Ratu Elizabeth II Meninggal, Para Pelayat Rela Antri 24 Jam di Tengah Udara Dingin

Reporter

magang_merdeka

Sabtu, 17 September 2022 18:30 WIB

Dilihat dari atas Wellington Arch, peti mati Ratu Elizabeth II dibawa dengan Royal Hearse ke Istana Buckingham di London pada 13 September 2022. MARCO BERTORELLO/Pool via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Meninggalnya pemimpin tahta Kerajaan Inggris Ratu Elizabeth II pada Minggu lalu, memicu luapan emosi yang masyarakat Inggris. Puluhan ribu orang keluar rumah demi bisa melihat peti mati Ratu saat menuju ke Ibu Kota London.

Antrian demi bisa melihat peti mati Ratu Elizabeth II mengular sampai bermil-mil. Mereka yang mengantri tak mempedulikan suhu dingin 7 derajat celcius. Pemerintah Inggris mengatakan waktu tunggu untuk melihat peti mati Ratu saat ini, sudah lebih dari 24 jam.

"Waktu antrian diperkirakan lebih dari 24 jam dan suhu semalaman akan dingin," demikian keterangan Kementerian Kebudayaan Inggris memperingatkan di Twitter pada pukul 16.14 waktu setempat, setelah menghentikan antrian sekitar pukul 09.00 malam atau batas akhir yang ditentukan di Southwark Park.

Advertising
Advertising

Pangeran Harry (tengah) berjalan di belakang peti mati Ratu Elizabeth II bersama sejumlah anggota keluarga kerajaan Inggris, di antaranya Raja Charles III, Putri Anne, Pangeran William dan Pangeran Edward dalam prosesi Kenegaraan Ratu Elizabeth II di London, 14 September 2022. Penampilan Pangeran Harry menjadi sorotan, karena ia terlihat mengenakan pakaian biasa di antara keluarganya yang lain. Jeff J Mitchell via REUTERS

Kendati demikian, orang-orang masih saja menunggu. Penantian berjam-jam di tengah cuaca buruk, tidak menghalangi para pelayat yang berdatangan dari dalam negeri maupun luar Inggris. Mereka mengantri agar bisa untuk memberikan penghormatan terakhir kepada pemimpin terlama di Inggris itu.

Reuben Fevrier, seorang akuntan dari London yang berada di barisan, mengenang Ratu Elizabeth II sebagai sosok yang tabah dan berkomitmen sungguh-sungguh pada negara. Kehidupan Ratu dinilainya luar biasa.

"Saya pikir ini yang paling bisa saya lakukan (antri dalam memberikan penghormatan terakhir)," kata Fevrier.

Antrean untuk melihat peti mati Ratu Elizabeth II terus meliuk dari Southwark Park ke parlemen Westminster Hall, tempat peti mati ratu disemayamkan. Sekitar 750 ribu orang secara total diperkirakan akan datang sebelum pemakaman hari Senin.

"Saya sama sekali tidak merasakan sensasi di lutut atau kaki saya. Sejauh ini baik-baik saja," kata Hyacinth Appah, seorang pelayat dari London dalam antrian.

Toilet sementara telah dipasang di sepanjang rute antrian, dan para pelayat diminta untuk tidak membawa peralatan berkemah, sleeping bag, atau kursi lipat.

"Dia adalah segalanya. Dia ada di sini sepanjang hidup saya. Anda tidak bisa meminta orang yang lebih agung dan bermartabat. Dia mewakili sebuah negara, dia adalah negara," kata Susan Green, seorang pensiunan dari NHS (badan kesehatan Inggris).

Mantan kapten sepak bola Inggris, David Beckham dan Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern juga terlihat memberikan penghormatan kepada Ratu. Naomi Brown dari London, mengatakan dia telah menunggu hampir 11 jam setelah bergabung dengan antrian pada Kamis malam, 15 September 2022 usai pulang kerja.

"Saya hanya berpikir, saya tidak akan pernah melakukannya lagi. Saya sangat menghormati Ratu, tidak sekalipun dia goyah. Dia telah menjadi simbol yang baik untuk negara kita … rasanya seperti kita telah kehilangan anggota keluarga," kata Brown, 29 tahun, kepada Reuters saat dia mendekati barisan bagian depan.

REUTERS | NESA AQILA

Baca juga: Geger Penyanderaan Karyawan dan Nasabah Bank di Lebanon

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

3 menit lalu

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

Menko Airlangga menegaskan Indonesia tengah melakukan deregulasi yang menekankan mekanisme lebih mudah untuk pendaftaran produk susu dan turunannya.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

3 jam lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

12 jam lalu

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

Lembaga antikorupsi Inggris, Serious Fraud Office (SFO), mendapat kompensasi 992 juta Euro terkait kasus suap pembelian pesawat Garuda pada 2017

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

1 hari lalu

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara perkembangan ekonomi terkini, perkembangan politik domestik dan keberlanjutan kebijakan pasca Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

1 hari lalu

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

Cradle of Filth tak hanya sebuah band metal, mereka simbol keberanian untuk mengekspresikan ketidaknyamanan, kegelapan, dan imajinasi lintas batas.

Baca Selengkapnya

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

2 hari lalu

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

Inggris membangun tugu peringatan perang untuk jutaan tentara Muslim yang bertugas bersama pasukan Inggris dan Persemakmuran selama dua perang dunia

Baca Selengkapnya

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

3 hari lalu

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

Dampak dari diloloskannya RUU Safety of Rwanda telah membuat Irlandia kebanjiran imigran yang ingin meminta suaka.

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

3 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

4 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

6 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya