TEMPO Interaktif, Hua Hin: Pemerintah Myanmar menyatakan bersedia mengembalikan hak kewarganegaraan ratusan pengungsi Rohingya yang saat ini berada di Aceh Timur dengan syarat mereka bisa dibuktikan berasal dari Provinsi Arakan Utara, Myanmar.
Kesediaan Myanmar itu mengemuka dalam pertemuan informal para menteri luar negeri se-ASEAN. Pertemuan ini digelar sehari menjelang penyelenggaraan KTT ASEAN ke-14 di Hua Hin, Thailand.
"Myanmar pun ingin terbuka. Kalau dapat dibuktikan bahwa mereka berasal dari Provinsi Arakan bagian utara. Mereka bersedia menerima kalau orang-orang itu bersedia direpatriasi," kata Menteri Luar
Negeri Hassan Wirajuda, dalam jumpa pers di sela-sela pertemuan, Jumat (27/2).
Hassan mengatakan dalam diskusi informal tadi malam, kata dia, Myanmar juga mengakui bahwa secara de facto di wilayahnya di Provinsi Arakan agian utara, sudah beberapa generasi warga Rohingya tinggal
di sana. Apalagi pemerintah mengakui ada 600 ribu orang Bangladeshi atau orang Rohingya yang bermukim di wilayah itu.
Ia menambahkan, dari penelitian terhadap 400-an Rohingya di Aceh Timur, sebagian bersedia untuk menerima proses repatriasi secara sukarela. Hal ini adalah langkah awal untuk membawa masalah Rohingya dalam pertemuan Bali Process pada 14 sampai 15 April mendatang.
Namun, masih ada kekhawatiran untuk memberikan informasi asal muasal pengungsi itu kepada Pemerintah Myanmar. Sebab jika mereka ketahui keberadaannya, keluarga yang mereka tinggalkan di sana bisa mendapat perlakuan yang tidak baik.
"Detail dari mekanisme bagaimana-kapan akan dibicarakan dalam konferensi di Bali nanti. Persoalan ini nanti dalam prosesnya akan dikelola bersama dengan IOM dan UNHCR, baru kita tahu," katanya.
Selain ke Myanmar, kemungkinan lain adalah mengembalikan kewarganegaraan mereka ke Bangladesh. Karena itu, rencananya Bangladesh akan diundang dalam pertemuan di Bali mendatang. "Kita
punya pengalaman yang positif pada Bali Process ini," katanya.
NININ DAMAYANTI
Berita terkait
Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran
19 hari lalu
Baju Lebaran yang diberikan oleh Yayasan BFLF Indonesia berupa satu setelan busana muslim untuk anak perempuan pengungsi Rohingya
Baca Selengkapnya120 Warga Etnis Rohingya Dievakuasi dari Laut ke Daratan Aceh
31 Desember 2021
Saat mendarat, para pengungsi Rohingya yang mayoritas perempuan dan anak-anak tersebut dalam kondisi lemas dan kedinginan.
Baca SelengkapnyaRibuan Pengungsi Rohingya di Pulau Terpencil Protes
1 Juni 2021
Pengungsi Rohingya ini protes terhadap kondisi kehidupan di pulau Bhashan Char, Bangladesh, yang rawan topan.
Baca SelengkapnyaBangladesh Lanjutkan Pemindahan Ribuan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil
28 Januari 2021
Pemerintah Bangladesh akan merelokasi 2-3 ribu pengungsi Rohingya ke Pulau Bhasan Char.
Baca Selengkapnya100 Etnis Rohingya Ditahan Otoritas Myanmar
8 Januari 2021
Hampir 100 etnis Rohingya ditahan oleh kepolsiain Myanmar dalam sebuah penggerebekan. Mereka dituduh melakukan perjalanan ilegal.
Baca SelengkapnyaPerusahaan Israel Dituduh Dukung Militer Myanmar Genosida Etnis Rohingya
24 Desember 2020
Justice for Myanmar merilis laporan yang menyebut perusahaan Israel menjual teknologinya ke militer Myanmar untuk melakukan genosida terhadap Rohingya
Baca SelengkapnyaJanda Rohingya Gugat Myanmar Rp 28 Miliar atas Pembunuhan Suaminya di Inn Din
12 Desember 2020
Seorang janda Rohingya menuntut kompensasi US$ 2 juta atas kematian suaminya yang dibunuh oleh tentara Myanmar di Inn Din, Myanmar barat, pada 2017.
Baca SelengkapnyaKemenangan Partai NLD Aung San Suu Kyi Cukup untuk Membentuk Pemerintahan
13 November 2020
Partai NLD pimpinan Aung San Suu Kyi mengamankan 322 kursi parlemen bikameral dalam pemilu Myanmar, jumlah kursi yang cukup untuk membentuk kabinet.
Baca SelengkapnyaAung San Suu Kyi Terpilih Lagi, Partai NLD Diprediksi Menang Pemilu Myanmar
9 November 2020
Partai NLD Aung San Suu Kyi meraih 15 kursi dalam penghitungan suara sementara pemilu Myanmar 2020 pada Senin.
Baca SelengkapnyaPartai Aung San Suu Kyi Diprediksi Menang Pemilu Myanmar
7 November 2020
Aung San Suu Kyi dan partainya, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), diprediksi kembali menang meski diterpa isu genosida etnis Rohingya
Baca Selengkapnya