TEMPO Interaktif, Jakarta : Hasil Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-14 di Thailand ditanggapi dengan pesimis oleh sejumla analis. ASEAN dinilai tidak melihat resesi kali ini dengan sudut pandang yang tepat sehingga menggunakan kacamata penanganan krisis 1998 untuk menghadapi resesi ini.
David Cohen dari Action Economics mengatakan dengan turunnya permintaan barang ekspor dari kawasan Asia Tenggara oleh dua pasar utamanya yaitu Amerika Serikat dan Uni Eropa, kawasan itu kesulitan menjaga jutaan lapangan pekerjaan yang terancam.
Pernyataan ASEAN soal kerja sama negara-negara maju dan berkembang untuk mengatasi krisis saat ini, menurut Cohen tidak akan berdampak besar, karena negara-negara di dunia saat ini sibuk mengatasi masalah ekonomi mereka masing-masing. Dunia kata Cohen boleh melihat buktinya dalam pertemuan negara-negara G-20 di Inggris bulan depan.
Bridget Welsh dari Universitas Johns Hopkins di Amerika Serikat mengatakan salah satu hal konkrit dalam kerjasama ASEAN saat ini adalah kesepakatan untuk menggunakan dana nilai tukar darurat bernilai 120 miliar dolar, tetapi itu menunjukkan bahwa ASEAN memandang masalah keuangan saat ini sama seperti masalah yang menyebabkan krisis ekonomi 1998. Tindakan yang diambil ASEAN menurut Welsh tidak efektif dan tidak menunjukkan kemampuan ASEAN untuk menilai betapa serius dampak resesi global saat ini untuk kawasan itu.
Koalisi Desak Pemimpin ASEAN Sukseskan Perjanjian Plastik Global untuk Akhiri Pencemaran
14 hari lalu
Koalisi Desak Pemimpin ASEAN Sukseskan Perjanjian Plastik Global untuk Akhiri Pencemaran
TEMPO, Jakarta- Koalisi Organisasi Masyarakat Sipil mendesak pemimpin ASEAN untuk mengambil sikap tegas dalam negosiasi yang sedang berlangsung untuk mengembangkan instrumen hukum internasional yang mengikat demi mengatasi pencemaran plastik, termasuk di lingkungan laut.