Eksekusi Aktivis, AS Pertimbangkan Hukuman untuk Junta Myanmar

Reporter

Tempo.co

Selasa, 26 Juli 2022 10:30 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat mempertimbangkan langkah-langkah untuk menghukum junta Myanmar menyusul eksekusi empat aktivis demokrasi di negara itu.

Berbicara dalam jumpa pers regular, Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price meminta negara-negara untuk melarang penjualan peralatan militer ke Myanmar dan menahan diri dari tindakan apa pun yang akan memberikan kredibilitas internasional kepada junta.

Ditanya apakah pemerintahan Biden sedang mempertimbangkan sanksi terhadap industri gas Myanmar, sektor yang terhindar dari sanksi AS dalam putaran sebelumnya, Price mengatakan bahwa dalam diskusi mereka tentang tindakan lebih lanjut, semua opsi tersedia.

"Dengan kekejaman mengerikan yang telah dilakukan junta, kondisi rezim ini tak normal," kata Price.

Pada Senin, militer Myanmar yang berkuasa mengumumkan bahwa mereka telah mengeksekusi empat aktivis demokrasi yang dituduh membantu "aksi teror". Dijatuhi hukuman mati dalam persidangan rahasia pada Januari dan April, keempat aktivis itu dituduh membantu gerakan perlawanan sipil yang telah memerangi militer sejak kudeta tahun lalu dan tindakan keras berdarah terhadap protes nasional.

Advertising
Advertising

Eksekusi pertama yang dilakukan Myanmar dalam beberapa dekade memicu kecaman internasional. Mereka yang dieksekusi adalah tokoh demokrasi Kyaw Min Yu atau lebih dikenal Ko Jimmy; mantan anggota parlemen dan artis hip-hop Phyo Zeya Thaw yang juga sekutu pemimpin terguling Myanmar Aung San Suu Kyi; dan dua orang lainnya, Hla Myo Aung dan Aung Thura Zaw.

Ibu dari Phyo Zeya Thaw mengatakan kepada VOA Burma bahwa dia dapat bertemu putranya secara virtual pada Jumat, tiga hari sebelum eksekusi mati.

Dia mengatakan bahwa otoritas penjara telah menolak untuk memberikan rincian tentang eksekusi putranya, termasuk hari dan waktu pasti kematian putranya, yang sangat penting dalam perencanaan ritual pemakaman tradisional. Petugas penjara juga mengatakan kepadanya bahwa tidak ada preseden di Penjara Insein untuk mengembalikan jasad ke keluarga.

Price pun meminta China untuk menekan Myanmar, “Tidak ada negara yang memiliki potensi untuk mempengaruhi kebijakan Myanmar lebih dari China.”Ia juga menyerukan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) untuk mempertahankan preseden yang melarang perwakilan junta dalam pertemuan ASEAN.

Baca juga: Junta Myanmar Eksekusi Mati 4 Aktivis, ASEAN Tak Digubris

SUMBER: REUTERS

Berita terkait

5 Kontroversi Sydney Sweeney, Aktris Amerika yang Sedang Naik Daun

5 jam lalu

5 Kontroversi Sydney Sweeney, Aktris Amerika yang Sedang Naik Daun

Sydney Sweeney aktris pemeran Madame Web kerap menuai kontroversi. Apa saja?

Baca Selengkapnya

AS Batasi Izin Ekspor Teknologi untuk Cina, Qualcomm dan Intel Tak Bisa Pasok Chip ke Huawei

20 jam lalu

AS Batasi Izin Ekspor Teknologi untuk Cina, Qualcomm dan Intel Tak Bisa Pasok Chip ke Huawei

AS membatasi izin ekspor teknologi untuk Cina. Qualcomm dan Intel tak lagi bisa memasok produknya ke perusahaan seperti Huawei.

Baca Selengkapnya

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

8 hari lalu

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

Tentara Arakan atau Arakan Army menyatakan telah menangkap ratusan anggota junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

13 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

14 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

18 hari lalu

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

Jaksa wilayah New York AS menuduh dua pedagang seni terkemuka melakukan perdagangan ilegal barang antik dari Indonesia dan Cina senilai US$3 juta.

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

18 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

19 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

20 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

21 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya