Biden Klaim Pandemi Covid-19 Sudah Berakhir, di AS Kasus Corona Masih Tinggi

Reporter

Tempo.co

Selasa, 20 September 2022 13:46 WIB

Karyawan Boeing dan lainnya berbaris di jalan dengan tanda dan bendera Amerika saat mereka memprotes mandat vaksin penyakit virus corona (COVID-19) perusahaan, di luar fasilitas Boeing di Everett, Washington, 15 Oktober 2021. REUTERS/Lindsey Wasson/File Photo

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan bahwa pandemi Covid-19 telah berakhir. Padahal negara itu masih bergulat dengan infeksi virus corona yang membunuh ratusan orang setiap hari. "Pandemi sudah berakhir," kata Biden selama wawancara dengan program 60 Minutes CBS pada Rabu pekan lalu.

Benarkah klaim Biden itu? Hingga kini Amerika Serikat masih menerapkan darurat kesehatan masyarakat, yang pertama kali diumumkan pada Januari 2020 lalu. Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan (HHS) AS diperkirakan akan memperpanjang darurat kesehatan yang berakhir pada Januari 2023.

"Pandemi belum berakhir," ujar koordinator respons Covid-19 Gedung Putih Ashish Jha baru-baru ini.

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pekan lalu bahwa akhir pandemi Covid-19 sudah di depan mata. Namun dia menghimbau negara-negara untuk tetap waspada.

Virus yang pertama kali dideteksi di China pada akhir 2019 lalu ini telah menewaskan lebih dari 6,5 juta dan menginfeksi 608 juta orang lainnya. Menurut WHO, vaksin dan perawatan telah membantu menurunkan tingkat kematian. Sejak Maret 2020, kini kematian global akibat Covid-19 telah melandai.

Advertising
Advertising

Di Amerika Serikat sendiri, rata-rata hampir 400 orang per hari meninggal karena Covid-19, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS. Rata-rata lebih dari 4.300 orang yang dirawat di rumah sakit setiap harinya.

Pedoman masker CDC sejak Februari lalu telah menanggalkan aturan wajib masker bagi penduduk AS di dalam ruangan. Instansi pemerintah AS juga telah menghentikan persyaratan masker di gedung-gedung federal di wilayah Washington dan tempat-tempat lain dengan tingkat Covid-19 rendah atau sedang.

Pemerintah federal berhenti mewajibkan penggunaan masker di transportasi umum. Sebagian besar negara bagian juga telah mencabut persyaratan masker, termasuk New York.

Sebagian besar sekolah di seluruh negeri meninggalkan pembelajaran jarak jauh untuk kelas tatap muka. CDC mengatakan bulan lalu tidak akan lagi menginstruksikan karantina bagi orang yang terpapar virus, sehingga memudahkan guru dan siswa tetap berada di kelas.

CDC juga tidak lagi menganjurkan orang yang tidak divaksinasi untuk dikarantina setelah terpapar Covid-19. Sekitar 95 persen populasi AS telah divaksinasi, sudah terpapar virus Corona atau keduanya.

Baca: Bukan Covid-19, Keluarga Bilang Penyebab Kematian Azyumardi Azra Serangan Jantung


REUTERS | NESA AQILA | DRC

Berita terkait

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

1 hari lalu

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

Puluhan kampus di Amerika Serikat gelar aksi pro-Palestina. Apa saja tindakan represif aparat terhadap demonstran?

Baca Selengkapnya

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

1 hari lalu

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

DPR Amerika Serikat mengesahkan rancangan undang-undang yang akan melarang penggunaan TikTok

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

2 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

3 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

3 hari lalu

Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

Berbagi kampus di Amerika Serikat unjuk rasa mendukung Palestina dengan tuntutan yang seragam soal protes genosida di Gaza.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

4 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

AS Larang TikTok: Perlawanan ByteDance sampai Daftar Negara yang Mencoret Aplikasi Top Itu

4 hari lalu

AS Larang TikTok: Perlawanan ByteDance sampai Daftar Negara yang Mencoret Aplikasi Top Itu

Amerika Serikat resmi melarang TikTok karena alasan keamanan jika ByteDance tidak melakukan divestasi sahamnya. Perusahaan Cina itu melawan.

Baca Selengkapnya

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

4 hari lalu

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

Tim kampanye Joe Biden berkata mereka tidak akan berhenti menggunakan TikTok, meski DPR AS baru mengesahkan RUU yang mungkin melarang penggunaan media sosial itu.

Baca Selengkapnya

Menhan AS Sampaikan Ucapan Selamat dari Joe Biden ke Prabowo

4 hari lalu

Menhan AS Sampaikan Ucapan Selamat dari Joe Biden ke Prabowo

Presiden terpilih Prabowo menegaskan kembali komitmen Indonesia dalam membina kemitraan yang erat dengan AS.

Baca Selengkapnya

Joe Biden Klaim Pamannya Dimakan Kanibal di Papua Nugini, Begini Kata PM Marape

7 hari lalu

Joe Biden Klaim Pamannya Dimakan Kanibal di Papua Nugini, Begini Kata PM Marape

Perdana Menteri Papua Nugini James Marape mengatakan negaranya tidak pantas dicap kanibal setelah Presiden AS Joe Biden bercerita tentang pamannya yang tewas di sana pada Mei 1944.

Baca Selengkapnya