Retno Marsudi Klarifikasi Walk Out Sergei Lavrov di FMM G20 Bali

Reporter

Daniel Ahmad

Minggu, 10 Juli 2022 17:00 WIB

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi di pertemuan para Menteri Luar Negeri anggota G20 (FMM G20 Bali) pada Jumat, 8 Juli 2022. Sumber: Daniel Ahmad/TEMPO

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi buka suara perihal walk out Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dalam pertemuan G20 di Nusa Dua, Bali, Jumat, 8 Juli 2022 (FMM G20 Bali). Retno membenarkan Lavrov memang sempat pergi, namun pulang lagi untuk mengikuti forum.

"Lavrov kembali lagi ke tempat pertemuan. Saya lakukan pertemuan bilateral empat mata dengan Lavrov antara sesi 1 dan sesi 2," kata Retno kepada Tempo, Minggu, 10 Juli 2022.

"Di awal sesi dua, Lavrov juga ada. Pas dia mau pulang lebih dulu, Lavrov datang ke meja saya untuk pamit," ujarnya menambahkan.

Advertising
Advertising

Menlu Rusia Sergei Lavrov bersama Menlu Retno Marsudi di FMM G20 Bali, Jumat, 8 Juli 2022. (Tempo/Daniel Ahmad)

Sebelumnya Der Spiegel berdasarkan sumber, mewartakan Lavrov meninggalkan pertemuan di Bali setelah dia pidato. Dia juga mengabaikan pertanyaan dari Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock.

Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan Josep Borrell saat dijumpai usai pertemuan Jumat, membenarkan kabar ini. Borrell mengatakan, Lavrov tidak hadir pada sebagian besar sesi siang pertemuan G20 di Bali. Dia meninggalkan ruangan setelah memberikan pandangannya.

Lavrov yang bersedia diwawancara jurnalis pada siang hari mencela negara-negara Barat karena kritik masifnya di G20. Lavrov mengatakan, forum terlalu fokus pada perang Ukraina dan Barat menyia-nyiakan kesempatan untuk mengatasi masalah ekonomi global.

"'Agresor', 'penyerbu', 'penjajah' - kami mendengar banyak hal hari ini," kata Lavrov kepada wartawan.

Perang di Ukraina sudah berlangsung sejak Februari 2022. Invasi Rusia ke Ukraina itu menyebabkan Rusia terkena sanksi ekonomi dari negara-negara Barat. Amerika Serikat, Inggris, dan negara Barat lainnya, mendukung Ukraina untuk melawan Rusia dengan mengirim bantuan senjata.

Rusia dituding jadi biang kerok masalah energi, pangan, dan ekonomi setelah Ukraina diserang. Moskow menolak tuduhan negara-negara Barat tersebut.

Invasi Rusia ke Ukraina juga telah menyebabkan adanya pergesekan di forum G20. Negara-negara Barat sudah mengusulkan pada Indonesia sebagai presidensi G20 tahun ini agar tidak mengundang Presiden Vladimir Putin ke KTT Bali pada November 2022, setelah invasi Rusia ke Ukraina. Sebagai gantinya, Indonesia diminta mengundang Ukraina.

Retno mengatakan, FMM G20 Bali pekan lalu adalah pertemuan pertama bagi semua menteri luar negeri G20, yang hadir secara fisik dan dapat duduk bersama dalam satu ruangan, untuk membahas berbagai isu di tengah dunia yang sedang penuh tantangan.

"Kepemimpinan Indonesia diapresiasi oleh semua negara anggota G20," katanya.

Sedangkan terkait fragmentasi di G20 ini, Retno mengakui bahwa masalah substansi yang dibahas memang menjumpai banyak tantangan. Tapi semuanya masih ada di jalur yang tepat.

Baca juga: Anggota G20 Soroti Lonjakan Harga Pangan dan Energi

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Indonesia dan Papua Nugini Sepakat Memperkuat Kerja Sama

4 hari lalu

Indonesia dan Papua Nugini Sepakat Memperkuat Kerja Sama

Retno marsudi mengapresiasi Papua Nugini (PNG) karena telah membangun hubungan yang kuat dengan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Kunjungan Kerja ke SD Wutung di Perbatasan Indonesia-Papua Nugini

5 hari lalu

Retno Marsudi Kunjungan Kerja ke SD Wutung di Perbatasan Indonesia-Papua Nugini

Retno Marsudi menjelaskan SD Wutung di kawasan perbatasan RI-Papua Nugini milik Papua Nugini, namun direnovasi dengan bantuan Indonesia

Baca Selengkapnya

Indonesia Siapkan 4 Proyek di Papua Nugini, Revitalisasi Sekolah hingga Beasiswa PNS

5 hari lalu

Indonesia Siapkan 4 Proyek di Papua Nugini, Revitalisasi Sekolah hingga Beasiswa PNS

Pemerintah Indonesia tahun ini menyiapkan empat proyek untuk pembangunan negara tetangganya, Papua Nugini.

Baca Selengkapnya

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

6 hari lalu

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Cina memainkan peran lebih besar dalam membantu negara-negara miskin yang terjebak utang.

Baca Selengkapnya

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

7 hari lalu

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

Dubes Ukraina mengatakan pemerintah Indonesia belum mengonfirmasi kehadiran di KTT Perdamaian, yang akan berlangsung di Swiss bulan depan.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Undang Gambia ke Indonesia-Africa Forum di Bali

7 hari lalu

Menlu Retno Undang Gambia ke Indonesia-Africa Forum di Bali

Indonesia-Africa Forum kedua akan diselenggarakan di Bali pada 3 - 4 September 2024. Menlu Retno mengundang perwakilan dari Gambia.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

9 hari lalu

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

Retno Marsudi menyoroti kesenjangan pembangunan sebagai tantangan besar yang dihadapi negara-negara anggota OKI

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Singgung Isu Palestina di KTT OKI

9 hari lalu

Retno Marsudi Singgung Isu Palestina di KTT OKI

Retno Marsudi mengingatkan seluruh negara anggota OKI berutang kemerdekaan kepada rakyat Palestina.

Baca Selengkapnya

Kunjungan Kerja ke Turkiye, Retno Marsudi Bawa Isu Palestina

11 hari lalu

Kunjungan Kerja ke Turkiye, Retno Marsudi Bawa Isu Palestina

Retno Marsudi menyebut Turkiye dan Indonesia sepakat perlunya memperkuat kolaborasi kedua negara guna mendukung perjuangan bangsa Palestina.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

11 hari lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya