Profil Organsasi Fatah, Organisasi Politik Militer yang Didirikan Yasser Arafat

Rabu, 24 Agustus 2022 19:01 WIB

Pemimpin PLO Yasser Arafat, presiden Mesir Husni Mubarak dan Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin, duduk bersama di depan wartawan, sebelum memulai pertemuan bersejarah di Kairo, 6 Oktober 1993. AP/Denis Paquin

TEMPO.CO, Jakarta - Selama perjalanan hidupnya, Yasser Arafat selalu mengumandangkan pembebasan Palsetina dari Israel. Salah satu bukti konkrit dari tindakannya, ia membentuk organisasi Fatah. Fatah merupakan organisasi politik dan militer yang dibentuknya untuk kebebasan Palestina.

Dilansir dari laman Britannica, Fatah merupakan organisasi politik dan militer dari Palestina yang didirikan pada akhir 1950-an oleh Yasser Arafat dan Khalil al-Wazir dengan tujuan untuk merebut Palestina dari kendali Israel dengan melancarkan perang gerilya.

Pada 1963, Fatah mulai menjadi salah satu kekuatan yang diperhitungkan akibat organisasi ini memperoleh dukungan dari Suriah dan memiliki basis yang besar di Damaskus. Pada tahun ini juga, Fatah telah mengembangkan struktur organisasi tipe komando. Pada Desember 1964, Fatah mulai melakukan operasi militer pertamanya ketika meledakkan instalasi pompa air milik Israel.

Kemudian, pada 1968 Fatah yang berpusat di Yordania telah menjadi kekuatan utama Palestina dan menjadi target utama dari serangan Israel. Di desa Karameh di Yordania, Israel menyerang Fatah dengan menewaskan 150 gerilyawan dan 29 tentara Israel. Keberhasilan Fatah menahan serangan tentara Israel ditambah dengan dipukul mundurnya Liga Arab oleh Israel dalam Perang Enam Hari pada 1967, meningkatkan upaya Fatah secara aspek politis dan psikologis. Pada akhir 1960-an, Fatah menjelma menjadi salah satu organisasi gerakan pembebasan terbesar di Palestina.

Dilansir dari Britannica, akibat perang saudara pada September 1970 di Yordania, tentara Yordania kemudian memaksa para pejuang Fatah untuk keluar dari Yordania dan mendesak mereka hingga masuk ke Lebanon. Pada 1971, otoritas Yordania membunuh Abu Iyad, salah satu pemimpin dari Fatah yang dihormati. Setelahnya, sebuah korps militan ekstrimis Fatah muncul yang menamakan diri mereka Black September sebagai penghormatan atas peristiwa pada 1970, kelompok ini kemudian membunuh Perdana Menteri Yordania, Wasfi Al-Tel pada November di tahun yang sama.

Advertising
Advertising

Pada 1982, invasi Israel ke selatan Lebanon menyebabkan krisis di tempat Fatah bermarkas. Dalam sebuah operasi khusus yang ditujukan untuk menangani aktivitas gerilya Palestina di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel, tentara Israel menggulingkan PLO dan Fatah dari Lebanon Selatan.

Setelah operasi ini, Fatah mengalami kemunduran serius sebagai sebuah organisasi, faksi-faksi yang saling tuduh di dalam internal Fatah bahkan memperburuk keadaan organisasi pembebasan ini. Namun, pada 1990-an Yasser Arafat merebut kembali kepemimpinannya di organisasi Fatah.

Di tengah kekecewaan akibat kekalahan dan perpecahan Fatah, muncullah saingan Fatah yakni Gerakan Hamas yang didirikan dengan tujuan untuk menentang Fatah pada 1987. Persaingannya dengan organisasi baru ini membuat Fatah melakukan strategi pragmatisme dalam pejuangan untuk menentukan nasib Palestina.

Mengutip dari laman Britannica, pada 1988, PLO yang dipimpin oleh Fatah mendeklarasikan kemerdekaan Palestina sebagai pemerintahan yang sah di pengasingan, mengakui adanya Negara Israel, menolak terorisme, dan menganut solusi dua negara. Lalu, pada 1991, Israel dan PLO menanda tangani perjanjian damai, yakni kesepakatan Oslo.

Pada akhir Oktober 2004, Arafat sebagai pemimpinnya jatuh sakit dan diterbangkan ke Perancis untuk perawatan lebih lanjut. Selanjutnya, ia meninggal dunia pada 11 November akibat kelainan darah misterius.

Mahmoud Abbas dikukuhkan sebagai penerus Yasser Arafat sebagai ketua Fatah tak lama setelah itu. Namun, Abbas mewarisi sebuah partai yang terpecah, yang membutuhkan reformasi, dan kehilangan dukungan rakyatnya.

MUHAMMAD SYAIFULLOH

Baca: Karisma Yasser Arafat, Tokoh Pemimpin Pembebasan Palestina

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

3 menit lalu

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.

Baca Selengkapnya

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

33 menit lalu

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

Kelompok bersenjata Perlawanan Islam di Irak mengaku bertanggung jawab atas serangan rudal terhadap kota Tel Aviv dan Be'er Sheva di Israel.

Baca Selengkapnya

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

1 jam lalu

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

Kepala UNESCO menyerukan penghargaan atas keberanian jurnalis Palestina menghadapi kondisi 'sulit dan berbahaya' di Gaza.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

1 jam lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

2 jam lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

2 jam lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

3 jam lalu

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

Kepolisian Philadelphia menolak permintaan Universitas Pennsylvania untuk membubarkan paksa perkemahan mahasiswa pendukung demo Palestina

Baca Selengkapnya

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

6 jam lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

7 jam lalu

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

9 jam lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya