Pria AS Tewas Setelah Tabrakkan Mobil dan Bunuh Diri Dekat Gedung Capitol

Reporter

Tempo.co

Senin, 15 Agustus 2022 10:45 WIB

Polisi mengepung sebuah mobil biru yang menabrak barikade polisi di luar gedung Capitol AS di Washington, AS, Jumat, 2 April 2021. Pada awal tahun, gedung ini pernah diserbu oleh para pendukung Donald Trump. REUTERS/Tom Brenner

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pria asal Negara Bagian Delaware berusia 29 tahun tewas bunuh diri pada Ahad waktu setempat setelah menabrakkan mobilnya ke barikade dekat Gedung Capitol Hill Amerika Serikat dan melepaskan tembakan ke udara, kata polisi.

Seperti dilansir Reuters Senin 15 Agustus 2022, hanya beberapa saat setelah pria itu keluar dari mobil, kendaraan itu dilalap api tepat setelah pukul 4 pagi di East Capitol Street dan Second Street, kata Polisi Capitol AS.

Polisi mengatakan pria itu diidentifikasi sebagai Richard A. York III dari Delaware. York memiliki catatan kriminal terutama di Pennsylvania sejak 2012.

"Masih belum jelas mengapa dia memilih berkendara ke Kompleks Gedung Capitol," kata Tom Manger, kepala Polisi Capitol dalam sebuah pernyataan.

Sebelumnya, polisi mengatakan "tampaknya pria itu tidak menargetkan anggota Kongres mana pun, yang sedang istirahat, dan tampaknya petugas tidak menembakkan senjata mereka."

Advertising
Advertising

Polisi mengatakan pria itu kemudian melepaskan beberapa tembakan ke udara di sepanjang East Capitol Street. Ketika polisi merespons dan mendekat, pria itu menembak dirinya sendiri, kata polisi. Tidak ada orang lain yang terluka.

Kematiannya sedang diselidiki oleh Departemen Kepolisian Metropolitan di Washington, yang tidak segera mengidentifikasi atau rincian motifnya. Ada barikade keamanan di sekitar pos pemeriksaan Gedung Capitol yang dijaga ketat.

Manger mengatakan bahwa penyelidik percaya York mungkin telah menyalakan api yang menyulut mobilnya.

"Subjeknya memiliki sejarah kriminal selama 10 tahun terakhir ini, tapi tidak ada yang, pada saat ini, akan menghubungkannya dengan apa pun di Capitol ini,: kata Manger.

Pada Februari 2017, York didakwa membobol apotek di Hellerton, Pennsylvania. Dia dituduh mencuri beberapa zat yang dikendalikan dalam kejahatan itu.

York didakwa dengan pencurian, menerima properti curian, kejahatan kriminal, kepemilikan zat yang dikendalikan dan kepemilikan perlengkapan obat-obatan.

Pada Januari 2020, York dengan kejam menyerang rekan kerja saat keduanya berada di rumah korban di Pennsylvania.

York menuduh rekannya menghubungi ibu tersangka dan terus memukulinya, membelah TV-nya menjadi dua dan memaksanya lari dari rumahnya sendiri dengan celana pendek dan kaus oblong dalam dingin, lapor WFMZ saat itu.

Insiden di Gedung Capitol pernah terjadi sebelumnya. Pada April 2021, pengendara mobil berusia 25 tahun Noah Green menabrakkan mobil ke polisi Capitol AS dan mengacungkan pisau. Serangan ini menewaskan satu petugas dan melukai yang lain hingga memaksa kompleks Gedung Capitol ditutup. Polisi menembak dan membunuh Green.

Baca juga: Terlibat Penyerbuan Gedung Capitol, Mantan Polisi AS Divonis 7 Tahun Penjara

SUMBER: REUTERS

Berita terkait

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

31 menit lalu

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

Kelompok Houthi di Yaman menawarkan tempat melanjutkan studi bagi para mahasiswa AS yang diskors karena melakukan protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Band Metal As I Lay Dying Siap Gebrak Panggung Hammersonic 2024

1 jam lalu

Band Metal As I Lay Dying Siap Gebrak Panggung Hammersonic 2024

Band rock asal California, As I Lay Dying akan turut mengguncang panggung Hammersonic 2024 pada Ahad, 5 Mei 2024. Berikut profil band metal itu.

Baca Selengkapnya

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

1 jam lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

3 jam lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

4 jam lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

5 jam lalu

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

Kepolisian Philadelphia menolak permintaan Universitas Pennsylvania untuk membubarkan paksa perkemahan mahasiswa pendukung demo Palestina

Baca Selengkapnya

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

8 jam lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

11 jam lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

11 jam lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

11 jam lalu

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

Amerika Serikat mengakui salah telah membunuh warga sipil saat menargetkan pemimpin Al Qaeda di Suriah dalam serangan drone.

Baca Selengkapnya