Pengeboman Kedubes Rusia di Afghanistan, ISIS Mengaku Bertanggung Jawab

Reporter

Selasa, 6 September 2022 09:25 WIB

Sebuah mobil hancur setelah serangan diduga roket di Kabul, Afghanistan, 29 Agustus 2021. Pada hari Jumat militer AS melancarkan serangan pesawat tak berawak yang dikatakan menargetkan militan ISIS-K di Provinsi Nangarhar, timur Kabul, menewaskan dua perencana kelompok dan melukai seorang lainnya. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok teroris ISIS mengaku bertanggung jawab atas bom bunuh diri pada Senin, 6 September 2022 di Kabul, Afghanistan. Ledakan terjadi tidak jauh dari pintu masuk Kedutaan Besar Rusia atau Kedubes Rusia di ibukota Afghanistan. Sebanyak 25 orang tewas, dua di antaranya adalah staf Kedutaan Rusia.

Kelompok teroris mengklaim bahwa serangan dilakukan oleh seorang pejuang asing. Menurut beberapa laporan, serangan diluncurkan oleh cabang lokal Negara Islam, ISIS-K.

Ini adalah serangan pertama terhadap misi diplomatik di Afghanistan yang diklaim oleh ISIS sejak pengambilalihan Taliban pada 2021. Sebelumnya, Komite Investigasi Rusia mengkonfirmasi bahwa seorang asisten sekretaris dan seorang penjaga keamanan yang merupakan warga negara Rusia, tewas dalam ledakan itu.

Menurut laporan media, sebagian besar korban adalah warga Afghanistan yang mengantre untuk mendapatkan visa. Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan bahwa keamanan ditingkatkan setelah serangan itu. Staf kedutaan yang terbunuh juga berduka dan mengheningkan cipta selama satu menit selama pembicaraan Lavrov dengan Sirojiddin Muhriddin, Menteri Luar Negeri Tajikistan di Moskow.

Pelaku pengeboman telah ditembak mati di bagian kepala oleh Kepolisian Kota Kabul. Ia ditembak saat mendekati pintu masuk kantor Kedutaan Besar Rusia di Kabul. Namun naasnya, pelaku sempat meledakkan alat peledak yang dibawanya sebelum ia tewas. Itu adalah serangan pertama sejak Taliban mengambil alih kekuasaan Pemerintah Afghanistan.

Advertising
Advertising

Rusia adalah satu dari sedikit negara yang masih mempertahankan kantor Kedutaan Besarnya di Kabul setelah Taliban mengambil alih Afghanistan lebih dari setahun lalu. Kendati Moskow tidak secara resmi mengakui Pemerintah Taliban, kedua belah pihak telah melakukan sejumlah pembicaraan untuk menyetujui suplai bahan bakar dan komoditas lainnya

Rusia termasuk di antara sedikit negara yang mempertahankan misi diplomatik di Kabul sejak Taliban berkuasa setahun lalu. Afghanistan telah berulang kali mengalami serangan teroris sejak pengambilalihan tahun lalu,

Serangan itu, menurut Taliban, dilakukan oleh ISIS-K. Pada pertengahan Agustus, sebuah ledakan dahsyat menghantam masjid di Kabul saat salat magrib. Puluhan orang tewas akibat serangan tersebut.

Baca: Kemlu Rusia Benarkan 2 Staf Kedutaan Besar Tewas dalam Serangan Bom Bunuh Diri

RUSSIA TODAY | REUTERS

Berita terkait

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

4 jam lalu

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

Jaksa penuntut negara Ukraina memeriksa puing-puing dari 21 dari sekitar 50 rudal balistik Korea Utara yang diluncurkan oleh Rusia.

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

7 jam lalu

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

Vladimir Putin kembali menjabat sebagai presiden Rusia untuk periode kelima selama enam tahun ke depan. Bakal mengalahkan rekor Stalin.

Baca Selengkapnya

Tentara AS Ditahan di Rusia, Dituduh Mencuri Uang Kekasihnya

15 jam lalu

Tentara AS Ditahan di Rusia, Dituduh Mencuri Uang Kekasihnya

Rusia menuduh tentara AS terlibat pencurian dengan mengambil uang kekasihnya.

Baca Selengkapnya

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

15 jam lalu

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan tidak ada dasar hukum untuk mengakui Vladimir Putin sebagai presiden Rusia yang sah.

Baca Selengkapnya

Zelensky Masuk Daftar Buronan Rusia, Dubes Ukraina: Upaya Putus Asa dari Negara yang Kalah

1 hari lalu

Zelensky Masuk Daftar Buronan Rusia, Dubes Ukraina: Upaya Putus Asa dari Negara yang Kalah

Duta Besar Ukraina untuk Indonesia menanggapi laporan media bahwa Rusia memasukkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ke dalam daftar buronan.

Baca Selengkapnya

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

1 hari lalu

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

Dubes Ukraina mengatakan pemerintah Indonesia belum mengonfirmasi kehadiran di KTT Perdamaian, yang akan berlangsung di Swiss bulan depan.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

1 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

Volodymyr Zelensky disebut Kementerian Luar Negeri Rusia sedang hilang akal karena membawa-bawa Tuhan dalam konflik dengan Moskow.

Baca Selengkapnya

Zelensky Masuk dalam Daftar Buron Rusia, Ukraina Sebut Moskow Putus Asa

1 hari lalu

Zelensky Masuk dalam Daftar Buron Rusia, Ukraina Sebut Moskow Putus Asa

Ukraina menyebut Rusia mencari perhatian karena menetapkan Presiden Zelensky sebagai buronan.

Baca Selengkapnya

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

2 hari lalu

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

Kementerian Dalam Negeri Rusia mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

3 hari lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya