Odol Hingga Makanan Ringan Mengandung Ganja Diproduksi Massal di Thailand

Reporter

Tempo.co

Rabu, 27 Juli 2022 12:01 WIB

Ganja terlihat saat turis mengantri untuk membeli ganja, setelah dihapus dari daftar narkotika yang dilegalkan, di Happy Bud, sebuah truk ganja di Khaosan Road, di Bangkok, Thailand, 13 Juni 2022 REUTERS/Athit Perawongmetha

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah industri di Thailand ramai-ramai memproduksi produk yang mengandung ganja mulai dari pasta gigi, teh, sabun hingga makanan ringan. Produk ini dibuat setelah pemerintah melegalkan tanaman dan ekstrak ganja tahun ini yang mendorong minat masyarakat.

"Ganja bisa membuat saya tidur nyenyak dan nyaman," kata Pakpoom Charoenbunna, 32. Ia membeli minuman yang mengandung ganja dari penjual teh susu.

Thailand menjadi negara Asia Tenggara pertama yang melegalkan ganja pada 2018 untuk penggunaan medis dan penelitian. Bulan lalu, Thailand mendekriminalisasi seluruh pabrik. Ganja pun sudah tak termasuk lagi dalam daftar narkotika terlarang hingga menyebabkan ledakan penggunanya.

Secara resmi, produk komersial yang disetujui oleh regulator makanan dan obat-obatan dapat mengandung cannabidiol (CBD), bahan kimia dalam ganja yang tidak membuat penggunanya mabuk. Tetapi regulator membatasi kandungan tetrahydrocannabinol (THC), bahan aktif yang membuat pengguna mabuk, maksimal hanya 0,2 persen.

Thailand memiliki sejarah panjang menggunakan ganja dalam pengobatan tradisional untuk meredakan sakit dan nyeri. Kini ganja tak lagi sebatas untuk obat.

Advertising
Advertising

Surawut Samphant, pemilik toko ganja Channherb, telah membuat pasta gigi. "Salah satu bahannya adalah minyak biji ganja sativa yang mengandung CBD," katanya.

Surawat mengatakan pasta gigi membantu perawatan gusi. Salah satu pelanggannya yang puas mengatakan odol ganja itu telah berhasil membantu merawat giginya. "Gigi saya kadang-kadang terinfeksi," kata Nikom Rianthong yang telah menggunakan pasta gigi selama dua bulan.

"Ganja memecahkan masalah saya," katanya. Dia menambahkan bahwa tidak akan kembali ke merek lain.

Pemilik toko makanan penutup Kanomsiam, Kreephet Hanpongpipat, telah lama menjual hidangan rasa daun pandan. Namun sejak setahun lalu dia memasukkan daun ganja untuk menarik pelanggan baru.

Kreephet mengatakan pelanggannya mengatakan makanan penutup yang mengandung ganja membantu mereka tidur nyenyak.

Menteri Kesehatan Anutin Charnvirakul, pendorong utama di balik legalisasi ganja untuk tujuan medis. Industri ini diperkirakan bisa bernilai lebih dari US$ 3 miliar dalam waktu lima tahun.

"Saya ingin melihat orang menjadi kaya dengan melakukan produk ini dengan cara yang positif," katanya kepada Reuters.

"Kebijakan saya tentang ganja hanya berfokus pada tujuan medis dan perawatan kesehatan. Itu saja. Kami tidak dapat mendorong penggunaan ganja dengan cara lain."

Kios-kios yang menjual ganja bermunculan di seluruh Thailand. Anutin mengatakan bahwa ada undang-undang kesehatan masyarakat yang dapat mencegah penggunaan ganja untuk rekreasi. Saat ini Undang-undangnya sedang dibahas di parlemen. Baca selengkapnya

Kreephet mengatakan perlu ada lebih banyak pendidikan publik tentang manfaat dan bahaya ganja sehingga dapat digunakan dengan aman.

Baca: Warga Thailand Campurkan Ganja Pada Makanan, Pasien UGD di Rumah Sakit Melonjak

REUTERS

Berita terkait

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

10 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

22 jam lalu

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

Polda Metro Jaya mengungkap laboratorium terselubung narkoba jenis cannabinoid/MDMB-4en-Pinaca atau ganja sintetis di Sentul, Bogor.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

1 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

2 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

3 hari lalu

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

Negara-negara Asia Tenggara tengah berjuang melawan gelombang panas yang mematikan tahun ini.

Baca Selengkapnya

Piala Thomas 2024: Fajar / Rian Akui Tak Bisa Bermain dengan Nyaman saat Dikalahkan Wakil Thailand

4 hari lalu

Piala Thomas 2024: Fajar / Rian Akui Tak Bisa Bermain dengan Nyaman saat Dikalahkan Wakil Thailand

Kekalahan Fajar / Rian dari Peeratchai Sukphun / Pakkapon Teeraratsakul membuat skor Indonesia vs Thailand di fase grup Piala Thomas 2024 sementara imbang 1-1.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

4 hari lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

Menteri Luar Negeri Thailand Mengundurkan Diri

4 hari lalu

Menteri Luar Negeri Thailand Mengundurkan Diri

Menteri Luar Negeri Thailand memutuskan mengundurkan diri setelah kehilangan posisi sebagai wakil perdana menteri dalam sebuah perombakan kabinet.

Baca Selengkapnya

Larangan Merokok Ganja di Stasiun, Mengenal Deutsche Bahn Perusahaan Kereta Jerman yang Mengumumkan Aturan Ini

5 hari lalu

Larangan Merokok Ganja di Stasiun, Mengenal Deutsche Bahn Perusahaan Kereta Jerman yang Mengumumkan Aturan Ini

Operator kereta di Jerman Deutsche Bahn atau DB mengumumkan melarang merokok ganja di area-area stasiun. Aturan ini berlaku mulai 1 Juni 2024

Baca Selengkapnya

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

6 hari lalu

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

Timnas U-23 Indonesia akan berduel melawan Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23 2024 pada senin malam WIB, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya