sheila on 7 di Medan

Konser Sheila on 7 akan digelar di lima kota termasuk Medan yang akan di langsungkan di Pangkalan Udara Seowondo, 14 September 2024

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

2 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

2 hari lalu

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

Top 3 dunia adalah Rusia menawarkan Sukhoi ke RI, AS minta Cina buka pintu untuk pengusahanya hingga persiapan senjata Rusia lawan Ukraina.

Baca Selengkapnya

Profil 3 Pemimpin Perempuan di Kerajaan Majapahit

3 hari lalu

Profil 3 Pemimpin Perempuan di Kerajaan Majapahit

Tak hanya dipimpin raja, Majapahit pernah dipimpin perempuan. Siapa saja mereka?

Baca Selengkapnya

Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

3 hari lalu

Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

Kedubes Rusia mengatakan persiapan negaranya sangat kuat untuk melawan Ukraina yang akan mendapat bantuan senilai miliaran dolar dari AS.

Baca Selengkapnya