Top 3 Dunia: Rusia Ingin Kesepakatan Minyak dengan RI, Putin Soal Dolar Tak Laku

Reporter

Tempo.co

Kamis, 8 September 2022 06:00 WIB

Presiden Joko Widodo berjabat tangan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin usai menyampaikan pernyataan bersama di Istana Kremlin, Moskow, Rusia, 30 Juni 2022. ANTARA FOTO/BPMI-Laily Rachev

TEMPO.CO, Jakarta - Berita top 3 dunia kemarin dimulai dari Duta Besar Rusia Lyudmila Vorobieva menyatakan Indonesia berminat membeli minyak, namun hingga kini masih dalam tahap pembahasan. Vorobieva berharap Indonesia dan Rusia segera mencapai kesepakatan.

Top 3 dunia kedua adalah Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Dolar AS hingga Euro bakal tak lagi dilirik. Sebagai gantinya mata uang China, Yuan akan mendominasi perdagangan dunia. Berita top 3 dunia terakhir adalah negara-negara di blok Uni Eropa sepakat memangkas konsumsi gas sebesar 15 persen tahun ini akibat krisis energi yang dipicu konflik Rusia-Ukraina. Berikut berita selengkapnya:

1. Rusia Berharap Segera Mengunci Kesepakatan Minyak dengan Indonesia

Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva buka suara soal kabar Indonesia, yang disebut telah membeli minyak dari Rusia. Vorobieva membenarkan ada niat dari Indonesia untuk membeli minyak Rusia dan Moskow mau melakukannya, namun dia tidak tahu detail apa pun perihal ini.

Menurutnya wacana mengenai Indonesia membeli minyak dari Rusia, masih dalam pembahasan. Pihaknya pun berharap bisa diselesaikan dalam waktu dekat.

Advertising
Advertising

"Sekarang baru di level pembicaraan dan diskusi antara pejabat pemerintah dan perusahaan terkait dari Rusia-Indonesia. Kami (Rusia) sangat berharap ini akan terjadi dalam waktu dekat (Indonesia benar-benar beli minyak Rusia)," kata Vorobieva saat jumpa pers di Jakarta, Rabu, 7 September 2022.

Kabar mengenai Pemerintah Indonesia membeli minyak Rusia menguat sejak awal 2022, tetapi kabar itu belakangan memudar. Baru-baru ini, Pejabat Kementerian Keuangan Amerika Serikat, yang tidak mau dipublikasi identitasnya, mengatakan pada New York Times kalau Rusia telah menjual minyak ke negara-negara seperti Indonesia dengan diskon 30 persen. Rusia juga sedang mencoba mengunci kontrak jangka panjang sebelum batas harga diberlakukan.

Pertamina dan humas Ditjen Migas Kementerian ESDM, belum bisa mengkonfirmasi saat ditanya Tempo mengenai pembelian minyak Rusia. Sedangkan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI mengaku tidak mendengar informasi ihwal ini.

Adapun pejabat tinggi di Uni Eropa menyarankan Indonesia agar ikut batas harga (price cap) yang diberlakukan G7 untuk minyak Rusia.

Komisioner Uni Eropa untuk Energi, Kadri Simson, mengatakan batas harga yang disepakati oleh nagara-negara G7 ini bisa mengurangi pendapatan Moskow untuk invasi perang ke Ukraina. Ia memahami, Rusia tengah mencari pasar baru dengan diskon yang signifikan.

"Pesan kami ke Indonesia, juga ke India dan Cina, (negara yang) tetap bersedia membeli produk minyak Rusia adalah agar mengusulkan batas harga minyak kepada mereka," kata Simson saat wawancara di Jakarta, Selasa, 6 September 2022.

<!--more-->

2. Putin: Dolar AS, Euro dan Pound Sterling Kini Tak Laku, Beralih ke Yuan

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan mata uang seperti dolar AS, euro dan pound sterling yang menjadi cadangan tradisional, telah kehilangan kredibilitasnya di pasar internasional. "Negara-negara Barat telah merusak fondasi sistem ekonomi global. Kepercayaan pada dolar, euro, dan pound sterling sebagai mata uang untuk melakukan transaksi, menyimpan aset dan cadangan telah hilang," katanya di Forum Ekonomi Negara-negara Timur di Vladivostok, Rusia.

Dia juga mencatat bahwa kecenderungan ini mendorong Rusia dan banyak negara beralih ke mata uang lain terutama Yuan China. “Selangkah demi selangkah kami menjauh dari penggunaan mata uang yang tidak dapat diandalkan dan dikompromikan ini. Omong-omong, bahkan sekutu AS secara bertahap mengurangi tabungan dan pembayaran mereka dalam dolar menurut statistik. Saya akan mencatat bahwa kemarin Gazprom dan mitra China-nya setuju untuk membayar gas dalam rubel dan yuan dengan pembagian 50/50 ," kata Putin.

Dalam forum itu, Putin juga mengatakan bahwa Barat gagal mengisolasi Rusia dengan sanksi yang menghancurkan ekonomi global. Amerika Serikat dan sekutunya memberlakukan sanksi paling berat dalam sejarah modern terhadap Rusia akibat invasi ke Ukraina.

"Saya berbicara tentang demam sanksi Barat, dengan upaya agresif dan berani untuk memaksakan model perilaku di negara lain, untuk merampas kedaulatan mereka dan menundukkan pada kehendak mereka," kata Putin.

"Dalam upaya untuk melawan jalannya sejarah, negara-negara Barat merusak pilar utama sistem ekonomi dunia yang dibangun selama berabad-abad," kata Putin.

Putin mengatakan Barat berusaha memaksakan kehendaknya pada dunia tetapi kekuatan mereka menurun karena pertumbuhan global sekarang berpusat di Asia. "Perubahan tektonik yang tidak dapat diubah dan bahkan telah terjadi di seluruh hubungan internasional," kata Putin. "Peran negara dan kawasan dunia yang dinamis dan menjanjikan, terutama kawasan Asia-Pasifik, telah meningkat secara signifikan."

<!--more-->

3. Hadapi Krisis Energi, Uni Eropa Pangkas Konsumsi Gas Hingga 15 Persen

Negara-negara di blok Uni Eropa sepakat memangkas konsumsi gas sebesar 15 persen pada tahun ini akibat krisis energi yang dipicu konflik Rusia-Ukraina.

"Ini untuk memprioritaskan penghematan energi dalam mengganti bahan bakar fosil Rusia yang hilang," kata Komisaris Eropa untuk Energi, Kadri Simson dalam jumpa pers di Jakarta pada Selasa 6 September 2022.

Tahun ini, pembangkit listrik tenaga batu bara memiliki akses ke pasar listrik Eropa, karena batu bara produksi lokal lebih murah daripada gas Rusia. Komitmen ini dijaga dengan baik untuk membangun ketahanan energi tahun ini. Simson juga menambahkan bahwa krisis energi kali ini justru mempercepat energi terbarukan, sehingga dapat menghemat energi.

"Jadi kami memahami bahwa konsumsi energi kami tidak dapat ditutupi hanya dengan energi terbarukan, dan kita harus membeli, memprioritaskan tabungan di mana Anda bisa."

Di Eropa, 40 persen dari konsumsi gas digunakan untuk memanaskan rumah selama musim dingin. Faktanya, jika sudah memiliki lebih banyak energi terbarukan dalam bauran energi, maka itu berarti harga menjadi lebih terjangkau bagi konsumen.

Transformasi energi fosil ke energi hijau memang sudah menjadi topik hangat pada kancah dunia. Diperkirakan, jika hal tersebut sudah mencapai target pada 2030, maka di tingkat Uni Eropa, konsumsi gas akan berkurang 30 persen.

Di seluruh Eropa, komitmen yang dibuat oleh pemerintah dan sektor publik untuk membangun kapasitas energi terbarukan sanga tinggi. Negara-negara di sekitar Laut Baltik berkomitmen untuk membangun 20 GW angin lepas pantai di satu cekungan laut di Laut Baltik, dan untuk di Laut Utara komitmen untuk menghasilkan listrik angin lepas pantai adalah 60 GW.

"Jadi ini adalah target yang sangat, sangat ambisius,"ujar Simson. Terlepas dari keadaan darurat energi saat ini di Eropa, mereka belum melepaskan komitmen yang telah dibangun, baik untuk 2025 ataupun 2030.

Simson mengunjungi Bali, dalam Pertemuan Tingkat Menteri Transisi Energi (ETMM) G20 pada 2 September. Selain itu, Komisaris Eropa untuk Energi itu juga akan melakukan serangkaian pertemuan bilateral selama kunjungannya ke Bali, Balikpapan, dan Jakarta.

Baca: Top 3 Dunia: Rusia Komentari Terpilihnya Liz Truss, Batas Harga Minyak Rusia

REUTERS | CHANNEL NEWS ASIA

Berita terkait

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

2 jam lalu

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 3 Mei 2024 diawali oleh Turki menghentikan semua ekspor impor dari dan ke Israel.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

16 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

19 jam lalu

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

Terkini: Presiden Jokowi dorong penghiliran industri jagung, Uni Eropa jajaki peluang investasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

21 jam lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

1 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Arab Saudi Terbitkan Aturan Baru Haji 2024 dan Jepang Kucurkan Bantuan untuk Papua

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Arab Saudi Terbitkan Aturan Baru Haji 2024 dan Jepang Kucurkan Bantuan untuk Papua

Top 3 dunia pada 2 Mei 2024, di antaranya pelapor yang menuduh Boeing telah mengabaikan cacat produksi 737 MAX, meninggal.

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

1 hari lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

2 hari lalu

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

Top 3 dunia, AstraZeneca, untuk pertama kalinya, mengakui dalam dokumen pengadilan bahwa vaksin Covid-19 buatannya dapat menyebabkan efek samping

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

2 hari lalu

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

Ursula von der Leyen mengakui TikTok telah menimbulkan ancaman, namun dia tidak menjelaskan lebih detail.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

2 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya