Warga Jepang Tolak Upacara Kenegaraan untuk Shinzo Abe, Kenapa?

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Jumat, 22 Juli 2022 15:45 WIB

Warga memberi penghormatan pada mendiang mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe di Kuil Zojoji, Tokyo, Jepang 12 Juli 2022. Eks PM Jepang Shinzo Abe meninggal ditembak dua kali saat berpidato kampanye di kota selatan Nara oleh seorang pria bernama Tetsuya Yamagami. REUTERS/Kim Kyung-Hoon

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Jepang akan mengadakan upacara pemakaman kenegaraan untuk mantan Perdana Menteri Shinzo Abe pada 27 September, di tengah penolakan warga yang tidak setuju negara mendanai upacara untuk perdana menteri terlama itu.

Abe, perdana menteri selama lebih dari delapan tahun dalam dua periode dan sangat berpengaruh di Partai Demokrat Liberal (LDP) berkuasa bahkan setelah meninggalkan jabatannya, ditembak mati dua minggu lalu saat kampanye.

Pemakamannya diadakan segera setelah itu, tetapi kabinet memutuskan pada hari Jumat bahwa upacara kenegaraan akan diadakan pada 27 September di Nippon Budokan di pusat Tokyo.

"Kami membuat keputusan ini, seperti yang telah dikatakan sebelumnya, karena rekor Abe sebagai perdana menteri terlama, di mana ia menggunakan keterampilan kepemimpinan yang berbeda dari yang lain dan memikul tanggung jawab berat untuk menangani sejumlah masalah domestik dan internasional yang serius," kata kepala sekretaris kabinet Hirokazu Matsuno pada konferensi pers, Jumat, 22 Juli 2022.

Upacara akan sepenuhnya dibiayai oleh dana negara yang kemungkinan akan diambil dari cadangan anggaran, katanya.

Pemakaman kenegaraan terakhir untuk seorang mantan perdana menteri yang dibiayai sepenuhnya oleh dana negara adalah pada 1967, dengan pemakaman dibayar sebagian oleh negara dan sebagian oleh LDP.

Advertising
Advertising

Namun rencana pemerintah itu mendapat penentangan. Sekitar 200 orang berkumpul di dekat kantor PM di Tokyo untuk memprotes keputusan tersebut. Penolakan juga disuarakan di media sosial karena pemakaian uang pajak, hingga tudingan pemerintah memanfaatkan kematian Abe untuk kepentingan politik.

Pada Kamis, 50 orang mengajukan gugatan di pengadilan Tokyo untuk menghentikan penggunaan dana publik dalam upaacara tersebut, dengan mengatakan seharusnya ada lebih banyak diskusi sebelum membuat keputusan.

Dalam jajak pendapat yang dilakukan lembaga penyiaran publik NHK, ada 49 persen responden mendukung gagasan upacara pemakaman kenegaraan, dan topik tersebut menjadi tren di media sosial pada hari Jumat.

Di Twitter, seorang pengguna dengan nama panggilan 'Yuki no Imogai' memposting, "(Perdana Menteri Fumio) Kishida selalu membual bahwa dia mendengarkan orang-orang, jadi mengapa dia tidak melakukannya sekarang?"

Yang lain membandingkan rencana tersebut dengan tanggapan pemerintah terhadap pandemi Covid-19, dengan kasus-kasus baru melonjak ke level rekor di Jepang minggu ini.

"Mengingat mereka tidak melakukan apa-apa tentang pandemi, bagaimana mereka bisa memutuskan ini begitu cepat?", diposting pengguna Twitter 'Heron'.

"Ambil uang yang akan Anda gunakan untuk pemakaman dan lakukan sesuatu tentang virus corona."

Reuters | Kyodo

Berita terkait

Serial Shogun akan Berlanjut, 2 Musim Tambahan

3 jam lalu

Serial Shogun akan Berlanjut, 2 Musim Tambahan

Serial populer Jepang Shogun akan berlanjut dua musim tambahan

Baca Selengkapnya

Hari Pertama Menjabat, PM Singapura Lawrence Wong Rapat Kabinet Hingga Telepon Prabowo

1 hari lalu

Hari Pertama Menjabat, PM Singapura Lawrence Wong Rapat Kabinet Hingga Telepon Prabowo

PM Lawrence Wong pada Kamis mulai bekerja, sehari setelah dilantik sebagai perdana menteri keempat Singapura.

Baca Selengkapnya

Ini Perkiraan Gaji TKI di Jepang dan Rincian Upah Minimumnya

3 hari lalu

Ini Perkiraan Gaji TKI di Jepang dan Rincian Upah Minimumnya

Berikut ini perkiraan gaji TKI di Jepang berdasarkan UMR masing-masing prefektur serta untuk pemagang. Ketahui informasinya sebelum mendaftar.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

3 hari lalu

Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebut bantuan beras merupakan langkah konkret untuk meringankan beban masyarakat.

Baca Selengkapnya

Duta Besar Masaki Yasushi Beri Penghargaan kepada Ketua Perhimpunan Alumni dari Jepang

3 hari lalu

Duta Besar Masaki Yasushi Beri Penghargaan kepada Ketua Perhimpunan Alumni dari Jepang

Perhimpunan Alumni dari Jepang (PERSADA) Jawa Barat telah berkontribusi mempromosikan hubungan persahabatan antara Jepang dan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Proyek MRT Jakarta Jalur Tomang-Medan Satria Dapat Kucuran Pinjaman Jepang Rp 14,5 Trilun

3 hari lalu

Proyek MRT Jakarta Jalur Tomang-Medan Satria Dapat Kucuran Pinjaman Jepang Rp 14,5 Trilun

Jepang berikan pinjaman 140,699 miliar Yen atau sekitar Rp 14,5 triliun untuk pembanguan MRT di Jakarta. Rencana pembangunan mulai Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

4 hari lalu

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

Senator AS Lindsey Graham melontarkan pernyataan kontroversial terkait agresi Israel di Gaza. Ia menyarankan Israel membom nuklir Gaza

Baca Selengkapnya

Jepang Gelontorkan Utang Rp14 T, Ini Pengembangan MRT dari Lebak Bulus ke Ancol dan Cikarang ke Balaraja

5 hari lalu

Jepang Gelontorkan Utang Rp14 T, Ini Pengembangan MRT dari Lebak Bulus ke Ancol dan Cikarang ke Balaraja

Pemerintah Indonesia dan Jepang menandatangani pertukaran nota pinjaman sekitar Rp14,5 triliun untuk proyek MRT Jalur Timur-Barat.

Baca Selengkapnya

Jepang Perkenalkan Pemesanan Online untuk Mendaki Gunung Fuji

5 hari lalu

Jepang Perkenalkan Pemesanan Online untuk Mendaki Gunung Fuji

Sistem pemesanan online untuk jalur paling populer Gunung Fuji diumumkan pada Senin 13 Mei 2024 oleh otoritas Jepang

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Pinjaman Rp14 Triliun ke Indonesia untuk Proyek MRT Koridor Timur-Barat

5 hari lalu

Jepang Kucurkan Pinjaman Rp14 Triliun ke Indonesia untuk Proyek MRT Koridor Timur-Barat

Jepang dan Kementerian Luar Negeri menandatangani pertukaran nota atau E/N senilai Rp14 triliun untuk Proyek MRT Koridor Timur-Barat

Baca Selengkapnya