Korea Utara Melaporkan Tidak Ada Kasus COVID-19 Baru

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 30 Juli 2022 14:30 WIB

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengenakan masker saat memeriksa apotek di tengah wabah Covid-19 di Pyongyang, Korea Utara pada 15 Mei 2022. Korea Utara telah memobilisasi militernya untuk mendistribusikan obat-obatan COVID dan mengerahkan lebih dari 10.000 petugas kesehatan untuk membantu melacak pasien potensial terkena Covid-19. KCNA

TEMPO.CO, Jakarta - Korea Utara melaporkan tidak ada kasus COVID-19 baru pada Sabtu 30 Juli 2022. Seperti dilansir France24, ini pertama kali Pyongyang tidak memiliki tambahan kasus sejak pengakuannya tentang wabah COVID-19 pada pertengahan Mei.

"Tidak ada pasien demam baru yang dilaporkan selama 24 jam sejak Kamis malam,” kata Kantor berita resmi pemerintah Korea Utara KCNA. Media pemerintah mengatakan, 204 pasien demam sedang dalam perawatan hingga Jumat lalu.

Pada awal bulan ini, Pyongyang mengklaim dapat meredakan krisis virus korona pertama yang diumumkan secara publik. KCNA mengatakan, 99,99 persen dari 4,77 juta pasien demam sejak akhir April telah pulih sepenuhnya. Namun, karena kurangnya pengujian, mereka belum merilis angka orang yang dites positif terkena COVID-19.

Para ahli penyakit menular meragukan klaim kemajuan Korea Utara. Bahkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) bulan lalu meyakini situasinya justru semakin buruk, bukan lebih baik, di tengah tidak adanya data independen. Korea Utara juga belum memvaksinasi satu pun dari sekitar 25 juta penduduknya, setelah menolak vaksin yang ditawarkan oleh WHO.

Laporan terbaru Korea Utara tentang jumlah kematian di antara pasien demam mencapai 74 orang pada 5 Juli. Shin Young-jeon, profesor di sekolah kedokteran Hanyang University di Seoul, mengatakan angka kematian yang rendah seperti itu hampir mustahil.

Advertising
Advertising

"Ini bisa disebabkan oleh kombinasi dari kurangnya kapasitas pengujian, masalah penghitungan mengingat fakta bahwa orang tua memiliki peluang lebih tinggi untuk meninggal akibat COVID-19 sebagian besar dari rumah, dan alasan politik bahwa kepemimpinan tidak ingin mempublikasikan jumlah kematian yang besar," tulisnya seperti dilansir Reuters.

Shin mengatakan, mungkin ada hingga 50.000 kematian. Perkiraan ini mengingat jumlah kasus demam, tingkat kematian umum yang dilaporkan di tempat lain, dan kemungkinan kasus yang tidak dilaporkan.

Terlepas dari klaim nol kasus baru, Korea Utara kemungkinan akan mempertahankan pengawasan sosial yang ketat. Aturan ini telah diberlakukan sebagian dengan menggunakan pandemi sebagai dalih selama sistem pencegahan epidemi darurat maksimum ada.

Korea Utara menyalahkan wabah COVID-19 pada hal-hal asing di dekat perbatasannya dengan Korea Selatan. Pemerintah mendesak rakyatnya untuk menghindari apa pun yang datang dari luar.

"Karena media pemerintah juga telah berbicara tentang varian, apakah atau kapan mereka akan melonggarkan aturan virus dan mencabut penguncian perbatasan masih harus dilihat,” kata pejabat di kementerian Unifikasi Korea Selatan yang menangani urusan antar-Korea.

Kemungkinan deklarasi kemenangan Pyongyang melawan COVID-19 dapat menjadi awal untuk memulihkan perdagangan yang telah lama terhambat oleh pandemi. Volume perdagangan anjlok 17,3 persen menjadi US$710 juta tahun lalu di tengah penutupan perbatasan yang ketat.

Korea Utara untuk sementara memulai kembali operasi kereta barang dengan Cina awal tahun ini. Namun, menangguhkannya lagi pada April karena meningkatnya kekhawatiran akan penyebaran COVID-19.

Baca juga: Masih Hadapi COVID-19, Korea Utara Dilanda Wabah Lain

SUMBER: FRANCE24

Berita terkait

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

15 jam lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

18 jam lalu

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

OJK mengungkap prediksi kredit bermasalah perbankan.

Baca Selengkapnya

Adik Kim Jong Un Pastikan Tak ada Transfer Senjata dengan Rusia

1 hari lalu

Adik Kim Jong Un Pastikan Tak ada Transfer Senjata dengan Rusia

Kim Yo Jong adik Kim Jong Un menyangkal tuduhan Amerika Serikat dan Korea Selatan kalau senjata Korea Utara digunakan dalam perang Ukraina

Baca Selengkapnya

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

3 hari lalu

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

Berasal dari kalangan biasa, Lawrence Wong mampu melesat ke puncak pimpinan negara paling maju di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

3 hari lalu

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

AstraZeneca menarik vaksin Covid-19 buatannya yang telah beredar dan dijual di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya

PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

4 hari lalu

PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

Perubahan dalam cara PBB menghitung korban di Gaza telah disebut-sebut sebagai bukti adanya bias.

Baca Selengkapnya

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

4 hari lalu

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

PBB mengatakan masih ada sekitar 10.000 jenazah di Gaza yang masih harus melalui proses identifikasi.

Baca Selengkapnya

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

4 hari lalu

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

PBB menegaskan bahwa jumlah korban tewas di Jalur Gaza akibat serangan Israel masih lebih dari 35.000 warga Palestina.

Baca Selengkapnya

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

5 hari lalu

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

Seorang jurnalis warga yang dipenjara selama empat tahun setelah dia mendokumentasikan fase awal wabah virus COVID-19 dari Wuhan pada 2020.

Baca Selengkapnya

Korea Utara Dukung Resolusi PBB untuk Keanggotaan Palestina

5 hari lalu

Korea Utara Dukung Resolusi PBB untuk Keanggotaan Palestina

Korea Utara pada Ahad mendukung resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa yang memberikan "hak dan keistimewaan" kepada Palestina

Baca Selengkapnya