Swedia Hukum Seumur Hidup Pejabat Iran, Terlibat Eksekusi 5.000 Tapol

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Jumat, 15 Juli 2022 09:04 WIB

Warga Iran di pelarian menyambut hukuman seumur hidup yang dijatuhkan pada Hamid Noury, mantan pejabat penuntutan Iran yang dituduh melakukan kejahatan terhadap hukum internasional dan pembunuhan di Iran pada tahun 1988, di luar Pengadilan Distrik Stockholm di Stockholm, Swedia 14 Juli 2022. Chris Anderson/Kantor Berita TT/via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Pengadilan di Swedia menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup kepada seorang mantan pejabat Iran karena perannya dalam eksekusi massal dan penyiksaan terhadap tahanan politik pada 1980-an.

Hamid Noury, 61 tahun, yang ditangkap di bandara Stockholm pada 2019, didakwa dengan kejahatan perang atas eksekusi massal dan penyiksaan tahanan politik di penjara Gohardasht di Karaj, Iran, pada 1988.

Saat menjatuhkan vonis dan hukumannya, Kamis, 14 Juli 2022, Pengadilan Distrik Stockholm mengatakan Noury, yang dikatakan sebagai asisten wakil jaksa di penjara, telah "bersama-sama dan berkolusi dengan orang lain terlibat dalam eksekusi", yang digambarkan sebagai " kejahatan serius terhadap hukum internasional".

Iran mengutuk putusan itu. "Iran benar-benar yakin bahwa hukuman Noury bermotif politik dan tidak memiliki validitas hukum," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani dalam sebuah pernyataan.

Kemenlu Iran memanggil kuasa usaha Swedia di Teheran untuk memprotes putusan tersebut.

Noury membantah tuduhan itu.

Advertising
Advertising

"Kami jelas kecewa bahwa klien kami telah dihukum. Kami sekarang akan menganalisis dan meninjau rincian yang ditemukan dalam putusan pengadilan bersama dengan klien kami," kata pengacara Noury, Daniel Marcus melalui email. "Kami akan mengajukan banding."

Amnesty International telah menempatkan jumlah yang dieksekusi atas perintah pemerintah sekitar 5.000 orang, mengatakan dalam laporan 2018 bahwa "jumlah sebenarnya bisa lebih tinggi". Iran tidak pernah mengakui pembunuhan itu.

Noury adalah satu-satunya orang sejauh ini yang menghadapi persidangan atas pembersihan yang menargetkan anggota Mujahidin Rakyat Iran, yang berperang di beberapa bagian Iran, serta pembangkang politik lainnya.

Disambut sorakan oposisi Iran

Di bawah hukum Swedia, pengadilan dapat mengadili warga negara Swedia dan warga negara lainnya atas kejahatan terhadap hukum internasional yang dilakukan di luar negeri.

Ratusan orang Iran di pengasingan yang berkumpul di pengadilan menyambut putusan dengan sorak-sorai gembira.

Reza Fallahi, 65 tahun, salah satu penggugat dalam kasus tersebut, berharap selama di penjara, Noury akan memberikan informasi tentang pembunuhan tersebut.

"Kami hanya mencari kebenaran dan keadilan," kaya Fallahi, yang menghabiskan 10 tahun di penjara di Iran karena mendukung oposisi.

Dewan Nasional Perlawanan Iran, sebuah kelompok payung oposisi, mengatakan dalam sebuah pernyataan "keadilan akan ditegakkan" ketika pejabat tertinggi dibawa ke pengadilan.

Kelompok hak asasi mengatakan Presiden Ebrahim Raisi adalah salah satu dari empat hakim yang mengawasi eksekusi.

Ketika ditanya tentang tuduhan, Raisi mengatakan kepada wartawan pada tahun 2021 bahwa "jika seorang hakim, seorang jaksa telah membela keamanan rakyat, dia harus dipuji".

Beberapa ulama Iran mengatakan pengadilan para tahanan itu adil.

Kasus ini telah memperburuk hubungan antara kedua negara, dengan Iran menyebut persidangan itu ilegal.

Pada Mei lalu, media Iran melaporkan peneliti Swedia-Iran Ahmadreza Djalali, yang dijatuhi hukuman mati atas tuduhan mata-mata untuk Israel, akan dieksekusi. Swedia juga mengatakan pada 6 Mei bahwa seorang turis Swedia telah ditahan di Iran.

Reuters

Berita terkait

Israel Resmi Menutup Operasional Al Jazeera

5 jam lalu

Israel Resmi Menutup Operasional Al Jazeera

Lewat pemungutan oleh anggota parlemen Israel, operasional Al Jazeera di Israel resmi ditutup karena dianggap menjadi ancaman keamanan

Baca Selengkapnya

Lagi, Warga Israel Unjuk Rasa Menuntut Sandera yang Ditahan Hamas Dibebaskan

12 jam lalu

Lagi, Warga Israel Unjuk Rasa Menuntut Sandera yang Ditahan Hamas Dibebaskan

Ribuan warga Israel berunjuk rasa di Tel Aviv menuntut Benjamin Netanyahu menerima proposal gencatan senjata Hamas demi dibebaskannya sandera

Baca Selengkapnya

Pembicaraan Damai Hamas dan Israel Dimulai Lagi

15 jam lalu

Pembicaraan Damai Hamas dan Israel Dimulai Lagi

Hamas tak berharap banyak pada pembicaraan damai kali ini karena Israel masih bersikukuh pada sikapnya yang tak mau mengakhiri perang Gaza.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

17 jam lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

18 jam lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

20 jam lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

1 hari lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

1 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

AJI Jakarta Ikut Tolak Project Cloud Google untuk Israel, Ini Alasannya

1 hari lalu

AJI Jakarta Ikut Tolak Project Cloud Google untuk Israel, Ini Alasannya

AJI Jakarta dengungkan boikot terhadap project cloud yang dikerjakan Google untuk Israel. Momentumnya diselarasakan dengan Hari Buruh 1 Mei.

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya