China Umumkan Latihan Militer Baru di Selat Taiwan, Biden Cemas
Reporter
Tempo.co
Editor
Yudono Yanuar
Selasa, 9 Agustus 2022 07:45 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden AS Joe Biden khawatir ketegangan di Selat Taiwan memburuk setelah China mengumumkan latihan militer baru, Senin, 8 Agustus 2022.
"Saya khawatir mereka melakukannya dengan lebih besar lagi," kata Biden kepada wartawan di Delaware seperti dikutip Reuters, Selasa. "Tapi saya tidak berpikir mereka akan melakukan sesuatu yang lebih dari itu."
China menggelar latihan besar-besaran di sekitar Taiwan selama 4 hari sampai Minggu, 7 Agustus 2022, sebagai balasan atas kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi pekan lalu ke Taipei.
Komando Wilayah Timur China mengatakan akan melakukan latihan bersama yang berfokus pada operasi anti-kapal selam dan serangan laut pekan ini, yang dinilai sebagai cara Beijing menekan Taiwan.
Kementerian luar negeri Taiwan mengutuk langkah itu, dengan mengatakan China, yang mengklaim pulau itu sebagai miliknya, sengaja menciptakan krisis. Mereka menuntut Beijing menghentikan tindakan militernya.
"Dalam menghadapi intimidasi militer yang diciptakan oleh China, Taiwan tidak akan takut atau mundur, dan akan lebih tegas mempertahankan kedaulatan, keamanan nasional, dan cara hidup yang bebas dan demokratis," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.
Biden, dalam komentar publik pertamanya tentang masalah ini sejak kunjungan Pelosi, mengatakan dia tidak khawatir tentang Taiwan tetapi khawatir tentang tindakan China di wilayah tersebut.
Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengutuk latihan China.
"Kami telah mengutuk mereka sejak mereka mulai meningkat," kata Jean-Pierre. "Mereka provokatif, tidak bertanggung jawab dan meningkatkan risiko salah perhitungan. Dan itulah yang dia - presiden Biden - maksudkan."
Pelosi sulut kemarahan China
Kunjungan Pelosi membuat marah China, yang menanggapi dengan peluncuran uji coba rudal balistik di atas Taipei untuk pertama kalinya, dan mengakhiri beberapa dialog dengan Washington, termasuk pembicaraan militer dan perubahan iklim.
Kerja sama melawan narkotika pada perdagangan gelap fentanil termasuk di antara pembicaraan yang ditangguhkan Beijing, sebuah langkah yang oleh kepala kebijakan pengendalian narkoba AS Rahul Gupta disebut "tidak dapat diterima".
Durasi dan lokasi yang tepat dari latihan terbaru belum diketahui, tetapi Taiwan telah melonggarkan pembatasan penerbangan di dekat enam area latihan China sebelumnya di sekitar pulau itu.
Kementerian pertahanan Taiwan mengatakan telah mendeteksi 39 pesawat angkatan udara China dan 13 kapal angkatan laut di sekitar Selat Taiwan pada hari Senin. Dua puluh satu pesawat angkatan udara China telah memasuki zona pertahanan udara Taiwan, termasuk jet tempur yang melintasi garis tengah di bagian utara Selat Taiwan, kata kementerian itu.
Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong memperingatkan potensi salah perhitungan atas ketegangan di Selat Taiwan.
"Di sekitar kita, badai sedang berkumpul. Hubungan AS-China memburuk, dengan masalah yang sulit dipecahkan, kecurigaan yang mendalam, dan keterlibatan yang terbatas," kata Lee dalam pidato yang disiarkan televisi.
Namun, Wakil Menteri Pertahanan AS untuk Kebijakan Colin Kahl mengatakan dalam sebuah pengarahan mengatakan Amerika Serikat masih percaya China tidak akan mencoba merebut kembali Taiwan secara militer dalam beberapa tahun ke depan, terlepas dari tindakannya dalam seminggu terakhir.
Reuters