Perang Rusia Ukraina Membuat Jerman Merugi, Diprediksi Tembus Rp 3,9 Kuadriliun

Selasa, 9 Agustus 2022 21:27 WIB

Seseorang memegang poster di depan Gerbang Brandenburg yang menyala dengan warna bendera Ukraina selama protes anti-perang, setelah Rusia meluncurkan operasi militer besar-besaran terhadap Ukraina, di Berlin, Jerman 24 Februari 2022. REUTERS/Christian Mang

TEMPO.CO, Jakarta - Institute for Employment Research (IAB) dalam sigi terbarunya memprediksi, ekonomi Jerman akan kehilangan nilai tambah lebih dari 260 miliar euro (Rp 3.9 kuadriliun) pada 2030, yang disebabkan oleh invasi Rusia ke Ukraina. Harga energi yang tinggi imbas perang juga melihat adanya indikasi negatif bagi pasar tenaga kerja Jerman.

Menurut studi yang diterbitkan pada Selasa, 9 Agustus 2022, jika dibandingkan dengan Eropa, produk domestik bruto (PDB) Jerman yang disesuaikan dengan harga, akan turun 1,7 persen tahun depan. Diproyeksikan ada sekitar 240.000 yang kehilangan pekerjaannya.

Tingkat pekerjaan diperkirakan akan tetap di sekitar tingkat ini sampai 2026. Di periode itu, langkah-langkah ekspansif secara bertahap akan mulai lebih besar daripada efek negatifnya dan mengarah pada nilai tambah sekitar 60.000 orang yang dipekerjakan pada 2030.

Salah satu yang rugi besar adalah industri perhotelan, yang sudah terpukul keras oleh pandemi virus corona dan kemungkinan akan merasakan sedikit penurunan daya beli konsumen. Sektor-sektor padat energi, seperti industri kimia dan produksi logam, juga kemungkinan besar akan terpengaruh.

Jika harga energi, yang sejauh ini melonjak 160 persen, menjadi dua kali lipat lagi, output ekonomi Jerman 2023 akan menghadapi angka 4 persen dari sebelum perang. Di bawah asumsi ini, 660.000 akan menanggur setelah tiga tahun. Angka itu hanya akan hilang 60.000 pada 2030.

Advertising
Advertising

Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari 2022. Memasuki bulan keenam, Rusia belum berhasil menjatuhkan pemerintahan Kyiv dan melanjutkan menggempur negara tetangga, sama-sama bekas anggota Uni Soviet.

Moskow mengatakan apa yang dilancarkannya itu sebagai sebuah operasi militer untuk denazifikasi dan demiliterisasi Ukraina. Negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat, mengecam Kremlin dengan menjatuhkan sanksi ekonomi dan mengirim bantuan senjata ke Ukraina.

Baca: Chubais, Mantan Petinggi Rusia anti-Invasi ke Ukraina, Sakit di Italia


REUTERS

Berita terkait

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

11 jam lalu

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

Ketua parlemen Rusia mengecam Uni Eropa yang melarang distribusi empat media Rusia. Hal itu sama dengan menolak menerima sudut pandang alternatif

Baca Selengkapnya

Kota Metropolitan di Jerman yang Nyaman Dijelajahi dengan Berjalan Kaki

1 hari lalu

Kota Metropolitan di Jerman yang Nyaman Dijelajahi dengan Berjalan Kaki

Tidak hanya di Jerman, Munich juga kota yang paling nyaman berjalan kaki di Eropa

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

3 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

3 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

3 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

3 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

4 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

4 hari lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

Wawancara Eksklusif Duta Besar Ina Lepel: Begini Cara Jerman Atasi Kekurangan Tenaga Kerja Terampil

4 hari lalu

Wawancara Eksklusif Duta Besar Ina Lepel: Begini Cara Jerman Atasi Kekurangan Tenaga Kerja Terampil

Dubes Jerman untuk Indonesia menjelaskan tentang UU terbaru yang diterapkan untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja terampil di Jerman.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: 9 Negara Tolak Keanggotaan Palestina di PBB hingga Serangan Bom Nuklir ke Gaza

4 hari lalu

Top 3 Dunia: 9 Negara Tolak Keanggotaan Palestina di PBB hingga Serangan Bom Nuklir ke Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Selasa 14 Mei 2024 diawali oleh alasan 9 negara menolak Palestina menjadi anggota penuh PBB.

Baca Selengkapnya