Rusia Mobilisasi Pasukan Cadangan ke Perbatasan Ukraina, AS Kirim Senjata Rp 6 Triliun

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Sabtu, 9 Juli 2022 16:25 WIB

Ilustrasi tentara Rusia. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Rusia sedang memobilisasi pasukan cadangannya dari seluruh negeri dan mengumpulkan mereka di dekat Ukraina, demikian laporan intelijen militer Inggris, Sabtu, 9 Juli 2022. Pemusatan ini diduga untuk operasi ofensif di masa depan.

Sebagian besar unit infanteri Rusia yang baru kemungkinan akan dikerahkan dengan kendaraan lapis baja MT-LB yang diambil dari penyimpanan jangka panjang sebagai transportasi utama mereka, kata Kementerian Pertahanan Inggris dalam buletin reguler yang diunggah di akun Twitter.

Belum ada tanggapan dari Rusia atas pernyataan Kemenhan Inggris itu.

Sementara itu, Presiden AS Joe Biden menandatangani paket senjata baru senilai hingga $400 juta atau hampir Rp 6 triliun untuk Ukraina pada hari Jumat, termasuk empat tambahan sistem roket artileri mobilitas tinggi (HIMARS) dan lebih banyak amunisi.

Bantuan baru AS dimaksudkan untuk mendukung Ukraina saat menghadapi serangan berat artileri Rusia.

Advertising
Advertising

Sejak invasi 24 Februari, pasukan Rusia telah menguasai sebagian besar wilayah di sisi selatan Ukraina di atas Krimea, yang dianeksasi Rusia pada 2014. Rusia perlahan mendorong pasukan Ukraina keluar dari dua wilayah pemberontak yang didukung Rusia di Ukraina timur.

Seorang pejabat senior pertahanan AS, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan HIMARS tambahan akan membuat jumlah total sistem ini menjadi 12.

"Ukraina sekarang telah berhasil menyerang lokasi Rusia di Ukraina, lebih dalam di belakang garis depan dan mengganggu kemampuan Rusia untuk melakukan operasi artileri itu," kata pejabat itu.

Pejabat itu menambahkan bahwa semua HIMARS yang diberikan ke Ukraina diperhitungkan setelah kementerian pertahanan Rusia awal pekan ini mengatakan telah menghancurkan dua sistem HIMARS dan gudang amunisi mereka di Ukraina timur.

Amerika Serikat mulai menyediakan sistem senjata roket presisi tinggi ke Ukraina bulan lalu setelah menerima jaminan dari Kyiv bahwa mereka tidak akan menggunakannya untuk mencapai target di dalam wilayah Rusia.

Ukraina belum menggunakan sistem HIMARS untuk menyerang di luar Ukraina, kata pejabat itu.

Paket senjata terbaru juga mencakup amunisi yang lebih tepat untuk sistem artileri howitzer, yang biasa digunakan militer AS tetapi belum diberikan ke Kyiv.

Ribuan orang telah tewas di Ukraina dan jutaan mengungsi sejak invasi Rusia, yang Moskow sebut sebagai operasi militer khusus untuk melucuti senjata dan "denazifikasi" Ukraina.

Ketika Amerika Serikat dan sekutunya memberi Ukraina senjata yang semakin canggih, Washington telah mengadakan diskusi dengan Kyiv tentang bahaya eskalasi jika menyerang jauh di dalam Rusia, pejabat AS dan diplomat mengatakan kepada Reuters.

Amerika Serikat telah memberikan bantuan senjata sekitar $7,3 miliar atau Rp109 triliun sejak pasukan Rusia masuk ke Ukraina.

Berita terkait

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

21 menit lalu

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

Ditundanya pengiriman senjata dari Amerika Serikat membuat pemerintah Israel kebingungan.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

1 jam lalu

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

Aksi ini terinspirasi dari gerakan demonstrasi masif dan berskala besar yang dilakukan para mahasiswa di AS, Eropa, dan sejumlah negara lain.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

1 jam lalu

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

Volodymyr Zelensky disebut Kementerian Luar Negeri Rusia sedang hilang akal karena membawa-bawa Tuhan dalam konflik dengan Moskow.

Baca Selengkapnya

Zelensky Masuk dalam Daftar Buron Rusia, Ukraina Sebut Moskow Putus Asa

4 jam lalu

Zelensky Masuk dalam Daftar Buron Rusia, Ukraina Sebut Moskow Putus Asa

Ukraina menyebut Rusia mencari perhatian karena menetapkan Presiden Zelensky sebagai buronan.

Baca Selengkapnya

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

1 hari lalu

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

Pemerintah Indonesia bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris Greg Hands MP untuk membahas sejumlah kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan.

Baca Selengkapnya

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

1 hari lalu

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

Kementerian Dalam Negeri Rusia mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

1 hari lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

1 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

2 hari lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya