Kementerian Luar Negeri Amerika Izinkan Penjualan Peralatan Tempur ke Taiwan

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 3 September 2022 16:00 WIB

Tentara Taiwan menembakkan howitzer 155mm selama latihan militer tahunan di daerah Pingtung, Taiwan selatan, 9 Agustus 2022. REUTERS/Ann Wang

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat menyetujui proposal penjualan peralatan militer ke Taiwan senilai USD 1,1 miliar (Rp 16 triliun). Di antara peralatan tempur yang dijual ke Taiwan itu adalah 60 unit rudal anti-kapal dan 100 unit rudal air-to-air.

Atas langkah tersebut, Cina mengancam akan mengambil tindakan balasan. Pentagon mengumumkan paket penjualan ke Taiwan itu pada Jumat, 2 September 2022 setelah Cina secara agresif melakukan latihan militer di sekitar Taiwan, buntut dari kunjungan kenegaraan Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi.

Jet tempur Mirage 2000-5 mendarat di Pangkalan Udara Hsinchu di Hsinchu, Taiwan 5 Agustus 2022. Seorang sumber militer China mengungkapkan, latihan itu dilakukan sebagai persiapan untuk pertempuran sesungguhnya. REUTERS/Annabelle Chih

Advertising
Advertising

Defense Security Cooperation Agency (DSCA) mengatakan di antara peralatan militer yang dijual Amerika Serikat ke Taiwan adalah rudal Sidewinder senilai USD 85.6 juta (Rp 1,2 triliun). Ada pula rudal anti-kapal yang diperkirakan harganya USD 355 juta (Rp 5,2 triliun) dan sistem radar seharga USD 665,4 juta (Rp 9,9 triliun)

Liu Pengyu, Juru bicara Kedutaan Besar Cina di Amerika Serikat mengatakan kemungkinan penjualan senjata-senjata ini sangat membahayakan hubungan Amerika Serikat dengan Cina, membahayakan perdamaian dan stabilitas di sepanjang selat Taiwan.

“Cina akan dengan tegas mengambil tindakan balasan dan langkah yang diperlukan sebagai pencegahan sehubungan dengan perkembangan situasi yang terjadi,” kata Liu.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan paket penjualan peralatan tempur ke Taiwan ini sudah dipertimbangkan sejak lama. Bukan hanya itu, dilakukan pula konsultasi dengan Taiwan dan anggota parlemen Amerika Serikat.

“Lantaran Cina terus meningkatkan tekanan ke Taiwan, termasuk melalui peningkatan jumlah personil militernya di sekitar Taiwan dan wilayah laut di sekitar Taiwan serta terlibat untuk mengubah status quo Selat Taiwan, maka kami memberikan Taiwan apa yang dibutuhkan untuk menjaga kemampuan pertahanan mereka,” kata Laura Rosenberger, Direktur Gedung Putih untuk urusan Cina – Taiwan.

Sebelumnya pada akhir bulan lalu, Pemerintah Amerika Serikat telah merencanakan untuk memberikan peralatan baru (militer) ke Taiwan. Peralatan tempur itu untuk menopang sistem militer Taiwan saat ini dan mengisi peralatan yang belum ada, bukan untuk menawarkan kemampuan baru kendati ketegangan meningkat setelah kunjungan Pelosi.

Sumber: Reuters

Baca juga: Kasus WNI Korban Perkosaan Petugas Imigrasi Gadungan Sudah Ditangani Polisi

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Ajudan Klaim Pembicaraan Vladimir Putin dan Xi Jinping Sangat Sukses

3 jam lalu

Ajudan Klaim Pembicaraan Vladimir Putin dan Xi Jinping Sangat Sukses

Seorang ajudan dari Pemerintah Rusia mengklaim Vladimir Putin dan Xi Jinping bertemu dalam "suasana hati yang sedang baik" di Beijing.

Baca Selengkapnya

Tentara Israel dan Hamas Baku Tembak di Jabalia

14 jam lalu

Tentara Israel dan Hamas Baku Tembak di Jabalia

Tentara Israel baku tembak dengan anggota Hamas di gang-gang sempit di Jabalia pada Jumat, 17 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Serangan Udara Israel Menghantam Rumah Dekat Wisma Relawan MER-C di Gaza

18 jam lalu

Serangan Udara Israel Menghantam Rumah Dekat Wisma Relawan MER-C di Gaza

MER-C mengatakan serangan udara menyasar ke sebuah rumah dekat wisma yang ditempati para relawan WNI di Rafah, Gaza Selatan.

Baca Selengkapnya

OCHA Ingatkan Warga Sudan Terancam Kelaparan dan Wabah Penyakit

23 jam lalu

OCHA Ingatkan Warga Sudan Terancam Kelaparan dan Wabah Penyakit

Dari total sumbangan dana USD2.7 miliar (Rp43 triliun) yang dibutuhkan, baru 12 persen yang diterima OCHA untuk mengatasi kelaparan di Sudan.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri dan Mer-C Saling Kontak soal Kondisi WNI di Gaza

1 hari lalu

Kementerian Luar Negeri dan Mer-C Saling Kontak soal Kondisi WNI di Gaza

Kementerian Luar Negeri melakukan kontak setiap hari dengan para relawan Mer-C untuk memonitor kondisi mereka

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

2 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Orang Tua 900 Tentara Israel Desak Menhan Hentikan Serangan ke Rafah: Ini Jebakan Maut!

2 hari lalu

Orang Tua 900 Tentara Israel Desak Menhan Hentikan Serangan ke Rafah: Ini Jebakan Maut!

Orang tua dari lebih 900 tentara Israel yang bertugas di Gaza telah menulis surat yang mendesak militer Israel untuk membatalkan serangan di Rafah

Baca Selengkapnya

Prabowo Klaim Tak Bakal Pimpin Negara dengan Gaya Militer: Itu Tidak Relevan

2 hari lalu

Prabowo Klaim Tak Bakal Pimpin Negara dengan Gaya Militer: Itu Tidak Relevan

Prabowo mengatakan, pengalamannya di militer tak akan memengaruhi kebijakan di pemerintahan yang bakal dia pimpin.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Rusia Mengutuk Upaya Pembunuhan Perdana Menteri Slovakia dan Doakan Lekas Sembuh

2 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Rusia Mengutuk Upaya Pembunuhan Perdana Menteri Slovakia dan Doakan Lekas Sembuh

Kementerian Luar Negeri Rusia dengan keras mengutuk serangan pada perdana menteri Slovakia dan mendoakan agar Robert Fico lekas bugar

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

3 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya