China Tuding AS Provokator Utama Krisis Ukraina, Ini Alasannya

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Kamis, 11 Agustus 2022 11:00 WIB

Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan dengan Presiden Cina Xi Jinping di Beijing, Cina, 4 Februari 2022. Sputnik/Aleksey Druzhinin/Kremlin via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - China, yang menolak mengutuk agresi Rusia ke Ukraina, menyebut AS sebagai "provokator utama" krisis tersebut.

Dalam sebuah wawancara dengan kantor berita negara Rusia TASS yang diterbitkan pada Rabu, 10 Agustus 2022, duta besar China untuk Moskow, Zhang Hanhui, menuduh Amerika Serikat menyudutkan Rusia dengan ekspansi NATO dan dukungan pasukan yang berusaha untuk menyelaraskan Ukraina dengan Uni Eropa ketimbang Moskow.

"Sebagai pemrakarsa dan penghasut utama krisis Ukraina, Washington, sementara memberlakukan sanksi komprehensif yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Rusia, terus memasok senjata dan peralatan militer ke Ukraina," kata Zhang seperti dikutip.

"Tujuan utama mereka adalah untuk menguras dan menghancurkan Rusia dengan perang yang berlarut-larut dan sanksi."

Alasan duta besar mengikuti salah satu pembenaran Rusia sendiri atas invasinya ke Ukraina, yang telah mengakibatkan ribuan kematian dan kehancuran seluruh kota, serta mendorong lebih dari seperempat populasi mengungsi.

Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan perjalanan ke Beijing pada bulan Februari untuk bertemu dengan Presiden Xi Jinping ketika tank-tank Rusia berkumpul di perbatasan Ukraina. Kedua pemimpin itu berjanji melakukan kemitraan "tanpa batas" yang lebih unggul daripada aliansi Perang Dingin mana pun.

Dalam wawancara tersebut, Zhang mengatakan hubungan Tiongkok-Rusia telah memasuki "periode terbaik dalam sejarah, ditandai dengan tingkat rasa saling percaya dan interaksi tertinggi, serta kepentingan strategis terbesar".

Dia mencela kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi minggu lalu ke Taiwan yang diklaim China sebagai wilayahnya, dan mengatakan Amerika Serikat sedang mencoba menerapkan taktik yang sama di Ukraina dan Taiwan untuk "menghidupkan kembali mentalitas Perang Dingin, menahan China. dan Rusia, dan memprovokasi persaingan dan konfrontasi kekuatan besar".

Advertising
Advertising

"Non-intervensi dalam urusan internal adalah prinsip paling mendasar untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di dunia kita," kata Zhang, menerapkan prinsip itu untuk mengkritik kebijakan Washington atas Taiwan, tetapi bukan invasi Rusia ke Ukraina.

Rusia menyebut invasi itu sebagai "operasi militer khusus" untuk menjaga keamanannya sendiri dan juga melindungi penutur bahasa Rusia dari penganiayaan.

Ukraina dan Barat mengatakan ini adalah dalih tak berdasar untuk perang agresi gaya kekaisaran terhadap tetangga yang memperoleh kemerdekaan ketika Uni Soviet bentgukan Moskow bubar pada 1991.

Reuters

Berita terkait

Helikopter Bell 212 yang Tewaskan Presiden Iran Ebrahim Raisi Sering Kecelakaan, Ini Spesifikasinya

1 jam lalu

Helikopter Bell 212 yang Tewaskan Presiden Iran Ebrahim Raisi Sering Kecelakaan, Ini Spesifikasinya

Spesifikasi Bell 212, helikopter yang ditumpangi Presiden Iran Ebrahim Raisi saat kecelakaan helikopter hingga tewas pada Minggu 19 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Penggunaan TikTok Masih Belum Aman di Amerika Serikat, Sebab...

2 jam lalu

Penggunaan TikTok Masih Belum Aman di Amerika Serikat, Sebab...

Amerika Serikat melarang sementara penggunaan TikTok oleh warganya.

Baca Selengkapnya

Lai Ching-te Dilantik sebagai Presiden Taiwan

4 jam lalu

Lai Ching-te Dilantik sebagai Presiden Taiwan

Presiden "William" Lai Ching-te dan Wakil Presiden Hsiao Bi-khim dilantik sebagai pasangan pemimpin baru Taiwan.

Baca Selengkapnya

Vermont State University Amerika Serikat Beri Gelar Doktor HC Kucing Bernama Max

7 jam lalu

Vermont State University Amerika Serikat Beri Gelar Doktor HC Kucing Bernama Max

Gelar bergengsi Vermont State University tersebut diberikan karena sang kucing sering bermain di sekitar kampus sehingga memberikan dukungan emosional

Baca Selengkapnya

Apa Alasan Negara-negara di Pasifik Menolak Palestina sebagai Anggota Penuh PBB?

9 jam lalu

Apa Alasan Negara-negara di Pasifik Menolak Palestina sebagai Anggota Penuh PBB?

Berikut alasan negara-negara di Pasifik menolak status anggota penuh Palestina di PBB.

Baca Selengkapnya

Pejabat AS Terbang ke Arab Saudi Temui Pangeran MBS, Apa yang Dibahas?

1 hari lalu

Pejabat AS Terbang ke Arab Saudi Temui Pangeran MBS, Apa yang Dibahas?

Utusan Joe Biden menemui Pangeran MBS di Arab Saudi untuk membahas sejumlah hal termasuk Palestina.

Baca Selengkapnya

Dua Aktor Pengisi Suara di AS Gugat Perusahaan AI yang Diduga Gunakan Suara Mereka Secara Ilegal

1 hari lalu

Dua Aktor Pengisi Suara di AS Gugat Perusahaan AI yang Diduga Gunakan Suara Mereka Secara Ilegal

Dua aktor pengisi suara menggugat salah satu startup kecerdasan buatan atau AI, yakni Lovo di pengadilan federal Manhattan, AS. Begini kasusnya.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

1 hari lalu

Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

Data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, subvarian Covid-19 dari SARS-CoV-2 disebut FLiRT kini menjadi varian dominan di AS.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

1 hari lalu

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

Ketua parlemen Rusia mengecam Uni Eropa yang melarang distribusi empat media Rusia. Hal itu sama dengan menolak menerima sudut pandang alternatif

Baca Selengkapnya

Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

2 hari lalu

Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

Amerika Serikat mulai mengirimkan bantuan kemanusiaan melalui dermaga terapung buatannya di lepas pantai Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya