Dicecar di FMM G20 Bali, Rusia Pilih Bertahan

Reporter

Daniel Ahmad

Selasa, 12 Juli 2022 08:00 WIB

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov di Foreign Minister Meeting G20, Bali, Jumat, 8 Juli 2022. TEMPO/Daniel Ahmad

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dicecar Amerika Serikat dalam forum para Menteri Luar Negeri anggota G20 atau FMM G20 Bali pada 8 Juli 2022 di Bali. Inti persoalan mulai kekacauan pasokan pangan hingga ketersediaan energi.

"Kapan mereka sama sekali untuk tidak mengundangnya (Lavrov)?" kata pejabat di Kementerian Dalam Negeri Ukraina Anton Gerashchenko, saat membagikan cuplikan video Lavrov dan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi di acara Foreign Ministers' Meeting (FMM G20 Bali).

Suasana pertemuan para Menteri Luar Negeri anggota G20 (FMM G20 Bali) di Bali pada 8 Juli 2022. Sumber: ANTARA/Sigid Kurniawan

Advertising
Advertising

Invasi Rusia ke Ukraina telah menyebabkan adanya pergesekan di forum G20. Negara-negara Barat sudah mengusulkan pada Indonesia sebagai presidensi G20 tahun ini agar jangan mengundang Presiden Rusia Vladimir Putin ke KTT Bali pada November 2022, setelah invasi Rusia ke Ukraina. Sebagai gantinya, Indonesia diminta mengundang Ukraina.

Akan tetapi, Indonesia berkomitmen tetap mengundang Rusia meski di tengah ketegangan geopolitik ini. Kementerian Luar Negeri RI berulang kali mengatakan mengundang Rusia ke KTT G20 adalah bagian dari prosedur.

"Rusia adalah anggota G20," kata Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi saat ditanya Tempo bagaimana masa depan partisipasi Negeri Beruang Merah di pertemuan G20, Minggu, 10 Juli 2022.

Rusia tidak akan mundur dari G20 walau tekanan dari Barat sangat kuat. Lavrov dalam pidatonya pada sesi pleno FMM G20, seperti dikutip TASS, menegaskan pihaknya akan terus mempromosikan agenda pemersatu dan Moskow saat ini hanya memberi perhatian untuk kemitraan yang konstruktif mengingat potensi G20 dalam menangani masalah ekonomi sangat besar.

"Rusia akan secara konsisten berkontribusi membangun kerja sama yang tidak didasarkan pada pamer kekuatan, tetapi pada keseimbangan kepentingan yang diperhitungkan, penghormatan terhadap keragaman budaya dan peradaban, dan hak masyarakat untuk menentukan nasib mereka sendiri," kata Lavrov di sela-sela FMM G20 Bali.

Perang di Ukraina sudah berlangsung sejak Februari 2022. Invasi Rusia ke Ukraina itu, menyebabkan Rusia terkena sanksi ekonomi dari negara-negara Barat. Amerika Serikat, Inggris, dan negara Barat lainnya, mendukung Ukraina untuk melawan Rusia dengan mengirim bantuan senjata.

Rusia dituding jadi biang kerok masalah energi, pangan, dan ekonomi setelah Ukraina diserang. Moskow menolak tuduhan negara-negara Barat tersebut.

Guru Besar Hukum Internasional Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana, menilai Indonesia sebagai presidensi G20 sudah tepat membungkus adanya gencatan senjata dengan isu lebih besar, yaitu ancaman krisis pangan yang bisa melanda negara berkembang sehingga tidak dalam posisi mana yang salah atau mana yang benar.

"Seperti yang disampaikan Menlu Retno dalam pertemuan kemarin, multilateralisme yang menjadi solusi bagi permasalahan global. Kalau tidak ada komitmen politik bersama antara negara-negara-negara yang terlibat dalam perang, maka tidak akan mungkin masalah terselesaikan," katanya.

Sementara itu, Direktur Pusat Kajian Wilayah Amerika Universitas Indonesia Suzie Sudarman menyebut langkah Indonesia seyogianya disertai diplomasi kuat ke negara-negara lain, seperti India dan Afrika Selatan untuk sesegera mungkin membuat pernyataan agar Rusia menghentikan upaya pencaplokan wilayah Ukraina. Landasannya adalah UUD 1945, yakni ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan abadi dan keadilan sosial.

"Hal ini harus mengemuka dalam diplomasi Indonesia kalau sekedar bicara multilateralisme kurang menggigit, karena multilateralisme itu dibangun Amerika Serikat untuk mengabsahkan kekuasaannya sebagai hegemoni," kata Suzie.

Adapun soal fragmentasi di G20 ini, Retno mengakui masalah substansi yang dibahas memang menjumpai banyak tantangan. Tetapi semuanya masih ada di jalur yang tepat.

"Kita akan terus mencoba konsultasi dan komunikasi agar apa yang ingin kita capai selama presidensi G20 ini dapat tercapai," kata Retno.

Baca juga: Retno Marsudi Klarifikasi Walk Out Sergei Lavrov di FMM G20 Bali

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

3 jam lalu

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

Calon menhan Rusia yang ditunjuk oleh Presiden Vladimir Putin menekankan perlunya kesejahteraan yang lebih baik bagi personel militer.

Baca Selengkapnya

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

6 jam lalu

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

Presiden Rusia Vladimir Putin secara mengejutkan mengusulkan Andrei Belousov, seorang sipil ekonom menjadi menteri pertahanan.

Baca Selengkapnya

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

1 hari lalu

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

Rusia merebut lima desa dari Ukraina di wilayah Kharkiv. Rusia melakukan serangan besar-besaran di akhir pekan lalu.

Baca Selengkapnya

Plus Minus KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

2 hari lalu

Plus Minus KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

Rusia tidak diundang ke pertemuan tanggal 15-16 Juni 2024 dalam KTT Perdamaian Ukraina di Lucerne, Swiss.

Baca Selengkapnya

Biaya Perang Israel di Gaza Tembus Rp258 Triliun, Anggaran Mulai Tergerus

3 hari lalu

Biaya Perang Israel di Gaza Tembus Rp258 Triliun, Anggaran Mulai Tergerus

Israel telah menghabiskan dana sebesar 60 miliar shekel atau sekitar Rp258 triliun setelah tujuh bulan perang di Gaza.

Baca Selengkapnya

Warga Negara Rusia Disarankan Tak Melancong ke Meksiko

3 hari lalu

Warga Negara Rusia Disarankan Tak Melancong ke Meksiko

Warga negara Rusia agar mempertimbangkan rencana melancong ke Meksiko setelah otoritas di sana menolak lebih banyak pelancong Rusia

Baca Selengkapnya

Lawan Pasukan TNI Polri di Papua, TPNPB Mengaku Berbaur dengan Masyarakat adalah Strategi Perang

3 hari lalu

Lawan Pasukan TNI Polri di Papua, TPNPB Mengaku Berbaur dengan Masyarakat adalah Strategi Perang

TPNPB menyatakan sudah meminta masyarakat untuk meninggalkan delapan daerah yang mereka klaim sebagai wilayah perang di Papua.

Baca Selengkapnya

Rusia Ancam Prancis Akan Buru Tentaranya Jika Dikirim ke Ukraina

4 hari lalu

Rusia Ancam Prancis Akan Buru Tentaranya Jika Dikirim ke Ukraina

Rusia menemukan banyak warga negara Prancis yang tewas di Ukraina.

Baca Selengkapnya

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Presiden Volodymyr Zelensky

5 hari lalu

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Presiden Volodymyr Zelensky

Dinas Keamanan Ukraina mengatakan mereka menggagalkan rencana Rusia untuk membunuh Presiden Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

5 hari lalu

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Cina memainkan peran lebih besar dalam membantu negara-negara miskin yang terjebak utang.

Baca Selengkapnya