TEMPO.CO, Jakarta - Pada hari ini, 93 tahun yang lalu tepatnya pada 24 Agustus 1929 lahirlah Yasser Arafat, pemimpin besar asal Palestina yang memiliki tujuan untuk memerdekakan Palestina dari pendudukan Israel.
Melansir dari laman Britannica, Yasser Arafat lahir dengan nama Muammad Abd al-Raf al-Qudwah al-Husayni merupakan salah satu dari tujuh anak seorang pedagang kaya raya yang berasal dari keluarga al- Husayni yang merupakan salah satu keluarga terkemuka. Pada 1949, ia memulai studinya di bidang teknik sipil di Universitas Kairo. Saat menjadi mahasiswa, ia bergabung dengan Persatuan Pelajar Palestina dan menjabat sebagai presiden organisasi tersebut pada 1952 hingga 1956.
Pada 1954, ia dikaitkan dengan organisasi Ikhwanul Muslimin yang menjadi tokoh dibalik pembunuhan pemimpin Mesir, Gamal Abdel Nasser. Akibatnya, ia dipenjara karena dianggap menjadi salah satu simpatisan Ikhwanul Muslimin.
Pada Juli 1956, setelah dibebaskan dan lulus dari studinya di Universitas Kairo, ia kemudian ditugaskan menjadi tentara di Mesir selama krisis di Terusan Suez untuk melawan tentara Inggris.
Dilansir dari laman Britannica, Yasser Arafat lalu pergi ke Kuwait dimana ia bekerja sebagai insinyur dan mendirikan perusahaan kontraktornya sendiri. Kemudian pada 1959, ia mendirikan Fatah, sebuah organisasi politik dan militer bersama Khalil al-Wazir, Abu Iyad, dan Khalid al-assan. Organisasi ini memiliki doktrin dimana pembebasan Palestina merupakan urusan dari orang Palestina. Fatah melakukan operasi bersenjata pertamanya di Israel pada bulan Desember 1964 hingga Januari 1965.
Pada 1969, Yasser Arafat diangkat sebagai ketua komite PLO, Organisasi Pembebasan Palestina. Di dalam organisasi tersebut, selain Fatah dan Arafat sebagai pemain utama, terdapat gerakan pembebasan lainnya, seperti Front Pembebasan Nasional Aljazair, Front Rakyat Pembebasan Palestina, dan Front Demokratik Pembebasan Palestina.
Seluruh hidup dari Arafat tentang perjalanan yang ia lakukan terus-menerus, berpindah dari satu negara ke negara lain hanya untuk mempromosikan perjuangan Palestina dan selalu merahasiakan gerakannya, seperti yang ia lakukan terhadap setiap detail tentang kehidupan pribadinya. Bahkan pernikahannya dengan Suha Tawil, seorang warga asli Palestnia ia rahasiakan selama sekitar lima belas bulan.
Yasser Arafat biasanya bekerja hingga larut malam. Bahkan tak jarang, ia menerima kunjungan dari pemimpin dan jurnalis di tengah malam. Ia biasa hidup dengan gaya yang sederhana yang bahkan memberi para pendukungnya uang dan bantuan dari uang pribadinya. Terlepas dari kritik terhadap sikap otoriternya, dengan gaya kepemimpinannya ia berhasil mendapatkan popularitas yang luas di kalangan rakyatnya.
Selain itu, Yasser Arafat telah memulai kegiatan sosial kemanusiaan yang signifikan selain gerakan pembebasan Palestina, juga kepedulian untuk anak-anak difabel.
MUHAMMAD SYAIFULLOH
Baca: Reputasi Yasser Arafat Selama Lima Dekade Memimpin Palestina
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.