Jerman Kecam Keras Pernyataan Palestina Soal Holocaust oleh Israel, Scholf: Saya Jijik

Reporter

Tempo.co

Kamis, 18 Agustus 2022 08:36 WIB

Pemimpin Partai Sosial Demokrat (SPD) dan kandidat teratas untuk kanselir Olaf Scholz dan wakil pemimpin partai Saskia Esken bereaksi setelah exit poll pertama untuk pemilihan umum di Berlin, Jerman, 26 September 2021. [REUTERS/Wolfgang Rattay]

TEMPO.CO, Jakarta - Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan jijik atas pernyataan Presiden Palestina Mahmoud Abbas tentang holocaust oleh Israel. Menurut pemimpin Jerman, pernyataan itu mengurangi pentingnya makna Holocaust. Sementara Israel menuduh Abbas mengatakan kebohongan yang mengerikan.

Dalam kunjungan ke Berlin pada Selasa lalu, Abbas menuduh Israel melakukan "50 Holocaust" sebagai tanggapan atas pertanyaan tentang peringatan 50 tahun serangan terhadap tim Israel di Olimpiade Munich oleh militan Palestina.

"Bagi kami orang Jerman khususnya, setiap relativisasi singularitas Holocaust tidak dapat ditoleransi dan tidak dapat diterima," cuit Scholz pada hari Rabu. "Saya muak dengan pernyataan keterlaluan yang dibuat oleh Presiden Palestina Mahmoud Abbas."

Kantor Scholz memanggil kepala misi diplomatik Palestina di Berlin untuk memprotes pernyataan Abbas, menurut seorang juru bicara pemerintah Jerman.

Perdana Menteri Israel Yair Lapid menyebut komentar Abbas itu sebagai aib. Televisi ZDF Jerman melaporkan bahwa Scholz akan berbicara dengan Lapid pada Kamis untuk menghindari kerusakan hubungan yang berkepanjangan.

Advertising
Advertising

Sejak Holocaust dan Perang Dunia Kedua, politisi Jerman telah menekankan tanggung jawab khusus terhadap Israel. "Mahmoud Abbas menuduh Israel telah melakukan '50 Holocausts' saat berdiri di tanah Jerman bukan hanya aib moral, tetapi juga kebohongan yang mengerikan," kata Lapid di Twitter. "Sejarah tidak akan pernah memaafkannya."

Menanggapi protes tersebut, Abbas mengeluarkan pernyataan yang menyebut Holocaust Nazi Jerman, di mana 6 juta orang Yahudi terbunuh. "Kejahatan paling keji dalam sejarah manusia modern".

Dia mengatakan pernyataannya pada hari Selasa tidak dimaksudkan untuk menyangkal singularitas Holocaust tetapi untuk menyoroti kejahatan dan pembantaian yang dilakukan terhadap rakyat Palestina sejak Nakba di tangan pasukan Israel. Nakba, atau malapetaka, adalah istilah yang digunakan orang Palestina untuk menggambarkan eksodus massal orang-orang Palestina yang melarikan diri atau diusir dari rumah mereka dalam perang 1948 yang menyertai pembentukan negara Israel.

Dewan Pusat Yahudi di Jerman menyatakan komentar Abbas itu mengerikan. Pernyataan Abbas menginjak-injak memori orang-orang Yahudi yang terbunuh dalam Holocaust. Dewan juga menuding Scholz karena gagal mengutuk komentar itu sebagai skandal. Sebabnya komentar itu dibuat di kanselir dan tidak ditentang.

Seorang juru bicara pemerintah mengatakan telah membuat kesalahan dalam mengakhiri konferensi pers bersama setelah komentar Abbas itu. Sebelumnya Scholz telah menolak deskripsi Abbas tentang hubungan antara Israel dan wilayah Palestina sebagai apartheid.

Berdiri di samping Scholz, Abbas mengacu pada serangkaian insiden bersejarah di mana orang-orang Palestina dibunuh oleh orang Israel dalam perang 1948 dan tahun-tahun berikutnya. "Dari tahun 1947 hingga hari ini, Israel telah melakukan 50 pembantaian di desa-desa dan kota-kota Palestina, di Deir Yassin, Tantura, Kafr Qasim dan banyak lainnya, 50 pembantaian, 50 Holocaust," kata Abbas.

Kementerian Luar Negeri Palestina mengatakan komentar Lapid dimaksudkan untuk mengalihkan perhatian dunia terhadap kejahatan Israel. Dalam beberapa bulan terakhir, konflik Israel Palestina kembali memanas. Sebanyak 49 orang tewas di Gaza setelah Israel melakukan serangkaian serangan udara.

Puluhan warga Palestina juga tewas dalam bentrokan dengan pasukan keamanan Israel di Tepi Barat yang diduduki, sementara sejumlah serangan terhadap warga Israel juga terjadi.

Baca: Dikira Warga Palestina, Prajurit Israel Ditembak Mati Rekannya

REUTERS

Berita terkait

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

9 menit lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

1 jam lalu

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

2 jam lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Israel dan Sekutunya Takut pada ICC

3 jam lalu

Ini Alasan Israel dan Sekutunya Takut pada ICC

ICC dapat mengakhiri impunitas selama puluhan tahun dengan mendakwa para pejabat tinggi keamanan Israel atas perang di Gaza.

Baca Selengkapnya

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

6 jam lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Situasi Kemanusiaan Palestina Memburuk, Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel

8 jam lalu

Situasi Kemanusiaan Palestina Memburuk, Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel

Imbas situasi kemanusiaan di Palestina yang memburuk, Turki menghentikan perdagangan dengan Israel.

Baca Selengkapnya

Israel Ancam Balas Dendam terhadap Palestina Jika ICC Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

16 jam lalu

Israel Ancam Balas Dendam terhadap Palestina Jika ICC Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

Israel mengancam melakukan pembalasan terhadap Otoritas Palestina jika ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Benjamin Netanyahu dan menteri-menterinya.

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

19 jam lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Fakta tentang Gustavo Petro, Presiden Kolombia, Pembela Hak-hak Palestina

20 jam lalu

Fakta tentang Gustavo Petro, Presiden Kolombia, Pembela Hak-hak Palestina

Kolombia pernah berhubungan akrab dengan Israel, tetapi Gustavo Petro, sang presiden, tidak pernah menahan diri untuk mengkritik negara Zionis itu.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

22 jam lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya